XVII "Perasaan Sang Ksatria Pedang"

13.2K 1.1K 135
                                    

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Edward takkala ia kembali mengingat saat dimana dirinya dan Hanabi bersama, dirinya begitu merindukan gadis kecil yang ceria itu.

Edward mengeluarkan sebuah anting dari sakunya dan menatap anting itu dengan penuh kesedihan.

"Aku merindukanmu, Hanabi-Chan"

****
Di sebuah taman di istana Aviar, terlihat Hanabi sedang duduk di kursi taman sembari memandang kearah lengan kirinya.

"Shiiro?" Panggil Hanabi dengan nada pelan namun tak ada respon dari Shiiro.

Yah sejak Hanabi kembali dari perkampungan Zuna, Hanabi tak pernah lagi berkomunikasi dengan Shiiro, entah mungkin ini ada kaitannya dengan kekuatannya yang lepas kendali.

Seketika Hanabi kembali teringat dengan cerita yang Hinata ceritakan, entah mengapa ingatan Hanabi saat di perkampungan Zuna samar-samar, ia tak bisa mengingat hal itu dengan betul, yang ada di ingatannya ialah saat ia melihat sosok Qana yang datang ke perkampungan Zuna dan juga saat ia melihat kelima ksatria, para Dewi, Hinata, dan Nathan saat berada di perkampungan Zuna.

"Shiiro! Sistem knight on" ujar Hanabi namun tak ada respon dari Shiiro membuat Hanabi menghela nafas panjang.

"Apa yang kau lakukan?" Ujar seseorang membuat Hanabi berbalik dan melihat sosok Hinata berdiri di belakangnya.

"Ah Hinata" ujar Hanabi kembali menatap kearah lengan kirinya, Hinata berjalan menghampiri Hanabi dan duduk di samping gadis bersurai pirang itu.

"Apa Shiiro belum merespon panggilanmu?" Ujar Hinata ketika melihat Hanabi yang terus menatap kearah lengan kirinya.

"Ya, Shiiro belum merespon panggilanku, bahkan seluruh kekuatan yang berasal dari power chip menghilang" gumam Hanabi dengan nada sedihnya, melihat itu Hinata ikut merasa sedih, selama ini Shiiro yang selalu menjaga dan menemani Hanabi disaat Hanabi merasa takut atau juga sedih.

Hinata ingat betul ucapan Sheeron ketika mereka di kamar Hanabi setelah kejadian di perkampungan Zuna.

Flashback on

Di kamar Hanabi terlihat tabib Tanin sedang memeriksa keadaan Hanabi yang terlihat sangat pucat.

"Keadaan permaisuri baik-baik saja, beliau hanya memerlukan istirahat total untuk memulihkan energi yang terkuras, saya sudah memberikan ramuan yang akan mempercepat proses pengisian energi" ujar Tabib Tanin sembari menatap kearah Para ksatria, Dewi, dan Hinata.

Nathan tak ada di kamar Hanabi dikarekan Nathan sedang beristirahat setelah semua lukanya sudah diobati.

Tiba-tiba saja lengan Hinata bercahaya, cahaya itu membentuk sebuah hologram yang berbentuk seorang bocah laki-laki, rambutnya pendeknya berwarna hazelnut dengan manik berwarna biru gelap dengan sebuah sayap berwarna silver.

"Si-siapa kau?" Ujar Hinata dengan nada terkejutnya ketika melihat kemunculan bocah laki-laki itu.

"Aku Sheeron seorang peri teknologi yang diutus oleh Dewa teknologi, Dewa Hefa yang ditugaskan untuk mengendalikan kekuatan tuan putri Arthemis yang ada didalam diri calon raja manusia ini" ujar bocah itu dengan nada datarnya, mendengar itu Hinata hanya mengerutkan alisnya bingung dengan penjelas Sheeron.

"Tunggu dulu, kau seorang peri? Tapi bagaimana bisa?" Ujar Hinata dengan nada bingungnya.

"Sesaat setelah tuan putri Arthemis kembali hidup, dewa Hefa menciptakan kaum kami dan kaum kami diberitugas untuk mengendalikan kekuatan para anggota CEA yang akan melindungi umat manusia dari Akuma" ujar Sheeron dengan nada datar dan wajah datarnya.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang