"Gue gak mau, ya? Lo terus-terusan diem kaya orang gak punya mulut." Sentak Surya saat membuka pintu rumahnya. Ia melepaskan sepatu yang ia kenakan lalu dibiarkan begitu saja. Di belakangnya, Embun mengikuti untuk mengambil alih sepatu Surya dan ia letakkan di rak sepatu.
"Gue gak main-main sama ucapan gue yang tadi. Lo emang harus bersikap seolah lo gak punya ibu, paham?"
Surya memang tidak suka saat orang yang terang-terangan berada di dekatnya justru seolah mati, seperti tidak bernyawa karena terlalu banyak diam.
"Kan, baru juga dibilangin jangan kaya orang gak punya mulut, ini udah diem lagi aja. Sebenernya lo ngerti, gak?"
Embun menghela nafas berat, tapi tak ayal ia mengangguk kemudian.
"Apa?" Tanya Surya memastikan.
"Iya, Kak. Aku ngerti."
"Bagus! Hari ini lo harus temenin gue ke suatu tempat. Pake baju yang gue beliin kemarin," kata Surya. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju lantai dua.
"Mau kemana?" tanya Embun.
"Setelah makan siang, kita jalan."
***
Dari awal, Surya memang sudah mengetahui sisi istimewa Embun yang tidak akan ia bagi. Menurutnya, hal se-berharga itu hanya dirinya yang pantas menikmati. Tapi hari ini, hanya hari ini saja, Surya rela membaginya dengan banyak pasang mata.
Matanya masih terpaku sejak beberapa detik lalu, ketika Embun keluar dari kamar mandi. Cewek itu memakai dress yang ia belikan kemarin. Tubuh Embun yang putih bersih terekspos sempurna, membuat Surya harus berdecak. Dress selutut itu membuat kaki mulus Embun yang biasa dilapisi kaus kaki panjang terbuka. Begitu juga dengan lengannya yang biasa tertutupi sampai hampir siku, kini dibiarkan terbuka. Tapi yang membuat Surya harus menahan nafas, adalah bagian atas dada Embun yang hanya dilapisi renda tipis. Benar-benar terlihat menggiurkan.
Sudah Surya bilang kalau Embun memanglah anggun dan cantik. Bahkan saat wajah itu hanya dipoles bedak tipis, tanpa lipstik atau make up lainnya. Bibirnya merona alami, alisnya terukir pas dengan bulu mata lentik. Rambutnya dibiarkan tergerai bebas. Ada kepangan kecil di bagian kanan dan kiri dengan ujung kepangan yang dijepit dibagian tengah rambut.
Sempurna.
Kaki Embun masih telanjang saat berjalan mendekati Surya yang duduk di sofa. Cowok itu menggunakan kemeja hitam yang digulung sampai siku dengan jeans berwarna senada. Sedangkan sepatu putih melekat pas pada kakinya.
"Tunggu disini," Surya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah tangga. Tak lama, ia kembali dengan sebuah kotak kardus berwarna cokelat.
"Pake ini," suruhnya.
Embun menerima kotak itu. Matanya membulat ketika kotak itu terbuka. Kemudian ia sumringah.
"Ini apaan, kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dangerous Boy (TAMAT)
Teen Fiction18+ BAGI YANG MEMILIKI MENTAL LEMAH DIHARAP JANGAN MEMBACA! Karena setelah mengenal sosok Surya, jangan harap bisa lepas darinya. Silakan arungi, dan kendalikan diri agar tidak tenggelam. Rank : # 1 in Kelam 30/04/2021 # 1 in Secret 2...