Prolog

14.1K 330 2
                                    

Lantunan surah Al-Kahf terdengar begitu merdu di telingaku, aku yang tengah asik mendengarkan muhrotal dengan terpaksa harus menghentikan semua itu kala Umi mengetuk pintu kamarku dan memanggil namaku.

Aku mematikan muhrotal itu dan segera berdiri untuk membuka pintu, pemandangan pertama yang aku lihat dari Umi adalah senyumannya, ia tersenyum penuh haru saat menatapku.

"Ada apa Umi?" Tak kunjung memberikan respon akan wajah bingungku, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.

"Sekarang kamu ganti baju, pake gamis terbaik yang kamu punya." Ujarnya, bukannya membuatku puas akan rasa bingungku, jawaban Umi itu malah membuatku semakin penasaran.

Umi mendorong tubuhku, ia menuntunku untuk menelusuri isi lemari, akhirnya pilihannya terjatuh pada sebuah gamis berwarna abu.

"Ayo pakai Ra."

"Umi, Zafira itu nggak akan kemana-mana, kenapa harus ganti baju?"

"Di bawah Abi lagi ngobrol sama cowok."

Aku menyengit. "Cowok?"

"Nak Hanif ngelamar kamu Ra."

Deg!

Pak Hanif?

Bagai di sambar petir di siang hari, ucapan Umi itu begitu telak menghancurkan isi hatiku, aku mundur beberapa langkah untuk kemudian duduk di sofa yang berada di kamar, beristigfar.

"Astagfilulah, astagfilulah." Aku memegang dadaku sendiri, merasakan detakkan jantung yang berdegup tidak normal.

"Zafira kamu kenapa? Semuanya baik-baik ajakan?" Umi bertanya, dan aku segera menatapnya.

"Umi, Zafira kan baru lulus SMA satu bulan yang lalu."

"Terus?"

"Umi, Zafira takut." Ujarku, kemudian Umi memeluk tubuhku, berada di barisan paling depan saat aku merasa takut dan tak mampu berdiri lebih lama.

"Semuanya akan baik-baik saja Zafira."

---
Bersambung
Wiwit Widianti
6 Oktober 2019

Dear Imamku (IS 1) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang