Predebut 3

655 34 0
                                    

Selesai pengambilan gambar siang itu yoongi merebahkan tubuhnya di kursi rias sambil memejamkan matanya. Meski matanya terpejam namun susah untuknya mencoba tidur sejenak,  ia mengingat pertemuan singkat dengan ibunya.

Yoongi melangkah menelusuri taman yang berada di selatan sungai han itu,  di sebuah kursi yang selalu ia datangi saat kecil dulu bersama ibu dan ayahnya.

Kenangan manis yang singkat itu melintas di pikirannya.  Disana ia melihat wanita menggunakan dress ¾ soft blue dengan topi besar yang menutupi wajahnya.

Yoongi memercepat langkahnya menghampiri wanita itu,  pagi itu cukup sepi, dengan cepat ia akan menyelesaikan urusannya dengan ibunya itu. Yoongi berdiri di hadapan wanita itu, wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap putranya yang mengenakan hoodie itu .

“gomawo,  kau mau datang kesini,  ayo duduklah.. “wanita itu menepuk bangku yang kosong di sampingnya mempersilahkan yoongi untuk duduk di sampingnya.

waeyo?  Siapa suruh kau mengirim piano itu ke asrama ku,  kau tau dari mana alamatku..“yoongi langsung bicara dan menghiraukan wanita itu yang menyuruhnya duduk di sampingnya.

“sekretaris eomma yang mencari tau keberadaanmu setelah kebakaran itu.. “

mwoya?  Kau tidak perlu peduli dan menyelidiki ku,  Suruh sekretarismu untuk membawa piano itu,  aku tidak butuh lagi."

yoongi-a,  jebal..  Jangan membenci eomma eoh..  “wanita itu meraih tangan yoongi yang enggan menatap matanya itu.

kenapa baru sekarang kau peduli padaku,   kenapa kau datang ketika aku hampir mati..  Seharusnya kau tak perlu peduli padaku, bersikap seperti biasanya saja,  pura pura saja tak mengenalku itu lebih baik.  “yoongi melepaskan genggaman wanita itu.

kau sungguh membenci eomma?  Jeongmal mianhae, maaf membiarkanmu terluka sendirian,  maaf membuatmu menderita, eomma hanya ingin melihatmu tersenyum dan bahagia.. “

arraseo,  jika kau ingin aku bahagia. Jangan peduli padaku sekarang,  aku punya jalan hidupku sendiri,  kau jalani saja hidupmu seperti biasa.  Aku akan bahagia jika kau pergijangan muncul di hadapanku lagi,  jangan mengirimi surat atau uang atau benda apapun lagi,  aku tidak butuh semua itu. “

kalau begitu tatap eomma eoh,  sekali saja,  kau akan debut.  Eomma tidak akan menggangumu lagi,  jebal liat eomma dan tersenyum eoh,  bagaimana eomma mengembalikan senyummu lagi,  eomma memang tak pantas kau maafkan,  “wanita itu meneteskan airmatanya dan meraba pipi yoongi yang enggan melihatnya bahkan ia menepis tangan wanita itu dari wajahnya.

kka,,,  nanti ada yang mengenalimu,  jebal..  Pergilah... “sahut yoongi dengan nada tinggi

geurae,  jika itu yang membuatmu bahagia,   eomma selalu menyayangimu, “

hati wanita itu terasa sakit saat putranya begitu tidak menginginkannya.  Ia pergi setelah menghapus airmatanya dan kembali menggunakan kaca mata hitamnya menuju mobil yang terparkir tak jauh dari taman itu.

Setelah wanita itu pergi yoongi duduk di kursi itu sambil mengendalikan emosi dan mengatur nafasnya,  airmatanya yang hangat jatuh di pipinya. Ini pertama kalinya ia berteriak pada ibunya,  saat melihat wanita itu ia selalu mengingat luka yang ia berikan dulu.

Satu jam berlalu,  ia hanya diam di taman itu sambil menenangkan suasana hatinya,  menikmati hembusan angin berharap mampu menyejukkan hatinya. Menyembuhkan luka yang hampir saja terbuka kembali dengan kehadiran wanita itu.

Save Me  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang