XXIX "Miles Aqulton"

8.4K 860 122
                                    

"shiiro, sistem Ken : teleportasi on"

"Teleportasi di aktifkan, menguras energi : 50%"

Tak lama tubuh Nathan dan Hanabi bercahaya, Hanabi melihat kearah bulan yang berubah warna menjadi merah, lalu pandangan Hanabi mengarah pada para ksatria, dimana mata mereka berubah menjadi merah.

Cahaya di tubuh Nathan dan Hanabi semakin terang dan akhirnya mereka menghilang meninggalkan istana Aviar.

"Ada apa ini?"

****
Di sebuah hutan yang lebat terlihat cahaya yang menyinar begitu terang.

Bersamaan dengan adanya cahaya itu, Nathan dan Hanabi muncul dari cahaya itu, cahaya itu menghilang disaat Nathan dan Hanabi menginjak tanah.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ujar Nathan dengan nada tajamnya, Hanabi tak menjawab Nathan, Hanabi sibuk mengatur pernafasannya yang memberat karena lelah menggunakan kekuatan teleportasi sehingga menteleportasi mereka cukup jauh.

"Dimana ini?" Ujar Hanabi ketika pernafasannya sudah kembali normal.

Nathan menatap sekitar berusaha mencari tahu dimana mereka saat ini.

"Sepertinya kita berada di hutan perbatasan Aviar dan Werewolf, tepatnya di Hutan Azamon" ujar Nathan , Nathan berbalik kearah Hanabi dan alisnya mengerut ketika ia melihat wajah pucat Hanabi.

"Hey, kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat" tanya Nathan ingin memastikan Hanabi baik-baik saja.

"Yah aku baik-baik saja, hanya saja aku sedikit kelelahan karena menggunakan energi yang lumayan banyak" jawab Hanabi sembari menatap sekitarnya.

Nathan tahu Hanabi pasti kelelahan, karena dia sudah melakukan sihir teleportasi sejauh ini.

"Karena kita berada di hutan Azamon, itu berarti kita berada di bagian timur dari ibu kota, jika kita berjalan kearah selatan maka kita akan menemukan sebuah desa" ujar Nathan sambil melirik kearah Hanabi, namun alis Nathan mengerit ketika melihat Hanabi melepas semua perhiasannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Nathan.

"Kau bilang kita akan menemukan sebuah desa bukan? Maka dari itu aku akan menjual perhiasan-perhiasan ini" ujar Hanabi mulai mengumpulkan perhiasannya dan membungkusnya dengan daun.

"Untuk apa kau menjual perhiasanmu?" Tanya Nathan, mendengar pertanyaan Nathan, Hanabi menghela nafas.

"Tentu saja untuk mendapatkan uang, bukannya kita datang kesini tanpa membawa sepeserpun uang? Jadi aku mau menjual perhiasan ini untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kita" ujar Hanabi, mendengar itu Nathan menghela nafas dan mulai berjalan.

Hanabi mengikuti Nathan dan mereka berjalan di dalam hutan yang lebat dan tentunya gelap.

Hanya sinar rembulan yang menyinari hutan.

Setelah berjalan selama 2 jam akhirnya Nathan dan Hanabi tiba di sebuah desa, desa yang cukup ramai dan luas, penduduk disana terlihat sedikit kumuh yang menandakan desa itu adalah desa kecil.

Nathan mulai jalan memasuki desa itu, namun Hanabi menahan tangan Nathan mencegahnya untuk masuk.

"Ada apa? Kenapa kau menahanku?" Tanya Nathan dengan heran.

"Kita harus melakukan penyamaran, ingat yah, saat ini kau adalah buronan, kekaisaran sekarang memusuhimu, jadi akan berbahaya jika kita berpenampilan seperti ini" ujar Hanabi, mendengar itu Nathan mendengus kesal.

"Qazina Sutac" gumam Nathan dan tak lama tubuh mereka bersinar dan penampilan mereka berubah.

Rambut pirang Hanabi berubah menjadi coklat tua dan maniknya berwarna hitam.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang