25. Adegan 1

1.4K 46 0
                                    

Di kejauhan sebuah paviliun bercat emas dengan arsitektur kuno hadir didepan matanya. Sebuah ayunan terikat kuat pada sebuah pohon besar, disertai sepoi-sepoi angin sore, Valle begitu mendambakan kenyamanan dirinya.

Dia berhenti didepan pintu paviliun, berbalik kearah Jenderal Ming yang berada tepat dibelakang nya “temui aku malam ini” Valle tersenyum menyeringai dan memasuki paviliun barunya.

Pemuda tampan itu tergagap "aku..."

Jendral Ming menegang mendengar suara lembut Valle. Ia tak kuasa menolak pesona gadis itu. Namun gadis itu adalah calon selir Kaisar Yuan yang tidak mungkin ia langgar. belum sempat ia melanjutkan ucapannya, pintu telah ditutup rapat oleh Valle.

______________

Ketika malam tiba , Jendral Ming yang tampan berkacak pinggang di kamar. Ia bimbang untuk datang atau tidak. Jika tidak datang bukankah ia akan kecewa ? Jika datang maka ia akan sama dengan mengkhianati Kaisar Yuan. Jadi , Jendral Ming memutuskan untuk tidak datang.

Sedangkan Valle? Dia sibuk menunggu kantong darah itu. Mondar-mandir sambil menggigiti kukunya yang cantik. Sampai kapan dia harus menunggu menghisap lehernya? Bukankah dia sudah cukup lama tidak minum? Belum cukupkah dia menahan kehausan yang mencekik ? Dalam hati dia merutuki nasibnya.

Di kegelapan malam, sepasang mata ungu bersinar penuh ketajaman, dia mengambil set jubah hitam , mengenakannya hingga menutupi kepala. dia tidak punya pilihan lain selain mendatangi Jendral Ming.

Valle menyelinap ke kediaman Jendral Ming, mengendap-endap seperti pencuri, dia masih belum menyadari bahwa dia bisa berteleportasi. Jika Valle mengetahui ini, niscaya dia akan meludahkan darah saking kesalnya.

Valle membuka pintu kamar Jendral Ming, jika ada yang bertanya dari mana dia mengetahui alamat orang itu, maka jawabannya dia mengendus baunya disepanjang jalan. Bau harum darah yang terbawa angin malam.

Valle menyeringai menatap orang yang berdiri dibawah sinar bulan. Tampan dan gagah , dan yang terpenting adalah aromanya benar-benar lezat.

Valle melesat dengan kecepatan yang tak terlihat oleh mata, langsung menancapkan taringnya ke leher Jendral Ming yang lengah. Jendral Ming tanpa merasakan kesakitan,  bahkan tidak berteriak. Ia terlalu terbelenggu oleh pesona Valle yang memabukkan. Dibawah ketidaksadaran darahnya perlahan berkurang.

Glub...glub...

Tenggorokan Valle naik turun , dia memejamkan matanya penuh nikmat untuk darah manis Jendral Ming.

Brukk

Jendral Ming ambruk menghantam lantai , ia pingsan. Valle dengan cepat melesat kembali ke paviliun air

Ceklek

Valle masuk ke kamar, menjilati sisa darah di bibirnya. Kemudian tertawa jahat “hahaha, I'm A Killer” dirinya benar-benar puas.

Darah Jendral Ming berbeda dengan darah dua pencuri itu. Benar-benar lezat, meskipun tidak mengurangi hausnya akan darah.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, Valle mengalihkan pandangannya ke pintu dan memicingkan mata. Siapa yang memasuki kamar seorang gadis malam-malam begini?
“Siapa?” tanyanya dingin

Seorang pria dengan wajah tertutup kain hitam berdiri didepan Valle. Pria itu setenang air, kemudian menarik penutup kepalanya memperlihatkan wajahnya yang tampan “ini aku Julius” ucapnya lembut

Valle memiringkan kepala dengan mata menyipit “siapa? Apa urusanmu?”

“Xiao Yue mengirimku, dia ingin aku menyelamatkanmu” Prince Julius meyakinkan Valle yang menatapnya waspada

Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang