37 - Adu Mulut

7K 626 121
                                    

Aku mau nanya dulu nih, kira-kira kalau cerita A Dangerous Boy diterbitkan, kalian mau versi cetak atau e-book aja?

Itu aja sih. Hehe...

Happy reading ♥️

***

Suasana sekolah masih seperti hari sebelumnya. Tatapan mencemooh Surya dapatkan sepanjang perjalanan menuju kelasnya. Tidak ada yang melempar senyum apalagi menyapa. Surya tidak terlalu memperdulikannya. Toh semuanya memang sudah hancur, mau mengelak pun tidak akan berarti apa-apa.

Pelajaran berlangsung seperti biasanya. Yang berbeda hanyalah, saat ini Surya duduk sendirian di bagian terpojok kelas. Seperti disisihkan dari siswa lainnya. Sampai ketika bel istirahat kedua berbunyi, seluruh siswa membubarkan diri dengan cepat. Menyisakan Surya dan beberapa teman sekelasnya yang lain.

Tidak betah, Surya akhirnya berjalan keluar kelas. Wajahnya ia tundukkan dengan tangan tenggelam di saku celana. Tepat di depan pintu, tubuhnya menubruk sesuatu. Ali berdiri di depannya begitu ia mengangkat wajah. Dua temannya yang lain berada tak jauh dari mereka.

"Mata lo udah copot?" tanya Ali sinis.

Surya menaikan sebelah alisnya bingung. "Lo yang dari tadi berdiri di depan pintu. Lo gak tau kalo pintu itu buat orang keluar masuk?" tanyanya balas menyindir.

"Udah nabrak malah nyalahin. Gue abis ngiket tali sepatu."

"Ngiket tali sepatu tuh di kursi lo sana! Ngapain di depan pintu?"

"Siapa lo berani nyuruh gue? Udah jadi sampah aja masih sok ngatur lo."

Surya berdecih sinis. "Karena lo gak bisa ngatur idup lo sendiri."

Dua orang itu akhirnya saling adu mulut. Surya tidak mau mengalah dan Ali tidak terima tubuhnya ditubruk oleh Surya.

"Ayo, Li! Ngapain sih ngurusin dia?"

Suara itu berasal dari Dika. Cowok itu menguap malas dengan tangan yang berkacak pinggang. Ali bergerak mendekati dua cowok itu.

"Dianya yang mulai, udah nabrak bukan minta maaf malah balik nyalahin." Sahut Ali.

Dika mengendik tidak terlalu perduli. "Karena selama ini, sebenernya dia idup emang gak pake aturan. Cowok yang taunya cuma tidur sama tante-tante mana tau cara minta maaf yang bener?!"

Tajam. Harusnya Surya mengangkat tangannya untuk melempar tinjuan. Tapi ia tidak bisa. Kalimat sindiran itu justru tidak mengusik telinganya sama sekali. Karena yang ada di pikirannya sekarang adalah gadis sialan yang tidak henti-hentinya mondar mandir tanpa tahu malu.

Berengsek memang. Karena gadis itu ia bahkan sudah tidak terusik lagi walaupun diinjak-injak.

"Dah lah, tinggalin aja. Buang waktu aja kita debat di sini." Kata Ali.

Ali, Dika dan Nano sudah bersiap melangkah. Sampai kemudian sosok yang melewati barisan kursi depan membuat Ali menoleh. "Elena," panggilnya dan gadis itu berhenti.

"Apa?" tanya Elena di depan sana.

"Bukannya dulu elo tergila-gila banget sama Surya, nih orangnya sekarang lagi ancur. Gak mau nyemangatin?"

Surya tahu Ali sedang mengujinya saat ini. Tapi bahkan cara mempermalukan dirinya jauh dari kata menyakitkan. Karena pikirannya justru tertuju jauh pada dua hal.

"Maaf aja ya, lo pikir setelah semua yang terjadi gue masih tetep mau sama tu cowok. Ya enggak lah! Masih banyak cowok yang perjaka di muka bumi ini."

Setelah mengatakan itu Elena berlalu begitu saja. Menyusul dua temannya yang berjalan lebih dulu.

Dika dan Nano tergelak melihat pemandangan itu. Ali terkekeh geli. Ketiganya seolah sangat menikmati kejatuhan Surya, dan menambah penderitaannya dengan melemparkan tangga. Membuat Surya tertimpa dan menerima luka baru di tengah luka yang belum sembuh sepenuhnya.

A Dangerous Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang