Reganza'Xera

62. Pagoda Sepuluh ribu tingkat

sepasang sayap hitam berkibar penuh kesombongan, ketika ia merentangkan tangannya, sebuah pusaran hitam mulai terbentuk.

Semesta bergetar, benda-benda langit bergeser dari orbit mereka yang seharusnya, sebelum bergerak keatas.  seakan objek yang lebih kuat menginginkan mereka untuk berkumpul. Tidak ada kekuatan untuk menolak.

Sementara itu, pusaran hitam terus berputar , menelan benda-benda langit yang jatuh. Bintang, Bulan, matahari, planet, atau bahkan galaxy , disedot secara bersamaan.

Ditampung dalam sebuah benda bertingkat dan transparan. namun, aura kegelapan melilit benda bertingkat itu penuh dominasi.

Pagoda Kegelapan.
Tingkatan Pagoda tidak hanya berhenti beberapa ratus tingkat saja. Pagoda terus menerus melahap benda langit , seperti monster yang kelaparan dalam beberapa milenium.

Membuatnya rakus dan tidak pernah kenyang. semakin banyak benda yang diserap , maka semakin tinggi tingkatan ruangnya. Yang pada akhirnya berhenti ditingkat ke Sepuluh Ribu.

jangan pernah bertanya , bagaimana kekuatannya? Karena benda itu sendiri melahap semesta.

Xera bilang , semesta yang Regan hancurkan adalah semesta tempat dia bereinkarnasi. Untuk mencegah gangguan lain, Ia (Regan) memasukkan semesta itu kedalam Pagoda. Dengan begitu, Xeranya akan aman kan? ia juga akan selalu membawa Xera kemanapun ia pergi .

Dengan penuh percaya diri , Regan memasukkan Pagoda Sepuluhribu tingkat ke dalam cincin ruangnya.
Ia akan mempersembahkan Pagoda Sepuluh Ribu tingkat ini ketika Xera bangun nanti.

Memindahkan seluruh semesta , melawan takdir dan hukum alam, hanya untuk hadiah orang yang ia cintai? apakah ada yang memiliki nyali memprovokasi setan tiran ini? Regan sudah gila! ia memang gila pada Xera-nya. Tidak ada yang akan keberatan tentang itu.

Regan masih acuh tak acuh, namun sinar mata itu menunjukkan ketajaman yang luar biasa, hingga bisa menembus beberapa lapis langit dalam sekali pandang. Ia bahkan tidak merasa berdosa sama sekali. Selama itu untuk Xera-nya, bahkan jika neraka bergejolak marah. Ia tidak akan perduli.

Ia mengedarkan kekuatan gelap sekali lagi ,  ketika enaam asap hitam mulai berkumpul, Ia berkata dengan suam-suam kuku "Bangkitlah"

Ketika asap itu memadat, enam pemuda berjubah hitam berlutut dihadapannya. mereka adalah Arrow. Arrow yang sempat Vergil bunuh.

Mereka menundukkan kepala penuh syukur
"My Lord..."

Regan mengangguk acuh, sebelum menghilang dalam sekejap. saat itu juga Arrow mulai bernafas kembali. "hah, astaga ini mendebarkan" ucap Sandro

Xavier memegangi dadanya "hatiku"

Volt memotong perkataan tidak berguna mereka berdua "Aloysius harus berhasil kan?"

Remy memutar matanya malas "apakah kita akan dibngkitkan ketika Aloysius gagal?" pertanyaan Retoris itu keluar dari bibirnya yang tipis begitu saja.

Maverick memicing penuh tanya "langit keberapa ini?"

"seribu" jawab Aeger

"seharusnya kita bisa melihat bintang dari ssini kan? " tanya Maverick mulai cemas

"kami tidak melihatnya " -Aeger, sandro,Xavier, Remy, Volt bersamaan.

Mereka semua saling memandang penuh arti. Sekali lagi mengamati semesta dari tempat dimana mereka berdiri. "jangan bilang...."

________________

Gaun merah berapi-api meliuk-liuk bebas.
Valletta menari dengan penuh penghayatan. Dia tenang, ketenangan yang mampu menjatuhkan bintang dilangit. Gerakannya halus, lentur, indah namun aneh.

Sepasang iris mata ungu itu memancarkan daya pikat luar biasa, tatapannya tajam membuat suasana kian mencekam. Dua pedang saber menari-nari di udara dengan elegan. meskipun tariannya indah, namun menggambarkan aura kematian yang nyata. 

prok prok prok

Berputar, melompat , Valletta menari dengan lincah. Sorak sorai penonton semakin meriah, mereka berteriak, juga bertepuktangan dengan antusias. Feiyu yang geram karena Valletta mendapat banyak pujian, tidak bisa tidak cemburu.

Blam...

Feiyu menyambar satu kotak penuh Bubuk pewarna merah, melemparkan kotak itu hingga bubuk warna tumpah melumuri Valletta. Tetapi, Valletta tidak berhenti menari, dia seperti benda tanpa nyawa.

Para penonton langsung terkejut , ketika bubuk pewarna berjatuhan dari atas seperti titik-titik hujan. Serempak mereka melanjutkan kesenangan.

"ya Tuhan, ini indah sekali"

"kita harus mengajukan festival warna pada Kaisar. Ini benar-benar indah"

Gadis-gadis tersenyum ceria  , menengadahkan tangan hingga warna melumuri Jari ramping mereka.

beberapa gadis , ikut menyambar pewarna kuning, hijau, ungu, orange, dll. mendekat kearah Valletta, menyebarkannya dengan energi spiritual sebelum ikut bersenang-senang.

"keras kepala "

Feiyu menggeram, Dia ingin Valletta dipermalukan. Tetapi, apa yang terjadi disini? dia menabur warna itu untuk membuat Valletta terlihat konyol. Bukan untuk memotivasi pembuatan festival baru. Bagaimana ceritanya coba?

Jubah merah terus menari tanpa henti, gerakannya semakin lincah,  kakinya terus berputar semakin cepat meninggalkan sebuah pola.

Brukk

semua orang tersentak ketika melihat Valletta yang sedari tadi menari tanpa henti jatuh pingsan. Bahkan para pasangan yang tengah menari menghentikan tarian mereka bersama pasangan.

"a-Yao!!"

Yin Jinye tidak bisa tidak berlari. secepat kilat ,  Ia mengangkat tubuh ramping Valletta dikedua lengannya yang kokoh. tak lama kemudian keduanya menghilang dari pandangan para tamu.

_______________

Disebuah ruangan bernuansa abu-abu, kelambu putih tipis itu tidak bisa tidak mengungkapkan pesona yang berada dibalik tabir.

Yin Jinye memandangi paras cantik Valletta tanpa berkedip.  Dia memiliki alis yang indah seperti bulan , kelopak matanya yang tertutup samar-samar enggan mempertontonkan iris mata yang mampu membuat jiwa tersesat. Jembatan hidung itu tinggi, mungil, ia (Jinye) tidak bisa tidak mencubitnya. Bibirnya yang merah seperti ceri, ia ingin mengigitnya. dihadapannya adalah kecantikan yang dapat menghancurkan sebuah negara.

Yin Jinye menyingkirkan anak rambut Valletta yang menutupi dahi. pemuda itu berbicara dengan lemah "apa yang sebenarnya terjadi padamu? kamu seperti orang yang benar-benar berbeda dari sebelumnya?!"

_________________

sekerumunan orang, berkeliling menatap sebuah lantai penuh warna. Matanya dipenuhi oleh kekaguman dan keterkejutan.

"apa itu...??"

Bersambung...
______________