Mebius dan Hikari terbangun jam 14.00 siang, mereka menuju dapur untuk membuat makanan.
"Hikari, kita masak apa?" Tanya Mebius sambil mengecek isi kulkas.
"Hhhmmmm ikan goreng, tumis kangkung sama tempe goreng," jawab Hikari.
Mereka pun menyiapkan bahan makanan dan mulai memasak. Kebetulan Hikari dan Mebius pandai masak jadi gak akan gosong (aduh laper nih authornya😁). Mereka mulai membersihkan ikan yang baru dibeli (mereka sempetin dulu ke pasar tadi sesudah bangun), lalu mengiris bawang merah and the genk (maksudnya cabe sama bawang putih), panaskan minyak, dan lain-lain. 30 menit kemudian, makanan telah siap saji di meja.
"Enaknya....... kau belajar masak darimana?" Tanya Hikari sambil mencomot tempe goreng.
"Aku sudah belajar masak dari kecil jadi aku bisa mandiri," jawab Mebius.
Sesudah melahap habis seluruh makanan, mereka memikirkan strategi untuk melawan si penculik.
"Kita sudah tau siapa penculik kita. Kupikir dia mengetahui kita dengan cara menyamar menjadi siswa. Yang jadi pertanyaannya adalah kenapa dia menculik kita dan bagaimana cara mendapatkan bantuan para ultra dewasa sedangkan kita belum bisa membuat ultra sign," Hikari memulai pembicaraan.
Cukup lama mereka mikir, bahkan sampai hari menjelang malam pun mereka masih mikir. Dan akhirnya........
"Aku tahu!" Mebius berkata dengan suara keras.
"Apa!?" Tanya Hikari penuh semangat.
"Kita pakai lampu sorot," kata Mebius.
"Lampu sorot?" Hikari bingung.
"Iya, aku baru ingat kalau aku punya lampu sorot. Biasanya kalau aku ingin latihan ultra sign, aku menggunakan lampu sorot sebagai media. Kita bisa menggunakan kekuatan kita yang kecil untuk merangkai pesan di langit. Dan aku yakin pesan itu bisa dibaca," jelas Mebius.
"Kalau begitu ayo kita lakukan," Hikari menarik tangan Mebius penuh semangat sementara Mebius menunjukkan letak lampu sorot itu. Setelah ketemu, mereka segera ke atap kemudian menyalakan lampu sorot. Mereka meletakkan tangan di belakang lampu sorot, memejamkan mata dan menulis pesan di langit hingga tulisan itu tampak.
.
.
.
.
.
Di sisi lain, 80 menemukan ultra sign yang berasal dari Mebius dan Hikari.
"Komandan!! aku mendapat pesan," kata-kata 80 membuat seluruh ultra yang ada di ruangan itu terbangun.
"Jangan teriak dong!!!!" Zoffy memarahi 80 yang hanya di balas dengan cengiran. Gimana Zoffy gak marah, dia dibangunin dengan cara tidak enak yang membuat kepalanya pusing.
"Pesan dari siapa?? Terus apa isinya??" Tanya Taro dan Risa bersamaan.
"Ini dari Mebius dan Hikari, mereka bilang mereka butuh bantuan untuk menangkap penculik secepatnya karena mereka di kejar si penculik itu," jawab 80.
"Wow!! ternyata mereka bisa mengirim ultra sign," Marie bangga dengan duo imut itu.
"Mereka pasti punya cara," Seven membaca pesan itu dengan penuh selidik.
"Ya sudah, Ultraman, Seven, Jack, Ace dan Taro kalian pergilah mencari mereka," perintah Ken.
"Baik!" Dan mereka pun pergi terbang ke arah pesan itu muncul.
.
.
.
.
.
"Kuharap pesan kita tersampaikan," kata Hikari.
"Aku juga," timpal Mebius.
"Kalian ada disini rupanya!" Seseorang mengagetkan mereka dan ternyata dia adalah Shila.
"Kenapa kau menginginkan kami!?" Tanya Mebius marah.
"Kalian adalah putraku, kalian tidak pantas bersama Marie. Gara-gara aku tidak dapat cinta dari Ken, aku akan mengambil kalian sebagai jaminan agar Ken bisa menjadi suamiku," jawab Shila.
"Tunggu kau menginginkan ibu?" Hikari dan Mebius berkata bersamaan dan tentu saja Mebius bingung karena Hikari memanggil Marie dengan sebutan ibu.
Seolah memahami kebingungan Mebius, Hikari berkata "aku dulu di adopsi oleh Marie sebagai anaknya. Tentu saja aku menerimanya. Tapi beberapa lama kemudian, aku merasa tidak pantas menjadi anaknya. Karenanya aku diam-diam pergi dari rumah".
Cerita Hikari membuat Mebius merasa sedih, dia tidak tahu mengapa.
"Sudahkah ceritanya? Ayo pulanglah anakku," Shila berusaha menarik tangan mereka dan membawanya pergi. Tapi mereka berhasil melepaskan diri. Mereka memulai perlawanan dengan teknik yang sudah diajarkan di sekolah. Shila pun tak mau kalah, dia menendang Mebius dan memukul Hikari tanpa rasa kasihan. Mereka terus beradu pukulan dan tendangan 2 vs 1.
.
.
.
.
.
"Dimana lokasinya?" Tanya Ultraman melalui telepati.
"700 meter di sebelah barat markas," jawab 80.
"Apakah kau punya rencana?" Tanya Ace pada Seven.
"Aku masih memikirkannya," Seven merespon.
"Lebih baik kita cepat sebelum penculik itu membawa mereka lagi," Taro mempercepat terbangnya dan meninggalkan yang lain.
"TUNGGU!!!!!!!!" Mereka segera mengejar si Taro yang tidak sabaran.Halo para readers aku balik lagi nih😁😁 maaf ya kalian kelamaan nunggu karena author lagi banyak tugas, maklum dah kelas 3.
Sebentar lagi, cerita sasaeng ini akan berakhir dan Mebius serta Hikari memulai petualangan lainnya. Cerita ini di jamin bakalan panjang atau mungkin gak akan tamat. Tergantung author dan Tuhan.
Ikuti kelanjutannya ya!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN MEBIUS (Season 1): THE LITTLE BROTHERS [COMPLETED]
FanfictionUltraman Mebius kecil di adopsi oleh Ayah Ultra dan Ibu Ultra saat dia kehilangan orang tuanya. Saat itu pula dia menjadi adik sekaligus murid dari ultra warrior paling di segani yaitu Ultraman Taro. NOTE: Ini adalah fanfiction pertama aku. Ultraman...