"Kenapa sih, lo mau-maunya aja deket sama cewek kaya gitu?" Dika bertanya. Masih heran dengan sikap Surya yang tidak tau derajat itu. Apalagi saat lagi dan lagi Surya mau saja mengantar Embun ke kelasnya. Ohh, jangan lupakan tentang ke sekolah boncengan itu.
"Kaya gak ada cewek lain aja, gitu," balas Nano.
Surya menepi saat ada adik kelasnya yang membawa buku banyak sekali, sepertinya anak itu akan mengembalikannya ke perpustakaan.
"Ehh, gue ngomong sama lo, bangsat!" Dika berdecak saat melihat ke samping dan tidak ada Surya disana. Rupanya cowok itu menepi dan menanyakan kepada si adik kelas apakah butuh bantuannya atau tidak.
Benar-benar tipe kakak kelas yang perduli dengan adik kelasnya.
Ketiga temannya ikut berhenti, menunggu agar langkah Surya kembali sejajar dengan mereka.
"Kalian kenapa jadi ngurusin idup gue amat dah?"
Mereka sampai di belokan terakhir saat tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sosok cewek yang sedang membawa minuman dan langsung menubruk dada Surya yang memang berjalan paling depan.
Beberapa orang yang lewat ikut berhenti menyimak kejadian itu. Penasaran juga akan bagaimana reaksi seorang Surya jika ditabrak seperti itu, ketumpahan jus pula.
"Buset, bocah jalan kaga pake mata kali ya?" komentar Nano. Ia meringis saat melihat wajah datar Surya.
Bola matanya cewek itu membulat seketika, apalagi begitu menyadari siapa yang baru saja ia tabrak. Baju Surya basah oleh minuman yang ia bawa. Menimbulkan pekat berwarna kuning dari jus jeruk itu.
Siapapun belum pernah melihat Surya marah, tapi tersiram jus seperti barusan tentu akan sangat menjengkelkan.
"Maaf, Kak. Gue buru-buru tadi." Cewek yang mengenakan kacamata itu meletakkan dua tangannya di depan dada. Memohon agar Surya tidak marah.
Bisa Surya rasakan sensasi dingin merembes baju putihnya dan menyentuh kulit dadanya, dan warna kuning pekat itu pasti akan susah hilang.
Surya tidak suka noda sekecil apapun itu. Tapi lihat sekarang, baju bagian depan Surya bahkan sudah basah dan lengket.
Entah benar tidak sengaja atau sekedar cari perhatian semata. Tapi Surya tidak suka siapapun berani bermain-main dengannya.
"Biar gue bersihin, Kak!" Cewek itu mengeluarkan tisu dari seragamnya lalu mulai mengulurkan tangan ke arah Surya. Bukannya membiarkan, Surya justru mundur satu langkah.
Enak saja cewek gembel itu mau menyentuhnya.
Harusnya Surya mencekik cewek di depannya atau sekedar mematahkan lehernya. Tapi Surya lebih memilih memendam rasa kesalnya itu.
Lalu dengan senyuman Surya mengangkat wajah. "Gak pa-pa kok," katanya seperti hanya tersenggol sedikit, bukan ditabrak dengan jus jeruk yang tumpah di bajunya. "Ini, tolong dibersihin, yah. Licin soalnya." Surya menunjuk bagian lantai yang basah, membuat cewek itu tersenyum sambil mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dangerous Boy (TAMAT)
Подростковая литература18+ BAGI YANG MEMILIKI MENTAL LEMAH DIHARAP JANGAN MEMBACA! Karena setelah mengenal sosok Surya, jangan harap bisa lepas darinya. Silakan arungi, dan kendalikan diri agar tidak tenggelam. Rank : # 1 in Kelam 30/04/2021 # 1 in Secret 2...