Aku salah,
Ternyata semua tentangmu.
Memang selalu abu-abu.-Embun Shara Gemilang
***
"Gue lupa apa gue udah kasih tau lo atau belom, tapi gue kasih tau lagi kalo lo gak boleh nerima tamu manapun. Ngerti?"
Embun mengangguk mengerti. Dan Surya langsung bergegas ke lantai dua.
Hari itu, sepulang sekolah, Surya memberikan peringatan yang bahkan Embun sendiri lupa apakah Surya pernah memberitahunya atau belum. Tapi ia tetap mengiyakan. Lagipula, ia memang tidak berani menerima tamu.
Tapi baru saja selesai meletakkan sepatu Surya di rak sepatu, suara ketukan pintu sudah terdengar dari luar rumah. Embun bahkan mengira jika telinganya rusak. Karena memang tidak mungkin kebetulan sekali. Embun yang baru saja diberikan peringatan, dan suara ketukan yang tiba-tiba terdengar.
"Itu pasti cuma halusinasi," Embun meyakinkan diri. Tapi ketukan itu kembali terdengar.
Karena penasaran, Embun akhirnya bergerak ke arah gorden yang terletak di samping pintu. Di sibaknya sedikit gorden itu untuk sekedar memastikan jika ia tidak salah dengar. Tapi seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu membuat Embun yakin bahwa telinganya masih baik-baik saja.
Terlihat anggun dan begitu cantik. Perkiraan Embun, mungkin umurnya sudah empat puluhan.
Wanita itu kembali mengetuk pintu, dan Embun semakin ragu akan pilihannya untuk membukakan pintu atau tidak.
Saat wanita itu hendak mengetuk pintu lagi, Embun sudah lebih dulu membuka pintu. Lagipula hanya seorang wanita, jadi bukankah tidak akan membahayakan?
"Maaf, mau nyari siapa ya?" tanya Embun.
Wanita itu menaikan sebelah alisnya, namun hanya sesaat. Karena detik selanjutnya senyum hangatlah yang menghiasi wajahnya. Kini Embun baru menyadari bahwa ada kerutan di wajahnya saat wanita itu melebarkan senyum.
"Saya Sinta, Ibu Surya."
Embun dibuat terperangah saat wanita yang mengaku bernama Sinta itu memperkenalkan diri. Berarti dugaannya selama ini kalau Surya sudah tidak memiliki seorang ibu, salah?
Ahh, mungkin saja selama dirinya tinggal bersama Surya, ibu Surya sedang liburan atau ada urusan di luar kota. Dan kebetulan hari ini baru pulang. Mungkin saja, bukan?
"Oh, maaf Tante, saya gak tau." Embun melebarkan senyumnya. "Ayo silahkan masuk!" ajaknya kemudian.
Wanita itu mengikuti Embun yang mengajaknya masuk dan duduk di sofa.
"Kak Suryanya kebetulan lagi mandi. Tante duduk aja dulu, biar saya buatin minum."
Sinta mengangguk, dan Embun bergegas membuat minuman di dapur.
"Kamu siapanya Surya?" tanya Sinta saat Embun sudah duduk di seberangnya. Meletakkan secangkir teh panas yang asapnya masih mengepul.
"Saya? Saya pembantunya Kak Surya, Tan."
Mendengar itu, Sinta mengerjapkan matanya tidak percaya. Sejak kapan puteranya memiliki pembantu? Apalagi nada polos yang terlontar dari ucapan itu.
"Tante baru pulang dari luar kota atau gimana? Soalnya selama saya di sini saya gak pernah liat Tante. Kak Surya bilang dia tinggal sendirian."
Kali ini Sinta menaikan sebelah alisnya bingung. Mungkin tidak percaya dengan anak gadis yang baru saja mengaku tinggal berdua dengan Surya itu.
"Saya gak tinggal di sini. Cuma mau mampir aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dangerous Boy (TAMAT)
Teen Fiction18+ BAGI YANG MEMILIKI MENTAL LEMAH DIHARAP JANGAN MEMBACA! Karena setelah mengenal sosok Surya, jangan harap bisa lepas darinya. Silakan arungi, dan kendalikan diri agar tidak tenggelam. Rank : # 1 in Kelam 30/04/2021 # 1 in Secret 2...