Epilog

1K 63 6
                                    

Jimin dan ayahnya sampai di depan toko neneknya,  ia melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 11 malam. toko itu baru tutup,  jimin melirik ayahnya sesaat dan melangkah bersama memasuki bangunan dua tingkat itu.

halmeoni... “sahut jimin melihat neneknya yang baru saja keluar dari toko untuk membuang sampah.

“jiminie,  neo...”sahut halmeoni melirik ji sang yang datang bersama jimin.

aigoo,  sini aku buang sampahnya.. “sahut jimin meraih kantong sampah itu dari tangan neneknya dan segera membuang kantong hitam itu ke tempat sampah yang tak jauh dari sana.

neo,  ada apa datang kesini bersama jimin malam². Kau mau membawanya bersamamu. ?”sahut halmeoni menatap ji sang yang tenang dan tersenyum.

aniya,  eommonim berhentilah berfikir buruk padaku eoh,  aku kesini mau bertemu eun ji-a,  eodiya..? “sahut ji sang melirik ke dalam toko sembari menyembunyikan bunga yang ia bawa di belakangnya.

Eunji yang baru saja melihat seseorang sedang mengobrol dengan ibunya, pupil matanya membesar dan melangkah keluar menghampiri ibu dan ji sang disana.

neo,  mau apa kemari malam² begini,  kau tidak ada kerjaan eoh.. “sahut eun ji.

eomma.. “sahut jimin tersenyum melangkah menghampiri mereka dan berdiri tepat di samping ayahnya, membuat eunji khawatir.

“jiminie,  kau datang bersamanya,  dia bilang apa padamu.. “sahut eunji meraih lengan jimin menariknya ke sisinya,  menggenggam erat tangan putranya itu,  ia takut ji sang memaksa jimin ikut dengannya.

Jimin melirik tangannya yang di genggam erat ibunya itu, eunji menatap ji sang dengan penuh emosi dan kekhawatiran.

eomma,  geogjeongma,  appa kesini bukan untuk mengambilku darimu, “sahut jimin, ji sang tersenyum dengan wajahnya yang tenang.

“itu katanya saja,  ucapannya tidak pernah sesuai dengan hatinya,  kau jangan percaya itu,  dia pasti ingin mengambilmu dariku  yaa!  Jika itu yang kau inginkan kau tak akan bisa mendapatkannya,  ga, aku tidak mau melihatmu di dekat putraku.. “sahut eun ji.

abeoji,  jangan diam saja,  kau ingat apa yang kau katakan tadi.. “sahut jimin.

“sungguh kau segitu nya membenciku.. “sahut ji sang menatap sendu eun jin,  meraih tangan kanan jimin menggenggamnya erat. Eun ji melirik tangan lelaki itu yang menggenggam erat tangan putranya.

“dia juga putraku,  tak bisakah kau memaafkanku,  Melupakan segalanya dan memulainya lagi dari awal.. Na juga ingin hidup bersama putraku dan ibu dari putraku..  Eun ji-a,  aku kesini untuk minta maaf padamu, mhianhae untuk semua kesalahanku. “sahut ji sang menatap teduh eun ji yang sedang emosi itu.

Halmeoni menutup mulutnya dengan telapak tangannya,  ia memerhatikan jimin yang terlihat jelas dimatanya ingin menyatukan ayah dan ibunya.  Ia tak mau ikut campur dan masuk ke dalam.

Jimin menghela nafas dan menyatukan tangan ayah dan ibunya,  ia tersenyum menggenggam erat kedua tangan itu. 

eomma,  appa,  kalian ingin aku bahagia bukan,  aku akan bahagia jika kalian bersama lagi,  gojitmal hajima eomma, neo sebenarnya tidak pernah membenci lelaki ini,  kau hanya takut aku di rebut olehnya.  Geuraeseo..  Jangan takut lagi...  Aku tidak akan pergi darimu,  aku akan selalu ada untuk ayah dan ibuku,  kau tau hal yang paling membuatku bahagia?, itu di saat kau berhenti pura² membenciku.. begitu caramu untuk melindungiku.. “sahut jimin membuat airmata ibunya menetes membasahi pipinya.

Save Me  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang