XXXIX "Zarrah"

5.1K 680 75
                                    

Melihat itu, senyuman mengambang di wajah Hanabi.

"Kalian sudah berkembang sangat pesat, kerja bagus para ksatria"

****
Hari demi hari berjalan dengan begitu damainya, tak ada kejadian aneh yang menimpa istana kekaisaran Fantasia, namun sebuah perayaan besar terjadi di istana megah itu.

Yah hari ini, dengan cuaca yang cerah dan kebahagiaan yang membuncah, akhirnya gadis yang digadang-gadang akan menjadi permaisuri kekaisaran kini akan berdiri bersama sang kaisar di atas pelaminan, walaupun status sang gadis kelak adalah sang selir.

Berbeda dengan pernikahan sang kaisar dan permaisuri, pernikahan kedua sang kaisar terlihat begitu megah dan meriah, seperti tak terlihat sang kaisar telah menikah sebelumnya.

Sambut suka cita dari para penduduk, para pengawal, para pelayan, para bangsawan seluruh kekaisaran terlihat jelas, para penduduk di desa yang tidak bisa menghadiri langsung pernikahan yang sangat dinanti-nantikan pun terlihat bersemangat membuat festival untuk menyambut perayaan yang membahagiakan ini.

Berbeda dengan pernikahan sebelumnya yang sangat ditentang oleh berbagai belah pihak, tak ada festival, tak ada wajah bahagia dan suka cita, hanya raut wajah datar dan terdiam sembari hati terus mengutuk sang pengantin wanita.

Kini di kamarnya, dibantu beberapa pelayan yang menghiasinya, sang pengantin wanita, Jennifer Leviathan, tengah berias, gaun megah dengan beberapa berlian mahal, kain sutra terbaik kekaisaran, dan perhiasan-perhiasan limited edition yang hanya dibuat oleh pengerajin yang ahli khusus untuk sang selir.

Namun kebahagiaan dan suka cita pernikahan kali ini tak ada apa-apanya jika para dewa dan Dewi tidak merestuinya, dikarenakan Jennifer telah menikahi pria yang tidak ditakdirkan untuknya, apalagi pria yang akan dinikahi Jennifer adalah kekasih dari kesayangan sang dewa agung.

"Anda terlihat cantik tuan putri" puji salah satu pelayan dengan senyum sumringah.

Jennifer menatap pantulan dirinya di cermin yang terlihat cantik dengan balutan gaun pernikahan yang indah dan suci, dan kini pandangan Jennifer tertuju pada perutnya dikarenakan sang bayi dalam kandungan Jennifer terus- menerus menendang.

"Bayinya menendang" gumam Jennifer yang dapat di dengar pelayan-pelayan yang melayaninya.

"Tentu saja tuan putri, itu dikarenakan sang pewaris sangat senang dengan pernikahan ini, saya sangat yakin, suatu saat nanti sang pewaris akan lebih menyayangi dan lebih menganggap anda sebagai ibunya" ujar pelayan itu, mendengar itu seketika raut wajah Jennifer berubah.

Senyuman perlahan memudar, tatapan berbinar perlahan menyayu, perasaan aneh tiba-tiba menyerang hati Jennifer, seketika ketika bayi dalam perutnya menendang, wajah Natsuki yang tersenyum kearahnya terbayang dalam benak Jennifer.

Jantungnya berdetak kencang, tak lama sang bayi kembali menendang, jemari indah Jennifer mengelus perut buncitnya secara lembut.

"Tenanglah nak" hanya itu kata yang keluar dari bibir Jennifer, hatinya kini dilanda gundah, perasaan senang perlahan memudar.

Tok Tok Tok

Jennifer tersadar ketika ia mendengar suara ketukan, Jennifer menatap kearah pintu yang terbuka, maniknya melihat sosok Natsuki yang mengenakan tuxedo berwarna abu-abu dengan dalaman berwarna putih, celana kain, dan rambut merahnya yang tersisir rapi.

Natsuki dan Jennifer terdiam, saling tatap sejenak sampai akhirnya Natsuki mengucapkan sepatah kata yang membuat Jennifer tersadar.

"Giliran anda sebentar lagi, putri" ujar Natsuki, mendengar itu Jennifer bangkit dari duduknya, dan para pelayan menunduk hormat sebelum melenggang pergi meninggalkan Jennifer dan Natsuki berdua.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang