6.Awal kuliah

1.8K 172 0
                                    

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya keinginan Luna untuk kuliah disalah satu kampus terfavorit dijakarta  tercapai juga.Setelah menyelesaikan  masa orientasi sekolah atau yang sering dikenal orang dengan sebutan MOS selama tiga hari,  kini ia telah resmi menjadi Mahasiswi Palm University. Dan tepatnya, hari ini adalah hari pertama Luna akan mengikuti kelasnya.

Seperti rencana awal, Luna ,Rere,dan Zalwa satu kampus.Luna dan Zalwa mengambil fakultas inggris. Sedangkan Rere masuk di fakultas ekonomi.Walaupun mereka berbeda jurusan dan sudah mendapatkan teman baru, namun hubungan persahabatan dan komunikasi mereka masih terjalin cukup baik.
Bahkan semakin erat.

Tak lupa dengan Alana dan juga kawan kawannya yang juga satu kampus dengan Luna. Bahakan Alana satu kelas.Namun hal itu tak menjadi masalah bagi Luna, toh niatnya hanya ingin belajar disini.
Memang cara mereka masuk ke kampus ini berbeda. Alana yng dibiayai oleh Papanya, sedangka luna masuk melalui program bea siswa. Mengingat Papanya yang tak mau menanggung seluruh beban hidupnya dan Mamanya yang tak bisa melawan Papanya.Tapi hal itu menjadi kebanggan tersendiri bagi Luna. Karena dia telah masuk melalui beasiswa berarti ia tergolong dalam orang orang yang cedas dan berbakat bukan?

"Mampus! udah jam segini lagi! Yakali, hari pertama gue masuk udah telat, apa kata dunia nanti."ucapnya bermojolog sambil merapikan pakaiannya.

Luna berlari menuruni tangga lalu mencium pipi Mamanya sekilas.

"Luna pamit Ma,"

Skip

Setibanya dikampus, gadis berpakaian merah tersebut segera mencari kelasnya.

"Sstt cewek cantik tuh!"

"Kesempatan coy!"

Gadis itu tak menghiraukan bisikan-bisikan yang menurutnya cukup menjijikan itu.Ia melanjutkan langkahnya kembali tanpa memperdulikan dua pria yang sibuk menggodanya.

"Mbak kenalan dong!"kata pria berambut sedikit ikal, membuntuti Luna dibelakangnya.
Gadis itu hanya memasang tampang judes.

"Minta nomornya dong,"ucap yang satu lagi dengan kulit lebih putih.

Luna berhenti sekilas. Gadis itu memutar badan, menghadap dua pria genit seraya menyeringai.
"Nomor apa? Sepatu? Baju? Celana?atau, nomor handphone suami gue?"tanya Luna dengan senyum devil.

"Su...suami? Nggak mungkin kamu semuda itu udah menikah,"gumam pria berambut ikal. Sebenarnya ini hanya alibi Luna saja agar tidak diganggu lagi.

"Terserah!"balas Luna hendak melewati mereka. Namun salah satu dari pria itu menghadangnya dengan merenggangkan kedua tangan.

"Minggir gue mau lewat!"ketus Luna

"Tcihhh gak usah sok jual mahal deh lo!"sarkasnya pedas.

Ia sudah kehabisan kesabaran. Tanpa pikir panjang Luna langsung menendang selangkangan pria yang menghadangnya kemudian melengos pergi.

Skip.

Luna memasuki kelasnya dengan perasaan was was.Takut-takut jika dosennya sudah datang. Bisa habis dia! belum lagi jika tampangnya galak, gendut, badan tinggi besar, kumis tebal,tua...pokoknya gak kebayang deh. Tapi semua pikiran luna hilang ntah kemana saat melihat sang wajah dosen.

"Inikan yang waktu itu sosialisasi di sekolah gue."batin Luna

"Bagus! Baru hari pertama aja kamu sudah telat! Gimana kedepannya?" suara baritone dengan nada dingin itu merasuk indera pendengaran Luna. Gadis itu menelan salivanya susah payah.

"Maaf Pak...saya kesiangan,"balas Luna

"Uuuuuuu..."sorak semua.

"Kebanyakan tidur dia pak."sahut Alana mengompori.

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang