Sekolah sudah sepi. Lalu lalang orang sudah tidak terdengar lagi, apalagi suara langkah kaki yang berderap. Tapi disinilah Embun berada sekarang, di depan ruangan yang beberapa waktu lalu pernah ia masuki.
Sambil duduk di kursi panjang depan ruang OSIS, tangannya mengetuk pelan pada pinggiran kursi. Semenjak kejadian itu, Embun sama sekali belum pernah lagi ke ruang OSIS, dan kehadirannya yang menunggu Surya, membuatnya menjadi pusat perhatian ketika daun pintu itu terayun terbuka.
Surya yang pertama keluar dan langsung menghampiri Embun, sedangkan anggota OSIS lainnya diam-diam memperhatikan mereka, tentu dengan tatapan tidak suka.
"Gue balik duluan, ya?" pamit Surya pada beberapa anggota OSIS yang masih berdiri di ambang pintu.
Mereka semua mengangguk mengiyakan, lalu Surya balas lagi dengan senyum penuh kesopanan. Tanpa mau membuang waktu lagi, ia menyambar tangan Embun dan langsung menarik cewek itu agar mengikuti langkahnya.
Surya beruntung karena Embun kerap kali menyembunyikan wajahnya dengan cara menunduk, hal yang Surya syukuri karena lagi-lagi hanya dialah yang menikmati kejernihan seorang Embun.
Langkah mereka masih seirama sampai ketika Surya hendak mengeluarkan kunci motornya, ada suara yang memanggilnya dari kejauhan. Surya menoleh, mendapati Elena teman sekelasnya berjalan menghampiri.
"Kenapa?" tanya Surya.
"Lo bisa anterin gue pulang, gak? gue gak bawa mobil hari ini."
Memangnya siapa dia berani memerintah Surya? lagipula suruh siapa tidak membawa mobil yang biasanya begitu wahh dipandang siswa lain.
"Bisa, ya?"
Bisa Surya dengar nada memohon dari suara itu. Terdengar jelas, seperti permintaan yang sama pada hari-hari sebelumnya.
"Masa lo tega biarin gue pulang sendirian? nanti gue kenapa-napa dijalan gimana?"
Tapi Surya benar-benar tidak perduli.
Ohh, Surya baru ingat, Elena ini adalah salah satu cewek hits dikelasnya yang sudah beberapa kali mencari perhatiannya. Ahh, ralat. Terlalu sering. Mulai dari minta bantuan mengerjakan soal, ngantin bareng, atau seperti sekarang, meminta diantar pulang. Tapi sayangnya, Surya tidak suka dengan cewek yang terang-terangan mencari perhatian. Terlalu bas menurutnya, dan... murahan.
Diliriknya sekilas Embun yang masih bungkam. "Tapi masa gue juga tega ninggalin cewek gue sendirian? kalo dia kenapa-napa dijalan gimana?" ujarnya memutarbalikkan perkataan Elena.
Embun tersentak, lalu dengan gerakan cepat mengangkat wajah yang sedari tadi ia tundukan. Sepersekian detik berlalu, mata mereka bertubrukan. Sampai suara Elena kembali memecah kesunyian.
"Jadi elo serius pacaran sama dia? gua yang selama ini nyari perhatian lo aja gak pernah lo lirik sama sekali. And see, malah cewek gembel kaya gini yang lo pilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dangerous Boy (TAMAT)
Teen Fiction18+ BAGI YANG MEMILIKI MENTAL LEMAH DIHARAP JANGAN MEMBACA! Karena setelah mengenal sosok Surya, jangan harap bisa lepas darinya. Silakan arungi, dan kendalikan diri agar tidak tenggelam. Rank : # 1 in Kelam 30/04/2021 # 1 in Secret 2...