Telpon Mebius tiba-tiba berdering. Mebius mengangkat telpon itu.
"Halo?"
"Kyaaaaa.....!!!!!!! Ternyata benar kamu Mebius yang imut itu kan??????? I love you, besok aku bawain kamu apa? Coklat atau bunga? Atau kau ingin tubuhku?" Suara sasaeng yang memekikkan telinga itu (sampai Mebius harus menjauhkan telpon) tergantikan oleh ekspresi ternganga sekaligus terkejut karena apa yang baru saja di katakan sasaeng itu. Langsung saja dia mematikan telpon itu.
Mebius segera berlari keluar dari kamarnya dan ketika hendak keluar rumah, Mebius dihentikan oleh Ace.
"Mebius chan mau kemana?" Tanya Ace, wajahnya didekatkan pada Mebius.
"Eehhhmmmm........ mau bermain dengan Hikari kenapa?" Jawab Mebius, dianya udah mulai keringat dingin.
"Nanti dulu, temani aku di kamar ya. Kita berdua harus dekat satu sama lain sekalian aku ingin............." belum selesai Ace ngomong, Mebius sudah keluar dari rumahnya.
'Kalau Ace nii-san bicara seperti itu, artinya........ iiihhhhhhh jangan deh' batin Mebius ketakutan.
Nah akhirnya sampailah ultra cilik kita yang imut di tempat Hikari alias rumah pohon.
(Readers: kok gak ke counter pulsa?
Author: kan Mebius belum di kasih jam tangan sama Hikari
Readers: oohhhh)
Mebius pun menceritakan apa yang dialaminya. Yah kalian taulah reaksi Hikari kayak gimana.
"Astagfirullah kok gitu sekali sih masih kecil udah berani bilang begituan," Hikari menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau kita kerjain dia sesuai rencana kita?" Usul Mebius.
"Oke aku akan mempersiapkan alatnya," Hikari mulai mencari keperluan untuk rencana kali ini.
Hp, sim card, masker (tapi bedanya masker ini dapat menyamarkan suara dan jenis suaranya banyak), serta komputer untuk melacak no. hp (bisa juga buat ngecek nomornya masih aktif apa kagak) alat sederhana yang diperlukan untuk membalas para sasaeng. Hikari mulai menyalakan komputer kemudian Mebius membacakan nomornya (jadi aturannya di tanah cahaya nomor telponnya diawali angka +98, misalnya nomor sasaeng Mebius adalah +9812378).
Hikari pun melacak nomor tersebut sekalian ngecek aktif apa nggak (soalnya kalau sasaeng di tanah cahaya suka gonta ganti nomor hp). Setelah menunggu 5 menit, Hikari berhasil melacak nomor tersebut yang ternyata masih aktif. Sekarang giliran Mebius untuk beraksi. Mebius sudah menggunakan masker suara, sim card pun sudah dimasukkan ke dalam hp dan Mebius memencet tombol nomor lalu menekan tombol panggil.
"Halo? Ini siapa ya?" Tanya si penelpon.
"Aku adalah DX, kau tak perlu tau banyak. Tapi kau harus segera menjauh dari Mebius dan Hikari, kalau tidak aku akan membunuhmu," ancam Mebius.
"Hah aku gak percaya," telpon itu pun di tutup.
"Bagaimana ini Hikari?" Tanya Mebius.
"Hhhmmmm,,,,,,,, kita harus membuat surat ancaman palsu. Aku punya kemampuan untuk merubah tulisan, jadi aku bisa menulis surat itu dengan tinta merah sehingga terlihat realistis," usul Hikari.
Mebius menganggukkan kepalanya, kemudian mereka membuat surat palsu dan pergi menuju ke rumah sasaeng itu (kebetulan tadi alamat rumah sasaeng itu juga terlacak jadi gampang buat ngerjainnya).
Mereka meninggalkan surat tersebut di depan pintu, tak lupa mereka memencet bel rumah kemudian bersembunyi.
Yang punya rumah pun keluar tapi dia kebingungan karena tidak ada orang. Dia menengok ke bawah dan melihat surat yang ditinggalkan oleh duo imut. Dia pun membawa surat itu ke dalam sementara Hikari dan Mebius menyeringai senang. Mereka yakin dia akan ketakutan.Hai para readers, kali ini rencana Mebius dan Hikari berjalan. Apakah hal ini bakalan membuat heboh satu sekolah?????🤔🤔🤔🤔
Ikuti terus kelanjutannya,
Jangan lupa vote dan comment kalian 😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN MEBIUS (Season 1): THE LITTLE BROTHERS [COMPLETED]
FanfictionUltraman Mebius kecil di adopsi oleh Ayah Ultra dan Ibu Ultra saat dia kehilangan orang tuanya. Saat itu pula dia menjadi adik sekaligus murid dari ultra warrior paling di segani yaitu Ultraman Taro. NOTE: Ini adalah fanfiction pertama aku. Ultraman...