بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Seorang pasien melantunkan asma-asma Allah kala matanya terkatup rapat. Sungguh, baru kali ini aku melihat pemandangan takjub itu
__SEINDAH ASMA ALLAH__
by @JaisiQ
[Medical content - mohon koreksi jika menemukan kesalahan]
🌼🌼🌼
Mobil Ambulans baru tiba di depan UGD Rumah Sakit Insan Husada Jakarta yang cukup megah diiringi sirine yang memekakkan telinga. Membawa beberapa korban kecelakaan bus yang menabrak mobil pick up yang baru saja terjadi di jalan yang tak jauh dari rumah sakit. Suasana berubah menjadi sangat tegang dan genting. Dokter spesialis, residen, perawat, dan para koas sudah siap tempur melangkah keluar menghadapi korban kecelakaan masal ini untuk menangani. Mereka sudah siap siaga sejak mendapatkan telepon dari pihak kepolisian. Stetoskop yang menjadi senjata utama sudah melingkar di leher mereka.
Rumah sakit yang berada di tengah kota memang sering mendapat pasien---baik dari rujukan rumah sakit lain, maupun dari korban kecelakaan---jadi hal ini tidak membuat mereka terkejut lantaran sudah biasa.
"Hubungi Ortopedi, bedah Toraks dan Bedah syaraf," perintah dokter berkacamata minus pada bawahannya yang dibalas anggukkan cepat. Saat itu para perawat sibuk membawa bangkar keluar untuk menjemput pada korban kecelakaan yang memiliki keluhan berbeda. Ada yang lukanya ringan sampai parah. Pasien ditempatkan di triage sesuai dengan jenis luka yang dialami.
"Ini gagal jantung, lakukan CPR," perintah konsulen alias dokter spesialis bedah itu saat memeriksa pasien dengan luka di sekitar dada, lengan, dan pipinya. Ia beralih pada pasien lain yang memiliki luka di kakinya,
Para perawat mendorong bangkar, memindahkan pasien ke tempat tidur, dan memasangkan selang infus. Suara gesekan roda bangkar dengan lantai bertubrukan dengan erangan pasien.
Suasana semakin rusuh, dokter spesialis dari bidangnya masing-masing memasuki UGD. Beberapa pasien sudah dirujuk kepada dokter spesialis sesuai dengan luka yang dialami.
Saat semua pasien sudah masuk UGD, tidak ada perawat dan dokter yang diam, semuanya hilir mudik untuk menyelamatkan nyawa pasien yang hari ini datang sekitaran 30 orang. Dokter spesialis sibuk memilah pasien mana yang harus ditangani lebih dulu sebab ruang OK yang terbatas.
Seorang pasien pria bernama Abdul usia 35 tahun berteriak kesakitan, darah mengalir dari kening, dan hidung terluka. Ia adalah salah satu korban pengendara mobil pick up yang dihantam bus.
"Tolong katakan, Pak. Bagian mana..."
"Perut saya sakit, Dok. Perut sayaaa..." Seperti tidak kuat lagi, ia langsung meneriaki keluhannya yang tidak bisa ditahan lagi. Sebab sakit yang menjalar sampai bahu bagian kiri, katanya. Matanya juga berkunang-kunang.
Dokter spesialis tersebut menyibakkan baju pasien yang berada di ranah triage merah, meletakkan ketiga jemarinya ke atas perut pasien---sebelah kanan, kiri, atas, bawah, mencoba memastikan di manakah letak keganjilan. Tak lama kemudian, ia menutup kembali perut pasien.
Pandangan dokter dari pasien trauma abdomen itu beralih pada monitor tanda vital.
TD : 80/50 mmHg
Nadi : 120×/menit"Tekanan darahnya turun. Resusitasi cairan RL 2000cc," ucapnya mengintruksi.
Perawat memasangkan kateter. Seiring cairan RL dimasukkan, tensi masih saja tidak naik. Artinya pendarahan yang terjadi sangatlah besar hingga tidak mampu merespons.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Asma Allah √
Romance"Intan ... maukah kamu menjadi istri saya?" "Maaf Dokter Ilham, saya tidak bisa." "Kenapa? Apa karena saya seorang dokter residen?" Penolakan pertama tidak akan mampu membuat Ilham menyerah. Sebagai seorang dokter ia sering menghadapi kasus di mana...