47. Putri Sampah?

766 44 2
                                    

Sebuah tirai merah berkibar mengelilingi seorang gadis yang tengah berendam dalam kolam. kelopak-kelopak bunga mawar merah yang harum menutupi tubuhnya yang ramping , putih, seperti porselen.

Fitur-fiturnya yang halus menggambarkan keindahan yang dapat menjatuhkan sebuah negara.  bulu mata lentik berkibar ketenangan, jembatan hidung tinggi lurus yang indah, juga bibir merahnya yang cerah seperti cerry. Menampilkan keindahan yang tidak bisa ditolak siapapun.

matanya yang terpejam dipenuhi kelembaban. Ketika terbuka, mata hitam tinta kemerahan seperti habis berurai air mata. Sembab.

Gadis itu diam-diam mengamati pantulan wajahnya di permukaan air,  matanya besar seperti almond. Jernih kemerahan. Dia menyentuh wajahnya yang halus bak porselen. mulai dari bibir, pipi, kemudian matanya.

"sembab?" gumam gadis itu "apakah aku habis menangis?" gumamnya lagi dengan linglung.

Gadis itu memiringkan kepala, menyibakkan tangannya ke air. Membuat gambar wajahnya menjadi buram ditelan ombak kecil hasil kegiatannya.

Mengamati sekitarnya dengan tatapan kosong. "dimana ini?" tanyanya bingung

Tap

Tap

Tap

Sekelompok pelayan tiba di area pemandian. membuat bola matanya bergerak acuh sebelum kembali menatap kosong air Dan kelopak-kelopak mawar yang mengambang diatas tubuh nya yang polos.

__________

"tuan putri sampah" teriak salah satu gadis pelayan menggelegar sebelum memasuki pemandian

tidak mendengar sepatah katapun dari orang didalam , para pelayan saling memandang. Sebelum kembali berteriak "Hallo...!! Jalang?!"

"anak pelacur?!"

Salah satu dari dua lainnya merasa sangat tidak sabar "masuk saja langsung. takut terjadi sesuatu"

Dua lainnya saling memandang cemas, "benar. "

Sekalipun bising diluar , gadis yang sedang berendam sama sekali tidak merasa terganggu. Seolah dia tidak ada hubungannya dengan mereka.
Seolah dia tuli dan buta.
Sampai...

Brakkk...

Suara gebrakan pintu membuat nya mengernyit kesal. Siapa yang berani mengganggu privasinya? apakah dia bosan hidup?

Tiga gadis pelayan memasuki pandangannya dengan raut penuh amarah. dia tidak repot memberi mereka pandangan kedua. Meluruskan lengannya dikepala kolam , meletakkan kepalanya menengadah dengan santai .

Posturnya yang benar-benar malas membuat ketiga pelayan memiliki perut penuh amarah. Sejak kapan putri sampah  ini begitu acuh tak acuh? sikapnya sekarang membuat ketiganya hampir muntah darah.

Salah satu pelayan itu memicingkan mata penuh curiga. Biasanya sampah ini akan berlutut ketika dihadapkan mereka. Tapi sekarang?
Dia berani menganggap mereka badut belaka?

gadis pelayan yang tidak tahan emosi, langsung menyemburkan amarah "sampah! kau tidak bersujud pada kami?!"

gadis kedua menambahkan "kau ingin kami menyiksamu lagi?"

gadis pelayan ketiga hanya diam menyaksikan gadis didalam kolam berendam dengan nyaman.

Byurr...

Gadis ketiga mengguyurkan sesember air ke wajah gadis yang dipanggil "putri sampah".

merasa siraman air mengenai wajahnya, kelopak mata gadis didalam kolam mulai terbuka dengan gerakan slow motion . matanya semerah darah penuh amarah. rasa dingin yang asing , rasa pembunuh yang kuat merasuk jiwanya.

Dia memang tidak mengingat apapun  bahkan siapa dirinya? jati dirinya? apa latar belakangnya? dia tidak tau. Yang dia tau , dia menolak provokasi dalam bentuk apapun. Siapa yang mengenai jalannya , maka orang itu harus menderita kematian dalam Seribu tahun kehidupan.

tidak perduli bahkan jika dia tidak tau bahwa dia telah bertransmigrasi ke tubuh orang lain yang telah mati  untuk menyelesaikan kesengsaraan 99 reinkarnasi , kebiasaan lebih sulit dicegah. Seperti bawaan kelahirannya. Sikapnya, gayanya, tata bicaranya. Masih sama seperti sebelumnya. Seorang Aerillyn Valletta Queenxeray'z.

Tapi , pelayan kecil dihadapannya ini? berani menyiram seember air ke wajahnya?!

Sreeettt...

"Ahhh...."

Teriakan memilukan memecah kesunyian. Darah mengucur disekitar potongan tangan si pelayan. memperlihatkan daging dan tulang kemerahan yang tertutup oleh sungai darah yang mengalir deras.

Para pelayan mengigil ketakutan, metode kejam dari mana ini? sedikit pelecehan dan memotong tangan? mereka bahkan tidak tau dari mana , dan kapan Valletta memegang sepotong kayu. Tetapi, kayu lapuk itu pula yang memotong tangan kawan mereka.

Dbutuhkan kekuatan macam apa itu? untuk menggunakan kayu lapuk sebagai senjata pemotong seperti pedang? patah dalam satu tebasan? mengerikan! gadis dihadapan mereka ,  putri sampah yang mereka biasa bully. Mengapa mereka baru tau kalau dia ternyata lebih mengerikan dari pada evil itu sendiri?

yah... Valletta hanya memotong tangannya , oke?! itu adalah balasan untuknya. Pelayan hina. Berani-beraninya dia ( pelayan ) menyiram air pada nya? jangan tanyakan masalah kekuatan. Memotong adalah sepotong kue baginya. Sudah lupakah kekuatan Regan masih melekat pada jiwanya?

Jangankan kayu lapuk, bahkan sepotong kapas bisa membunuh. entah dorongan dari mana , tetapi jiwanya memintanya melakukan pembunuhan yang kejam.

Valletta mengamati kayu lapuk lain yang ada disekitarnya, dia berkata dengan malas "begitu banyak anjing menggonggong"

Mendengar suaranya yang malas, kedua pelayan yang masih dalam keadaan sadar menggertakkan gigi marah, kedua tangannya terkepal erat, punggung mereka telah lama basah oleh keringat dingin. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apapun sekarang. Sayang sekali, mereka masih sayang nyawa. Jadi , mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.

Benar apa kata pepatah. Semakin Manis semakin beracun. semakin lembut orang itu, maka semakin mengerikan dia.

________________

.

.

.

.

.

sorry kalau updatenya lama.
Dari kemaren gue mau up-date tapi kagax ada sinyal muluk. Cuaca lagi buruk guys...

Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang