RM

545 38 3
                                    

Jimin melangkah menelusuri lorong menuju aula,  ia baru kali pertama melihat wajah ayahnya, seperti ibunya bilang wajah mereka memang sama,  pantas saja ibunya membencinya Selama ini. 

jwesonghamnida.. “sahut jimin ketika bahunya menabrak sesorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. 

Ia kaget saat mengangkat kepalanya. melihat siapa yang ada di hadapannya.  Terlalu mendadak untuknya jika beetemu dengan orang yang menyakiti hati ibunya. 

Baru saja  untuk pertama kalinya ia melihat foto ayahnya namun sekarang lelaki itu berdiri di hadapannya  menatap jimin dalam diam.

Jimin berusaha untuk tenang,  dan mencoba berlalu begitu saja namun lengannya di raih lelaki berpakaian rapi dengan styles jas andalannya. 

“park jimin... “ucapnya.Mau tak mau jimin menghentikan langkahnya melirik lelaki yang menyebut namanya itu.

nuguseyo?  Bisa kau lepaskan tanganmu dari lenganku... ?”sahut jimin dengan tatapan tajam,  perlahan ji sang melepaskan lengan putranya itu.

“kau tidak mengenalku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“kau tidak mengenalku...? Sungguh? “sahut lelaki itu.

eopseo...  “sahut jimin kembali melangkah namun langkahnya kembali di cegat pria itu yang meraih kembali lengannya, ia menghela nafas mungkin lelaki tua itu tak mengerti ucapannya
“jiminie... Aku ingin bicara denganmu. “

“aku tidak bisa bicara dengan orang asing,  aku peringatkan jangan menyentuhku.. “

geurae. ... “ lelaki itu melepaskan tangannya dan menatap langkah jimin yang  semakin menjauh dari pandangannya.

Ji sang menuju ruang bangnim,  ia langsung saja duduk di kursi tamu, menenangkan pikirannya sambil menghela nafas.

“ji sang-ie,kau disini?  Jimin baru saja keluar, apa kau bertemu dengannya..? “

“hmm.  Ne.. ..”sahut ji sang tak bersemangat.

mwoyaYaaa! Sudahku bilang di tak akan mau mengambil kartu ini... “sahut bangnim meletakkan kotak kartu itu di hadapan ji sang yang memejamkan matanya.

“apa dia juga tudak mau bertemu denganku..? “sahut ji sang dengan wajah sendu.

“temui saja dia secara langsung,  dia tidak akan datang jika kau menyuruhnya datang menemuimu...  “sahut si hyuk prihatin melihat temannya itu. 

Malam harinya sepulang latihan jimin memperhatikan jin yang sibuk menyiapkan makan malam bersama sejin. 

hyung,  kau tidak lelah,  setelah latihan kau juga harus memasak,  kita bisa pesan makanan dari luar saja.. “sahut jimin duduk di meja makan.

“tidak ada makanan yang lebih sehat jika bukan berasal dari tanganku,  lagian memasak itu menyenangkan...  “sahut jin

“apa kau sedang banyak pikiran,  kau selalu menghabiskan waktumu untuk memasak ..”sahut jin berhenti mengiris bawang.

Save Me  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang