33. Vergil

1K 52 1
                                    

Regan mulai mengangkat pedang di pinggangnya ketika Valle semakin tidak terkendali.

Trang

Dentuman pedang mulai bergema disekitar,  Regan memundurkan kakinya sambil meliukkan tubuhnya kebelakang dikala pedang Valle hampir menusuk lehernya.

Wush...wuussh...

Hanya suara angin yang bisa mereka lihat, gerakan mereka sangat cepat hingga Eleanor dan Julius tidak dapat melihat dengan jelas. “Sayang hentikan, berhenti menyerangku” katanya

Valle menjawab dengan arogan “siapa yang akan kamu lawan jika bukan aku?” 

Regan semakin merasa bersalah, rubah kecil ini seharusnya ia tidak pernah memprovokasinya. Istri kecil ini seharusnya bisa tidur nyenyak tanpa gangguan tetapi justru ia terbangun karena gangguan yang tidak ia antisipasi sama sekali. Ia merasa gagal, sebagai seorang lelaki seperti Regan, bagaimana ia bisa kehilangan harga diri? Bagaimana ia akan membiarkan Xera'nya meragukan kemampuannya? Tentu saja ia tidak akan tinggal diam.

Trang

Regan memutar tubuhnya, menyerang Valle, pedang mereka berdua bertabrakan , hingga pedang ditangan Valle terlempar entah kemana. Regan hanya melawannya dengan satu gerakan, tetapi itu melumpuhkan pedangnya dan memblokir jalan keluar. Betapa teknik yang mengerikan.

Regan memeluk Valle, menyandarkan kepala gadis itu di dadanya yang kokoh. Tubuh Valle terkulai dalam pelukannya, gadis itu pingsan kelelahan.

Regan terkekeh melihat wajah Valle yang damai “heh, pingsan? Xera, ini bahkan tidak 1% dari kekuatan tempur ku” kata Regan sombong lalu menggendongnya  membawanya ke kamar.

Regan membaringkan tubuh giok itu di ranjangnya , ranjang Prince Arlan. Tampak sederhana , tetapi cukup nyaman untuk ditempati.

Sementara itu Regan mengutuk dalam hati, baginya ranjang itu terlalu keras untuk rubah kecil. Ketika mereka kembali ke Amerika nanti, ia akan membeli satu set tempat tidur eksklusif untuk Xera'nya.

Tak membuang peluang, Regan menundukkan wajahnya, mencium bibir ranum itu. Melumatnya pelan "manis" gumamnya

Eleanor mengepalkan jari-jari nya hingga meneteskan darah. Tubuhnya terluka parah, jika bukan dengan bantuan Julius, dia pasti masih berbaring ditanah tidak bisa bangkit.

Eleanor sangat marah , dia benci disaingi oleh Valle. Julius menepuk pundaknya dan menghela nafas pasrah “ Eleanor, inilah Arlan yang sekarang. Ia hanya melihat gadis dalam pelukannya . Valletta. Lebih baik carilah lelaki lain” Julius menyarankan

Eleanor marah” tidak! Ia harus menjadi milikku! Wanita itu harus kubunuh” ucapnya menggebu lalu meninggalkan paviliun penuh kebencian dan rasa malu.

“Membunuhnya? Kupikir kamu yang akan mati. Matriak muda itu bukan dari era ini” gumam Prince Julius sambil menyeringai  
_____

Washington DC, Amerika serikat

Kedua orang tua Valle dan Regan saling bertemu satu sama lain membahas pernikahan mereka. Para orang tua tidak tau kegemparan yang terjadi akibat hilangnya Valle. Tentu saja Arrow telah memastikan pemalsuan tokoh dalam hal ini. Mereka juga mengirim pasangan.
“Bagaimana? Kapan kalian akan menikah?” tanya Everrest setelah menyesap teh

“Secepatnya” jawab Levin , pengganti Regan

“bagaimana menurutmu? Para orang tua butuh kepastian. Kurasa kalian hanya mengulur-ulur waktu” tembak Rodney ayah Valletta

“Dad, kami masih muda” bantah Valletta (Leticia)

“baiklah , kalian pikirkan saja dalam seminggu” putus Legardo.

Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang