Being Mom for..

7.2K 293 27
                                    

Bagi Eunbi lulus kuliah dan mendapat pekerjaan adalah hal yang cukup.
Ia tak pernah mau memusingkan bagaimana menjalin hubungan dengan seorang pria, karna jujur saja ia lebih memilih memusingkan bagaimana caranya terbebas dari setiap rentetan percobaan kencan buta yang dibuat Ibunya.

"Bi.. Coba ketemu dulu sama anaknya temen Bunda, Siapa tau cocok!"

Eunbi hanya bisa memutar bola matanya malas, lalu menaruh kasar map berisi kertas-kertas ulangan yang suah dinilai milik anak didik ditempatnya mengajar.

"aku ngga minat." balasnya.

Tak ingin mendengar lebih jauh rengekan Ibunya, ia lalu mengcangklokkan tas dibahunya, membenarkan blazer coklat susu, seragam kebanggaan para guru.

"aku berangkat Bund, takut kesiangan." pamitnya.

"masih jam segini, ngga kepagian?"

Eunbi menggeleng cepat, lalu membuka pintu utama rumahnya diikuti Ibunya dibelakangnya.

"rumah sebelah udah ada yang isi Bund?" tanya Eunbi begitu melihat mobil Porsche Putih mengkilat yang keluar dari gerbang rumah sebelah.

"eh iya? Kok Bunda baru tau? Kapan diisinya?"

Eunbi menggedikkan bahunya acuh, lalu memilih membuka gerbang rumahnya untuk mengeluarkan mobil Hyundai Tucson merah miliknya.

"berangkat Bund, assalamualaikum." pamitnya sambil mengambil tangan Ibunya untuk salim.

"hati-hati."

🌱🌱🌱

"niat Bunda lo baik kali, dicoba aja dulu." ujar Dahyun sambil mengunyah tahu isi dalam genggamannya.

"kali aja ganteng, orang yang mau dikenalin Bunda lo.
Apalagi temen-temen Bunda lo dari kalangan sosialita semua, yakin gue anaknya pasti cakep plus berpendidikan semua." timpal Sakura.

"ngga mau ah gue, berasa ngga laku amat kayaknya." tukas Eunbi dengan wajah masamnya.

"ya lagian semenjak putus sama Yuvin, lo jadi bodo amatan gini." ujar Dahyun yang dibalas tatapan tak suka dari Eunbi.

"ngga usah bahas mantan ya."

"permisi.. An-Bu Eunbi dipanggil Pak Kepala Sekolah." ujar salah seorang murid menghentikan obrolan mereka.

Eunbi mengernyitkan keningnya, lalu membalas dengan anggukan kepalanya.

"makasih ya Piyo."

Sinb-LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang