1 - Siang & Malam

16.4K 710 50
                                    

"Pagi Kak Surya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi Kak Surya..."

"Kak Surya udah sarapan belum?"

"Pagi Kak ketos!"

"Kak Surya kok makin manis aja sih diliatnya?"

"Kak Surya, nanti kita ngantin bareng yuk!"

Cowok yang disapa itu hanya mengangguk sebagai jawaban, sesekali melempar senyum manis yang memabukkan.

Alias Surya Gerhana. Layaknya surya yang tersampir di tengah namanya, Surya benar-benar bersinar di SMA Galaksi. Ketua OSIS idaman para kaum Hawa. Baik, ramah, murah senyum, supel, pintar, dan jangan lupakan paras yang tidak mampu ditolak itu. Seorang Surya ibarat piala bergengsi yang layak diperebutkan.

Paket lengkap sebagai salah satu kaum Adam. Selain idamannya para cewek, Surya juga kebanggaan semua guru. Cowok itu menjadi satu-satunya siswa yang paling bisa diandalkan, gesit, dan multitalenta.

Siapapun pasti tersihir akan makhluk hampir sempurna itu.

Dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibir, Surya berjalan memasuki kelas. Satu tangannya tenggelam di saku celana abunya. Tasnya tersampir di bahu kiri. Rambut disisir rapi, kemeja licin yang dimasukkan rapi kedalam celana dengan dasi yang juga selalu terpasang. Begitu mencerminkan kepribadian teladan yang patut dicontoh. Seperti itulah sekilas gambaran Surya.

Tak jauh berbeda saat di koridor, semua mata selalu menatapnya kagum. Sapaan yang tidak jauh berbeda juga selalu memenuhi pendengarannya.

"Woy, bro! Tumben baru dateng?" tanya Ali teman sebangkunya. Cowok itu langsung berdiri dari duduknya begitu melihat Surya muncul di pintu kelas, berjalan menghampiri Surya lalu merangkul akrab bahunya.

Mereka berjalan menuju bangku mereka di barisan paling belakang di pojok kelas. Dengan Surya yang masuk lebih dulu di bagian pojok.

"Tadi kesiangan gue, biasa lah kelamaan belajar, semalem." Sahut Surya diiringi kekehan ringan.

"Gile kan? gimana gak pinter coba, belajarnya sampe kesiangan gitu."

Surya tergelak menanggapi ucapan Ali. Bukan karena membenarkan, tapi karena ingat betul apa yang ia lakukan sampai kesiangan seperti sekarang. Bukan karena alasan belajar yang baru saja ia sebutkan, melainkan karena pekerjaannya.

Pekerjaan yang ia tutupi rapih dengan sifat ramah layaknya anak baik-baik. Pekerjaan yang selama tiga tahun ini ia jalani semenjak masuk SMA. Pekerjaan yang mampu membuatnya bertahan hidup hingga saat ini, dengan ponsel keluaran terbaru, sepatu limited edition, atau motor sport berwarna hitam kebanggaannya.

Dan tentu pekerjaan yang tidak main-main soal uang. Karena seorang Surya, nyaris tidak pernah kekurangan uang.

***

Cowok itu menghembuskan asap rokok yang sedari tadi bergumul di mulutnya. Menimbulkan kepulan asap yang langsung menguar dan menyebar di ruangan berdentum itu.

A Dangerous Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang