XXV " Terungkapnya Sebuah Fakta"

9.9K 907 75
                                    

"Putri Arthemis" gumam Rhea dengan penuh haru.

Nathan yang melihat kejadian itu terkejut, air mata menetes dari pelupuk matanya ketika melihat kejadian di taman, dirinya merasa bahwa Arthemis berada di sekitarnya.

Raja yang melihat hal yang sama, sama-sama terharu.

"Doamu telah dikabulkan goddess putriku, semua perjuanganmu tak sia-sia, ayah bangga padamu" batin Raja melihat kearah Hanabi dan Rhea yang saling menatap dengan tubuh mereka disinari rembulan dibawah hujan salju yang terus turun.

****
Masih di taman istana Fairy, Rhea terus menatap Hanabi sembari tersenyum membuat Hanabi mengerutkan alis bingung.

Tatapan Hanabi terpaku pada Rhea, maniknya terfokus pada sayap Rhea yang terlihat mengatup layu akibat dinginnya salju yang turun.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Hanabi membuka suara ditengah keheningan malam, Rhea yang mendengar Hanabi berbicara segera tersadar dan duduk hormat layaknya seorang ksatria membuat Hanabi terkejut melihat perilaku tiba-tiba Rhea.

"Maafkan atas kelancanganku tuan putri, Saya Rhea Anastasia siap mengabdikan hidup dan keabadianku padamu" ujar Rhea dengan nada serius seakan-akan sedang melakukan sumpah seorang ksatria.

Raja dan Nathan yang melihat itu mengerutkan alis, mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Rhea, tentu saja mereka bisa mendengarkan ucapan Rhea karena Rhea melakukan sumpah ksatria dengan suara lantang.

Natsuki dan Yuuka menepuk jidatnya ketika melihat tingkah putri Rhea, Seerchael, dan kedua Dewi hanya tertawa geli.

"Maaf, apa yang sebenarnya kau lakukan?" tanya Hanabi dengan nada bingungnya.

"Hamba sedang melakukan sumpah kstaria tuan putri, seluruh keabadian hamba, hidup hamba, nyawa hamba akan hamba persembahkan untuk tuan putri" ujar Rhea dengan nada layaknya seorang ksatria membuat Hanabi bingung sendiri melihat tingkah Rhea.

"Bangunlah putri Rhea" ujar Hanabi sembari tersenyum kikuk, mendengar perintah Hanabi, dengan cepat Rhea melaksanakan perintah Hanabi, Rhea bangkit namun pandangannya tetap menunduk.

Hanabi berjalan kearah Rhea dan merangkul pundak Rhea membuat Rhea terkejut.

"Tubuhmu sangat dingin, lebih baik kita masuk dan menghangatkan tubuhmu" ujar Hanabi dengan nada khawatir ketika Hanabi menyentuh tubuh Rhea yang sangat dingin.

Melihat perhatian Hanabi, manik Rhea membuat, dan wajah Rhea memerah.

"Sungguh sebuah kehormatan bisa mendapatkan perhatianmu tuan putri, namun hamba tak pantas untuk menyentuh tubuh sucimu itu" ujar Rhea dengan nada sopannya, mendengar itu Hanabi hanya tersenyum dan menuntut Rhea masuk ke istana.

Di sisi lain, terlihat seorang pria memakai jubah dengan liontin bulan sabit menggantung di lehernya, pria itu menatap tajam kearah Hanabi yang merangkul putri Rhea.

"Manusia itu harus segera disingkirkan, dasar mahluk terkutuk"

****
Di kastil tempat persembunyian Akuma, terlihat, Beelzebub, Amon, Mammon,dan Belphegor sedang berdiri di hadapan Hecate, Qana, Lucifer, dan Leviathan.

"Kami berempat sudah memutuskan untuk menyerang putri Arthemis secara bersamaan, kami yakin dengan kekuatan kami, kami bisa mengalahkan putri lemah itu" ujar Beelzebub dengan nada tegasnya, mendengar itu Hecate tersenyum.

"Apa kalian yakin? Kekuatan putri Lucifer sangatlah dahsyat, bukannya kalian sudah melihat kekalahan Asmodeus?" Ujar Leviathan berusaha mencegah tingkah konyol rekan-rekannya.

"Kami tidak bisa berdiam diri lagi ketika harga diri kami sebagai iblis terkuat terinjak-injak, biarkan kami membuktikan sendiri kekuatan putri Arthemis" ujar Amon dengan nada dinginnya, mendengar itu Leviathan hanya menghela nafas.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang