94. Semesta Menangis

441 33 0
                                    

Suara jutaan orang menginterupsi Regan, Para penghuni surga dan neraka berlutut disepanjang tangga yang dilewati Regan.  semua orang meneteskan air mata.

Tidak perduli apa Regan adalah Kaisar Dark Kingdom, disisi lain ia juga adalah Penguasa Kegelapan. Kedudukan diatas makhluk lainnya. Putra tercinta Tuhan.

Menjalani cobaan, menebus dosa, menyelesaikan hukuman seberat ini. Demi seorang wanita. Diatas keagungannya, kekuatannya, dominasinya, keegoisannya, ia menjatuhkan segala yang ia miliki. Ia dengan tabah menuruni tangga langkah demi langkah tanpa mengucapkan satu keluhanpun.

Bagi orang lain, apakah itu sebanding? jika diberi pilihan, orang lain memilih meninggalkan cintanya. masih ada banyak waktu memupuk cinta baru. Tapi, Cinta Regan tidak terukur. Ia mencintai Xera tanpa syarat. Sampai pada titik, ia akan memperjuangkannya "sampai akhir waktu" dan waktu tidak pernah berakhir.

Apakah ada yang mau menjalani hukuman semacam ini selain Regan??
Ini terlalu tidak bisa diterima. Terlalu berat, hingga mustahil untuk diselesaikan.
Tidak perduli apa mereka masih bisa menikmati keindahan. Surga tidak kekurangan keindahan.

Tapi, Regan adalah Regan.
Ini adalah harga yang sebanding untuk ia bayar. Selama ia bisa bersama Xera.
siapa yang tidak merasa tersentuh?

ia tidak bergeming. Ia hanya terus melangkah dengan senyum lembut. seakan ia tidak merasakan sakit sama sekali.
Semua orang menangis dalam diam.

keheningan mati...

Swoosh swoosh...

hanya suara angin pembawa cobaan yang masih berhembus dengan tenang.

tap tap tap...

Regan terus melangkah, ia tau tubuhnya sudah menolak untuk lebih jauh. Tapi ia menolak jatuh! ia akan menarik Xera nya dari kematian semu. Ia harus bertahan.

Serangan demi serangan menghujam , merobek setiap pori-pori ditubuhnya.
Ia masih tidak mau menyerah. Ia tau ia tidak selemah itu. Bahkan jika tubuhnya hancur, ia masih memiliki jiwanya.

Regan hampir meludahkan seteguk darah, tetapi ia dengan paksa menelan kembali darah yang telah sampai ditenggorokannya. Menggertakkan gigi, ia terus melangkah maju.

Para pejabat menggigil kedinginan. Ini terlalu kejam. Jika sekuat Penguasa Kegelapan sudah terluka parah oleh tekanan hanya dalam beberapa langkah. bagaimana jika itu mereka? mungkinkah hancur tanpa meninggalkan asap?

_______________

Angin berhembus ringan, membelai anak rambut gadis itu yang bertebaran dengan lembut. ditengah taman bunga yang indah, gadis itu termenung.

Bagaimana hatinya begitu cemas?
Ini hanya pernikahan, mungkinkah dia gugup?

tapi tidak mungkin! ini tidak seperti dia. Jikapun gugup, mengapa jantungnya seperti dihujam ribuan pisau?  akankah orang gugup juga merasakan sakit sesakit ini? Dia tidak mengerti apa yang terjadi.

Sesaat, dia diliputi kesedihan, tanpa sadar bulir bening telah menetes dari kelopak matanya. Dia menangis? tapi apa yang dia tangisi? dia merasa kosong, tapi dia tidak seperti kehilangan sesuatu.

Apakah itu tangis bahagia? tapi dia tidak merasakan kegembiraan apapun.

Menghapus air matanya, Valletta berbalik, bergegas masuk ke kamar. waktu ritual pernikahan akan tiba sebentar lagi. Dia tidak bisa mengecewakan Jinye.

Dia bahkan harus melupakan Nav sejenak. Tapi kenapa dia tidak bisa?! bukankah mereka hanya kenal beberapa bulan saja? kenapa dia sejauh ini?

Dia memandang wajahnya yang halus dan putih didepan cermin. Dia mengagumi dirinya sendiri, bagaimana dia bisa begitu cantik? Dia terkekeh "khe khe" Pantas saja Jinye menggila.

Pelayan yang menata rambutnya memandang Valletta dengan tatapan bertanya "Putri, apa yang anda tertawakan?"

Pelayan yang merias wajahnya ikut menggoda "apakah Putri begitu tidak sabar? saya juga tau kalau Putra Mahkota itu idaman"

Valletta menjawab dengan canggung "tidak ada. berhenti menggodaku" para pelayan memerah , geli oleh tingkah Valletta.

Memikirkan Jinye? kamu pasti melamun! Dia hanya mengagumi dirinya sendiri.

"sudah selesai" kata seorang pelayan , memandang puas karyanya.

____________

Istana dipenuhi kebahagiaan, hiasan bangunan itu sangat ramai. tirai-tirai berwarna merah berterbangan ditiup angin. Menambah kesan lembut dan halus.

Gemerlap lampu menyinari malam yang gelap. Pernikahan ini ditakdirkan untuk menjadi legenda sepanjang sejarah.

Diaula, Karpet merah digelar disepanjang jalan. Meja-meja berjajar rapi penuh hidangan dengan aroma yang mengundang.

para pejabat bersorak sorai menanti kedua mempelai. mereka mengobrol , bergosip, juga tak henti-hentinya memuji pengaturan pesta.

"sangat indah" kata salah satu pejabat dengan kagum

"kudengar, Putra Mahkota sendiri yang merancang dekorasinya"

"aku tidak menduga kalau orang yang begitu dingin bisa seromantis ini"

"pasangan ini ditakdirkan untuk menjadi naga dan phoenix"

__________

Diperpotongan jalan, kedua mempelai dipertemukan.
Mempelai pria mengenakan jubah merah dengan pola awan yang indah , mahkota naga bertengger diatas kepala, menggambarkan dominasi, kekuatan, dan keagungan.

Yin Jinye terpukau oleh gadis yang berdiri disebrang. Dia ditutupi oleh kerudung merah, tapi kerudung itu tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang cantik, sosoknya yang mempesona.

Para pendamping terkikik geli, "Yang Mulia harus lebih sabar" godanya

"ehem" Yin Jinye berdehem canggung. Ia melangkahkan kaki, mengulurkan tangan kanannya "Yao..."

tangan halus, jari ramping yang lembut menyambut tangannya. Kelembutan itu, ia takut memegang nya,  ia takut sedikit kekuatan akan menghancurkannya . Ia selalu memiliki keinginan untuk mencium jari yang menarik. Tapi ia harus menahannya. Hanya sebentar lagi.

Kedua mempelai berjalan menuju aula.

Suara Kasim mulai terdengar "Kedua Mempelai telah tiba..."


Bersambung...
_______________





Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang