Sudah 1 bulan sejak Mebius dan kawan-kawannya masuk SD, mereka begitu menikmati sekolahnya. Kali ini pelajarannya adalah seni perang dengan pak Leo sebagai gurunya.
"Pak Leo lama bener," gerutu Toki.
"Nanti waktu pak Leo datang kamu malah takut," timpal Mina.
"Tumben kamu mikirin pak Leo," Seth meminum soda yang dia beli di kantin.
"Gak tau nih, perasaanku mengatakan pak Leo gak dateng," jawab Toki.
Hikari dan Mebius tiba-tiba mendobrak pintu kelas dan tepar di lantai.
"We kalian kenapa?" Tanya Seth.
"Hah.......hah..............hah.......... guys, ada berita buruk," Mebius ngos-ngosan.
"APA!?" satu kelas auto teriak.
"Pak Leo dia..........." belum selesai Hikari ngomong sudah nongol tuh si Leo di depan pintu.
"Kalian kenapa?"
"AAAAAAHHHHHHHHH!!!!!!!!!" satu kelas langsung berlari keluar.
Sekujur tubuh Leo dipenuhi darah segar, tangannya memegang golok, mukanya udah hancur tapi malah tersenyum, tubuhnya penuh luka busuk.
"Anak-anak, ayo kita belajar," Leo ngejar para murid sambil mengayunkan golok membabi buta.
Satu persatu para siswa terbunuh, anggota tubuh mereka terpotong, dan sekarang yang tersisa adalah Mebius, Hikari, Seth, Mina dan Toki.
"Kesini," Leo masih aja ngejar mereka.
"Kok pak Leo jadi begini!?" Seth berteriak.
"Apa yang terjadi?" Mina meneteskan air mata.
Mereka terus berlari, tanpa sadar mereka ada di tengah jalan dan...............
"AAAAHHHHHH!!!!!!!!!"BRUAKKKKK!!!!
Mereka tertabrak truk dan tubuh mereka terlindas. Leo tersenyum menatap mayat mereka sementara warga lain yang menyaksikan memandang dengan penuh kengerian.
.
.
.
"Aaahhhhhh!!!!!!" Teriakan seorang anak kecil membuat orang yang ada di sebelahnya terbangun.
"Ada apa Mebius?" Hikari terkejut.
"Aku mimpi buruk, pak Leo membunuh kita semua," Mebius ngejelasin dengan ketakutan.
"Tenang aja itu cuma mimpi," Hikari menenangkan Mebius.
"Tapi aku takut itu kenyataan," Mebius nampak gemetar.
"Tidak semua mimpi itu benar, kamu tidur aja ya," Hikari menyanyikan lagu pengantar tidur.
.
.
Keesokan paginya, mereka pergi ke sekolah dengan riang. Pelajaran kali ini adalah seni perang, siapa lagi kalau bukan Leo yang ngajar.
"Kok pak Leo lama?" Toki memandangi jam dinding.
"Aku dan Mebius akan memeriksa," Hikari menggaet tangan Mebius dan pergi meninggalkan kelas.
.
.
.
Situasi sekolah nampak begitu tenang, sampai sebuah teriakan membuat semua orang di ruang guru terkejut.
"Aaaaaahhhhhhh!!!!!!!"
"Apa itu!?" Dyna bertanya.
"Aku tidak tahu, ayo kita periksa," Tiga berjalan keluar.
Tiga dan Dyna telah sampai di sumber suara yang ternyata.............
"APA YANG KAU LAKUKAN!?" Tiga berteriak ngeri sementara Dyna diam membeku.
Seorang siswi terbunuh dengan tragis, badannya di potong, organnya berceceran dimana-mana, dan yang paling mengejutkan pembunuhnya adalah........................Halo guys lama gak ketemu😁 sebelumnya author mau minta maaf karena udah seminggu lebih gak publish nih cerita, sekarang author udah kelas 3 SMK jadi harus fokus sama ujian. Tenang aja semua cerita yang aku publish bakal dilanjutin kok.
Ikuti kelanjutannya😁😁😁😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
ULTRAMAN MEBIUS (Season 1): THE LITTLE BROTHERS [COMPLETED]
FanfictionUltraman Mebius kecil di adopsi oleh Ayah Ultra dan Ibu Ultra saat dia kehilangan orang tuanya. Saat itu pula dia menjadi adik sekaligus murid dari ultra warrior paling di segani yaitu Ultraman Taro. NOTE: Ini adalah fanfiction pertama aku. Ultraman...