Suga

508 30 8
                                    

Yoongi menggenggam tangan ibunya, sungguh ia ingin ibunya segera bangun dan melihatnya.

Ia menggenggam jemari mungil ibunya itu, menekuk wajahnya disana "eomma.... Bogoshipeoseo... Jeongmal, jangan tinggalkan aku, bangunlah, jebal, "gumamnya menangis, mengingat terakhir kli ia bertemu ibunya dan bicara begitu kasar pada wanita itu.

Yoongi terus menangis mengingat semua ucapan kasarnya pada wanita itu, ia bicara kasar hanya untuk mempertahankan kekuatan hatinya, memperkuat hatinya yang sebenarnya rapuh dan kesepian.

"arraseo, jika kau ingin aku bahagia. Jangan peduli padaku sekarang, aku punya jalan hidupku sendiri, kau jalani saja hidupmu seperti biasa. Aku akan bahagia jika kau pergi, jangan muncul di hadapanku lagi, jangan mengirimi surat atau uang atau benda apapun lagi, aku tidak butuh semua itu. "

Perkataannya saat itu terngiang ngiang di telinga... "andwae... . ...eomma.... Mhianhae.... Jeogmal., aaku tak bisa Tanpamu... "ucapnya sambil menghapus airmatanya, sembari merebahkan kepalanya di bahu wanita itu.

Airmata wanita itu menetes, membasahi pipinya. Ia bisa mendengar tangisan putranya. Perlahan jemarinya bergerak, membuat yoongi kaget dan mengangkat kepalanya.

"eomma.... Kau bangun... "sahut yoongi memperhatikan kelopak mata ibunya yang perlahan bergerak berusaha untuk membuka matanya. Ia menghapus airmata ibunya.

"dokter..... "sahut yoongi langsung bangun dan memencet tombol yang ada di dekat ranjang rawatnya itu.

Tak lma dokter dan suster datang ke ruang rawat ji soo, untuk memeriksa keadaannya. Memperhtikan dokter itu yang terlihat lega juga membuat yoongi merasa lebih baik.

"Apa kau keluarganya? "sahut dokter menghampiri yoongi.

"ne, dahaengida.. Ibuku akan baik baik saja kan dokter.. "sahut yoongi meraih tangan dokter itu menggenggamnya erat berharap dokter itu memberikan perawatan terbaik untuk ibunya.

"ye, aku akan merawatnya dengan baik, mworageo. ? Yoo ji soo ibumu...? Aku bahkan tak tau dia mempunyai anak, sepertinya medi juga tidak tau mengenai itu.. "sahut dokter

"Setip orang punya privasi bukan.. ... Tak perlu mengumbarnya ke media, kamsahamnida dokter... "sahut yoongi membungkuk memberi hormat pada dokter yang penasaran dengannya itu.

"yoongi-a.... "sahut suara lemah wanita itu memanggil namanya.

"eomma.... Ne, aku disini.... Gwaenchana? "sahut yoongi menghampiri ibunya meraih tangan wnita itu.

Dokter itu hanya tersenyum dan keluardari ruang rawat, wanita itu menggenggam erat jemari putranya. Menatapnya dengan rindu. Rindu akan sifat lembut anaknya itu.

"gomawo aideul,-a, sudah ada di sisiku di masa sulitku, meski aku membuatmu menderita. .jeongmal mhianhae aideul-a... "sahut w4nita itu mencoba meraba pipi yoongi.

"mianhae Eomma... "sahut yoongi meroh tangan wanita yang meraba pipinya itu, airmatanya berlinang dan mengecup lembut tangn ibunya.

"aniya, kenapa kau minta maaf, semua salahku, salahku meninggalkanmu, sllalahku memilih karirku dari pada putra ku, mungkin ini karmaku karena meninggalkanmu, jeongmal eomma mhianhae. ."sahut wanita itu sungguh sungguh.

Jin menoleh pada ranjang yoongi namun ia tak melihat yoongi disana. "kemana dia malam malam begini, tumben ia tidak menghabiskan malamnya untuk tidur.... "gumam jin melangkah keluar kmar mencari keberadan yoongi.

"hahh.. Bagaimana bisa aku tak bis memecah masalah yoongi, ah bocah genius itu kemana malam malam begini, "ucap jin berdiri di balkon menatap langit sambil memeluk dirinya sendiri, cuaca malam itu cukup dingin, musim dingin memasuki puncaknya.
"teka teki apa ini...."

Save Me  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang