98. Neraka

494 42 20
                                    

Regan bahkan tidak bergeming, ia hanya melirik tanah dengan acuh tak acuh. Apakah Jinye pikir ia tidak tau? itu tergantung apakah Dewa Bumi punya keberanian untuk menggerakkan provokasi ke arahnya.

Disisi lain, saat ini Yin Jinye bergerak dari seratus meter dikedalaman bumi. Ini adalah salah satu kartu trufnya. Ia tidak percaya ia akan kalah lagi.

Tubuhnya bergerak dengan kecepatan badai. Tangannya membentuk kepalan energi , ia perlahan lahan naik ke permukaan tanah. Ia bisa merasakan energi panas dimana Regan berdiri. Ia tersenyum dingin, bahkan setelah semua usahanya , pada akhirnya Regan akan akan mati ditangannya.

Tepat sepuluh cm pukulan akan mengenai Regan, Bumi meludahkannya ke permukaan .

Blam...

"uhuk-uhuk" debu berterbangan memenuhi udara.

Mengutuk!
Mengapa hidupnya begitu terkutuk?!
Semua keberuntungannya seakan tidak berfungsi untuk orang ini.

_________

"Bajingan!"

Dewa Bumi menggertakkan gigi, manusia ini, haruskah ia begitu terkutuk?!
Untuk berfikir menjadikannya umpan meriam didepan Kaisar Surgawi!! Hum! ia akan memberimu rasa kegagalan dan kekalahan.

Pulih dari kemarahan, ia segera kowtow tiga kali "Lord, yang rendah ini tidak ada hubungannya dengan manusia itu"

Bagaimana ia tidak ada hubungannya? bukankah manusia hidup di bumimu? Memikirkan ini, ia tersedak sendiri. Ia hanya bisa meminta pengampunan kalau begitu.

See! bahkan para Dewa sibuk menjelaskan diri mereka sendiri sebelum Regan bergerak.
Betapa mendominasi ia.

_____________

Melihat Jinye berbaring frustasi di tanah. Valletta tidak tau harus tertawa atau menangis. Jinye tidak cocok untuk Regan sejak awal. Jika ia (Jinye) bukan orang buta, ia seharusnya sudah bisa melihatnya  kan?

Alih-alih melepaskan sesuatu yang ia tidak bisa pertahankan, Jinye justru memaksakan dengan segala cara untuk memprovokasi Regan. Yang akhirnya , Para Dewa menolak membantu. Bahkan Dewa Bumi meludahkannya , seperti Dewa Petir yang langsung mundur.

Regan menginjak dada Jinye dengan bot hitamnya.
Dalam sekejap pemandangan berubah menjadi neraka yang berdarah.

Udara panas yang berhembus melelehkan kulitnya. Ia (Jinye) tidak bisa tidak berteriak kesakitan "akkh!!" tubuhnya dikoyak oleh bilah angin yang mematikan.

Setiap nafasnya adalah rasa sakit, darahnya mendidih siap meledak, penyiksaan ini , ia tidak pernah sekalipun memimpikannya!! apakah ini ilusi? ia yakin ia masih hidup.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, teriakan demi teriakan memenuhi udara, tangisan menyesakkan akan kesakitan yang menggema .
Sekelompok manusia disiksa, direndam dalam sungai lava. dengan anggota tubuh yang tidak lengkap, mereka bertebaran seperti hujan , dijatuhkan dari tebing menuju sungai lava.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang