41. Pemusnahan Masal

897 59 2
                                    

Tap tap tap

Ribuan prajurit dengan armor hitam melewati perbatasan kota, rumah penduduk yang dilewati dihancurkan menjadi puing-puing. Derap langkah mereka meluluh lantakkan bumi Venue Kingdom.

Negeri yang damai dan sejahtera kini berubah menjadi genangan darah dalam hitungan hari. Tidak ada yang berhasil lolos dari pembantaian. Tidak perduli apakah itu orang tua, remaja , atau anak-anak. Bahkan , bayipun tidak.

Pasukan dengan armor hitam begis dan tanpa ampun. Dengan Kaisar Longfellow secara pribadi memimpin pasukan, siapa yang berani berkata tidak? Untuk membunuh tanpa pandang bulu?

_____________________

Kota Lucerne,

Seorang wanita paruh baya menggendong bayinya dengan pakaian basah kuyup. Bibirnya yang pucat bergetar ketakutan. Matanya mememerah penuh kebencian dan dendam . Ditengah-tengah lautan darah menyaksikan keluarga, kerabat, dan tetangga dekat dibantai habis oleh Pasukan Fairy Kingdom.

Para gadis remaja ditangkap secara paksa oleh prajurit, dibawa ke camp mereka dijadikan pemuas nafsu.

Semencara gadis-gadis yang masih selamat berlari menuju hutan.

Ketika mereka bertemu satu sama lain mereka saling memeluk untuk berbagi penderitaan.
Salah satu dari mereka berkata "tinggal empat orang dari seratus gadis didesa. Itu adalah aku dan kalian. Cepat atau lambat kita pasti akan ditangkap-"

Gadis disebelahnya memotong "dan aku tidak bersedia menjalani kehidupan menyedihkan seperti ini."

Ketiga gadis lainnya mengangguk sedih. Salah satu dari keempatnya berkata dengan mata penuh tekad "tidak ada yang bisa keluar dari hutan. Tidak perduli apa. Timur adalah lautan luas. Ada banyak tentara musuh disana, Barat adalaah jurang beracun, bahkan hanya dalam satu nafas kita akan mati keracunan. Dan Selatan, adalah lumpur hisap tanpa ujung. -"

Para gadis menghirup udara dingin , memucat. Sementara itu gadis berjubah hijau melanjutkan "jalan keluar ada di Utara. Kematian."

Hanya ada satu jalan keluar dari hutan , yaitu Utara. Sementara Utara adalah tempat pembantaian berlangsung, jika mereka melewati itu, bukankah sama saja mencari kematian?

Gadis berjubah putih berkata "sebelum sampai istana , entah apakah ada yang selamat ? Aku ragu" dia menggelengkan kepalanya.

Gadis berjubah pink berkata dengan tekad "aku tidak ingin melalui semua itu, karena kalaupun ada yang selamat. Apakah desa sebrang akan selamat? Tidak. Pembantaian sudah sampai disana. Karena itu , aku lebih mati menggunakan tubuhku sebagai makanan api. Sehingga dengan asap itu, para penduduk akan bergegas pergi. Setidaknya mereka lebih berhak hidup dibanding kita yang terjebak disini"

Venue Kingdom memiliki beberapa rahasia tentang komunikasi mereka. Salah satunya adalah dengan membakar dupa khusus hingga aroma dan warna dari asap menyebar. Memberitahukan tanda bahaya tertentu kepada orang disekitar untuk segera menyelamatkan diri.

Gadis berbaju kuning menyahuti "aku akan mencari dupa di pemakaman kuno hutan ini. Dan melakukan ritual pengorbanan kita"

Keempat gadis mulai mencari ranting-ranting kering, bersama mereka juga menemukan dupa . Mereka menyusun ranting-ranting itu hingga berbentuk segitiga besar yang muat untuk empat orang.

Keempatnya mulai menyalakan api dengan Qi (kekuatan spiritual) mereka. Ditangan lecet itu membawa sebuah dupa .

Api menyala dengan ganas, lidah merahnya menggapai-gapai penuh semangat menjulang ke langit mendung. Keempat gadis maju tanpa ragu-ragu kedalam api.

Beberapa saat setelah melemparkan diri ke api, anehnya suasana hening tanpa satu teriakan pun. Hanya ada gumpalan asap dan bau dupa yang menyengat.

Bahkan sepasang ibu dan anak mati bunuh diri dengan menelan racun.

Didesa lain,

Penduduk dihebohkan dengan asap dan bau dupa yang berasal dari hutan. Tidak perduli apa, tidak akan ada yang mau memasuki hutan kematian . Satu satunya alasan adalah orang itu terdesak keadaan yang mengerikan , sehingga memilih mengakhiri hidup di dalam hutan.

Melihat pesan rahasia itu, para penduduk memperingatkan satu sama lain , sebelum bergegas ke tempat perlindungan.

Kaisar Longfellow saat ini telah berubah menjadi pemusnah masal.

Diaula , Kaisar Yuan dengan cemas menunggu para tentara mengirim kabar . Venue Kingdom berubah menjadi kacau dalan sekejap.

Hanya dua orang yang masih bersantai sembari menikmati secangkir teh. Seakan apa yang terjadi tidak ada hubungannya dengan mereka. Bahkan mungkin satu-satunya yang dapat mereka ketahui dan bedakan adalah hidup atau mati.

selama mereka hidup bersama, tidak perduli apakah itu semesta yang bergetar atau bumi terbelah, mereka tidak akan bergerak. Seolah itu tidak berarti. Secara alami dua orang itu adalah Regan dan Xera.

Xera memiliki temperamen acuh tak acuh tetapi santai , beda halnya dengan Regan yang memiliki temperamen memandang rendah semesta. Selama memiliki Xera disisinya, tidak perduli apakah itu langiit ketujuh runtuh , planet-planet berbenturan, maka tidak ada hubungannya dengan ia.

Xera berbicara dengan anggun, " jadi, beritau aku trik itu"

Regan menjawab suam-suam kuku "Aku menghancurkan jiwanya melalui telunjukku"

Mendengar itu, xera tidak memiliki keterkejutan "bagaimana?"

"Aku menggunakan mantra penghancuran jiwa. Dengan Kegelapan, aku bahkan tidak perlu berkedip untuk melakukannya."

Bagus! Lelaki ini, kapan ia menjadi sedikit rendah hati? Bukankah ia selalu sombong nan tirani? Bahkan , ia tidak memandang apakah itu wanita atau anak-anak. Satu-satunya perbedaan adalah mati atau hidup. Suka atau tidak suka .

Valle tertegun " apakah itu membutuhkan semacam ritual?"

Regan menggelengkan kepalanya lemah "dengan diriku , Kegelapan murni. Apalagi yang kubutuhkan?"

Benar, Regan mengedarkan sedikit Kegelapan dalam dirinya. Dibumbuhi mantra penghancur jiwa menekan kekuatan gelap. Membuat setiap jiwa yang tersentuh akan hancur tanpa abu. Hancur seolah tidak pernah ada. Hancur tanpa bisa bereinkarnasi. Mengerikan.

Valle mendesah tak berdaya "jadi, aku tidak bisa menggunakan itu untuk menipu"

Setelah mendengar itu,
Regan yang tadinya akan meminum secangkir teh, cangkir teh itu berhenti tepat didepan bibir merah sensual miliknya . Ia mengangkat sebelah alis "bukankah kamu memiliki darahku? " katanya , sebelum Ia melanjutkan acara minum teh, meneguknya satu tegukan kecil.

Mendengar itu , matanya (Xera) bersinar terang. Benar-benar keren jika dia bisa membunuh dalam satu nafas belaka.

Ia (Regan) melanjutkan dengan muram "sayang, jangan mengotori tanganmu. Apakah suamimu ini tidak mampu?"

Valle terkekeh "bagaimana mungkin suami ku tidak mampu?" Katanya Retoris.

Dia melanjutkan "aku ingin berjalan disisi mu, karena itu aku harus mampu. "

.

.

.

.

.

___________

Oke, Reader. Kalau nanti ada nama Xera atau Valletta. Itu satu orang yang sama.
Mulai dari chapter 41 mungkin gue bakalan banyak sebut-sebut nama Xera.

Dan , kemarin ada yang tanya.
Update tiap brp hari?
Gue sih penginnya dua kali dalam seminggu. Insyaallah.
Kalau seminggu sekali kelamaan laah ya. Tapi doain ajalah supaya lancar. Amin .

Kalau untuk harinya? Gue nggak pasti. Oke?!

Reganza'Xera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang