"Zero, maafkan aku ayahmu harus mati seperti ini," Astra merasa bersalah gak bisa melindungi Seven.
Zero naik ke atas tubuh ayahnya, mengeluarkan kekuatannya. Secara ajaib luka yang sebelumnya parah sembuh dengan sendirinya.Dan......................
"Di-dimana a-aku?" Seven mulai tersadar.
"Kita masih di tempat penculik, tapi lihatlah siapa yang diatas tubuhmu," Astra tersenyum.
Seven melihat ke arah yang ditunjuk Astra dan sangat terkejut karena bayinya ada bersamanya.
"Zero!? Bagaimana bisa!?"
"Anakmu sudah membangkitkan kekuatannya dan dia kesini dengan portal buatannya," jelas Astra.
"Benarkah?" Seven menatap Zero.
Zero tersenyum menatap sang ayah kemudian dia pun mulai membuka mulutnya.
"Ayah," ucap Zero dengan suara imut.
Seven dan Astra lagi-lagi terkejut, Zero telah mengucapkan kata pertamanya.
"Kau bilang apa nak?" Seven memastikan.
"Ayah," ucap Zero lagi.
"Astra! Zero memanggilku ayah!" Seven memeluk anaknya saking bahagianya.
"Dia telah mengucapkan kata pertamanya, aku terhura," Astra terharu (Astra kadang salah mengucap kata).
Zero memegang wajah ayahnya, Seven tersenyum melihat Zero.
"Nii-san, kita harus kabur selagi bisa," kata Astra.
"Kau benar, ayo kita pergi," Seven dan Astra pun pergi meninggalkan lokasi bersama Zero.
.
.
.
Di tempat Mebius...............
Mebius dan yang lain masih terus berjalan menelusuri hutan yang lebat dan gelap kayak hatiku yang hancur di tinggal sama dia (bucin kali).
"Hey liat itu," Seth menunjuk ke arah seseorang yang berjalan.
"Eh siapa tuh?" Tanya Toki.
"Bahaya! Aura negatifnya kuat!" Sahut Master Shino.
Dan orang itu tak lain dan tak bukan adalah Leo alias pacar author (huaaaa!!! Ayang beb!!!!!😭😭
Readers: buset dah! Ngehalu lagi nih author)
"Pak Leo!!!!" Mebius and the genk sangat terkejut dengan kehadiran Leo.
"Dia bukan Leo," kata Lucky.
"Lihat matanya, beda banget," ujar Run.
"Run benar, matanya merah menyala dan auranya gelap," ucap Master Tsurugi.
"Mau apa kalian!?" Dengar suaranya Leo eh maksudnya Jikininki udah menakutkan banget.
"Serem anjiir!" Pekik Seth.
"Suaranya lebih berat," komen Hikari.
"Mana Astra dan Seven!?"
"Balikin Leo!"
Suara Master Shino dan Tsurugi gak kalah menakutkan bahkan menimbulkan gempa bumi.
"AAAHHHHH!!!! GEMPA BUMI!!!!!!" Lucky langsung loncat sedangkan Run membopong tubuh Lucky, tapi karena tidak siap akhirnya mereka terjatuh.
"ALLAHU AKBAR!!!!!!" anak-anak gak kalah teriak saat gempa berlangsung sambil memeluk pohon beringin
(Setan1: beraninya anak-anak nih meluk rumahku!
Setan 2: udahlah biarin, wajar aja mereka takut, kan ada gempa tadi
Setan 1: hhhmmm iya deh).
.
.
.
Di markas...........
Gempa bumi terasa di planet ultra, memaksa para warga keluar rumah.
"Besar sekali gempanya," Yuka ngos-ngosan akibat terkejut.
"Dimana pusatnya?" Tanya Ken.
"Kurasa anda tak akan percaya ini, pusatnya ada di suara Master Shino dan Tsurugi," 80 menunjukkan lokasi pusat gempa lewat aplikasi buatannya yaitu 'IBAPU (Info Bencana Alam di Planet Ultra)'
"Astagfirullah, ternyata mereka pusatnya," Marie mengelus dada.
"Sangat hebat," komen Risa.
.
.
.
Balik lagi ke hutan................
"Wow! Hebat sekali suara kalian," puji Jikininki.
"Sudah ayo kita bertarung!" Master Tsurugi udah menyiapkan pedang dengan lafadz Allah.
"Hohoho ayo kita bertarung!" Jikininki udah membawa kapak dengan aura gelap di sekelilingnya.
"Wokeh aku akan ikut!" Master Shino udah menyiapkan tasbih di tangan kanan dan pisau dengan lafadz Allah di tangan kiri.
"HIYAAAA!!!!!!!" pertarungan sengit pun terjadi.Di pohon beringin.............
"Astaga pak Lucky sama pak Run pingsan," Mina menunjuk dua orang yang terkapar di tanah dengan tidak elit akibat gempa.
"Mungkin karena gempanya tiba-tiba makanya mereka gagal menjaga keseimbangan dan jatuh," ujar Hikari.
"Jangan lupa shock," Seth menambahkan.
"Tapi Master Hantu bersaudara sedang melawan setan jelek itu," Mebius menonton pertarungan.
"SIAPA YANG KAU BILANG JELEK BOCAH!? AKU INI TAMVAN!!!" Jikininki ngamuk ke arah Mebius.
"Yeeee malah gak ngaku," Mebius mencibir.
"Tamvan apanya? Kulit keriput, badannya pendek, kerdil, mukanya seram, gigi gak rapi, botak, gak pake baju, kerjaannya cuma numpang di tubuh orang," ejek Toki.
"APA!?"
"Hey setan! Fokus ke pertarungan!" Pertarungan pun terus berlanjut.
.
.
.
Seven dan Astra berlari menjauh dari tempat seram itu, menembus kegelapan. Ketika berlari, mereka merasakan gempa dahsyat. Tapi untungnya mereka selamat.
"Gempa bumi?" Astra kebingungan.
"Huh tak apa," kata Seven.
Zero mengeliat di gendongan ayahnya, tangannya seolah menunjuk ke arah barat.
"Ada apa sayang?" Seven memperhatikan gerakan tangan anaknya.
"Dia menunjuk ke arah barat," ucap Astra.
"Ada apa disana?" Tanya Seven.
"Sepertinya anakmu merasakan kekuatan negatif dari arah sana," jawab Astra.
"Hhhmmm kau benar, aku juga merasakannya kalau begitu kita kesana,"Maaf ya guys, harusnya senin cerita ini dipublikasikan, tapi gara gara kuota habis (uuuhhh sedihnya) cerita ini baru bisa di update sekarang.
Ikuti kelanjutannya😁😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN MEBIUS (Season 1): THE LITTLE BROTHERS [COMPLETED]
FanficUltraman Mebius kecil di adopsi oleh Ayah Ultra dan Ibu Ultra saat dia kehilangan orang tuanya. Saat itu pula dia menjadi adik sekaligus murid dari ultra warrior paling di segani yaitu Ultraman Taro. NOTE: Ini adalah fanfiction pertama aku. Ultraman...