2 - Tinggal Satu Atap

14.4K 693 22
                                    

Kakinya melangkah pelan menuju meja yang sudah diduduki oleh tiga temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakinya melangkah pelan menuju meja yang sudah diduduki oleh tiga temannya. Sahutan pun sudah ia buat selembut mungkin saat ada siswi yang menyapa.

Seorang Surya nyaris tak ada celah dimata orang lain.

Dua bungkus roti sudah tersaji seperti biasa, dengan es teh manis sebagai minuman. Surya duduk dengan tenang, menikmati rotinya yang tadi dibelikan oleh Ali.

"Malem ini ada acara gak, Sur?" Tanya Dika, cowok itu sedang memakan bakso dengan kuah yang memerah.

"Kenapa?" Surya balik bertanya setelah berusaha menelan rotinya.

Disampingnya, Ali buka suara, "kita mau ngumpul dirumah Nano. Iye gak, bro?" katanya mengendikan dagu ke arah cowok disamping Dika.

Nano mengangguk mantap, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya, ia berniat mengundang tiga temannya itu mampir ke rumahnya nanti malam untuk kumpul bareng. Tentu dengan banyak makanan yang hanya tinggal ia pesan untuk menemani malam mereka.

Tidak ada party atau barbeque-an seperti acara ulang tahun pada umumnya, Nano hanya akan mengajak tiga temannya untuk menginap dirumahnya dan menghabiskan waktu bersama. Seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Sorry, gue gak bisa!" dan, seperti tahun-tahun sebelumnya juga. Tidak pernah ada Surya pada pesta mereka.

Empat tahun berteman dengan Surya, tidak ada satupun diantara mereka yang mengetahui pribadi seorang Surya. Semua tentang Surya selalu saja tertutup rapat. Cowok itu selalu menyembunyikan segalanya, entah itu hanya sekedar tempat tinggal.

Namun pertemanan mereka tidak selemah itu, bukan karena tidak perduli atau tidak mau tahu tentang kehidupan masing-masing. Tapi mereka sama-sama menjaga privasinya. Setiap orang punya rahasia tersendiri, begitu juga dengan Surya. Dan tiga temannya menghormati hal itu.

"Ayolah Surya, tiap taun lo gak pernah dateng ke acara kita." Nano mengeluh. Bakso yang ia makan sudah habis dari tadi.

Surya baru saja akan menyahut saat tiba-tiba matanya menangkap sosok familiar di pintu masuk kantin. Seorang cewek sedang celingukan seperti mencari seseorang.

Kenapa cewek itu ada disekolahnya?

"Dia siapa?" tanya Surya masih menatap si cewek.

Ali mengikuti arah pandang Surya lalu ber oh ria. "Oh, dia?" katanya.

"Anak penerima beasiswa kalo gak salah. Anak kelas sebelas. Baik si anaknya, gak terlalu banyak tingkah juga."

Pikiran Surya melayang entah kemana. Membayangkan semua ketenaran serta kehormatan seorang Surya di sekolah harus terancam karena rahasianya sudah diketahui si cewek pengantar pizza itu.

"Namanya siapa?"

"Si gembel!" Dika tergelak setelah mengatakan hal itu.

Nano yang sedang meneguk es teh manisnya menoleh ke arah Surya, "yailah, Surya. Masa iya sih, lo suka sama gelandangan kaya dia? gila aja!"

A Dangerous Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang