43.End

4.9K 193 7
                                    

Tiga tahun kemudian...

Seorang gadis kecil berlari ringan menuju uminya yang sedang duduk di bangku taman.Gadis itu mengoceh tanpa henti menceritakan  kegiatannya hari ini yang terlihat begitu menyenangkan.Ibu dari anak itu terkekeh kecil menanggapi putrinya.Diusapnya dengan sayang kepala gadis itu .Walaupun masih kecil dan usianya juga masih sangat belia, tingkat kecerdasan anak itu cukup tinggi.Dia banyak bertanya.Karena dalam usia segitu,anak sangat mudah untuk tanggap dan meniru.

"Umi...umi..liat!adel bawa bunga buat umi"serunya sembari menunjukkan benda yang ada ditamannya.

"Oh iya...bunganya cantik sekali sama seperti Adel"balas uminya

Ya...dia adalah Adelia Nesa Bachtiar.Anak pertama dari Aluna Salsabilla dan Alif Zayn Al Bachtiar.Gadis itu tumbuh cantik.Tapi 50 % juga menuruni gen dari ibunya yang lumayan tomboy.Sifatnya hampir seperti lelaki.Tak khayal,dia juga sering ribut dengan teman sebayanya .

Walaupun sudah berkali kali sang Ibu menyuruhnya untuk mencoba hijab,namun terkadang gadis kecil itu masih menolak.Dengan alasan gerah ataupun yang lainnya.

"Sayang!"teriak seorang lelaki yang tak lain adalah ayah dari gadis itu.

Wanita itu menengok dengan senyuman tipis.

"Umi...adel main kecana"katanya menunjuk tempat yang dimaksud dengan nada khas anak kecil.

"Hati hati ya sayang,Umi liatin dari sini"ucap uminya.
Tak menghiraukan,Adel langsung berlari lincah menuju kumpulan bunga bunga indah yang sedang bermekaran.Gadis itu asyik bermain sendiri.

"Sayang..aku cari kamu kemana mana ternyata ada disini"ujar lelaki yang kini telah duduk disampingnya.

"Iya mas...Luna lagi nemenin Adel main"balasnya.

Wanita itu adalah Luna.Dulu,setelah melahirkan ia memang sempat divonis dokter telah tiada.Namun sebuah keajaiban datang...Setelah beberapa saat jantungnya berhenti berdetak Allah masih memberinya kesempatan untuk hidup.Walaupun ia juga sempat koma selama kurang lebih tiga bulan.

Flashback on

Umi Aisyah dan Rania saat ini tengah menjaga Luma dikamarnya.Mereka mengajak Luna berbicara dan ada respon dari mulutnya yang bergumam tak jelas.Seketika respon Luna membuat Umi Aisyah dan Rania sedikit lega,namun beberapa saat setelahnya kepanikan menghampiri dikala Luna tiba tiba kejang.Mereka memanggil dokter dan beberapa suster untuk menangani putrinya.

Dokter itu mengecek keadaan Luna dengan teliti.Memberi obat bius agar pasiennya tenang.Namun tak lama setelah Luna terțidur,mesin EKG nya menampilkan garis lurus.Pertanda Luna sudah tak ada.Semua suster dan dokter yang ada diruangan itu hanya menghela nafas.

"Gumana ini dok?"tanya salah satu suster

"Pasien tidak bisa diselamatkan"balas Dokter itu sendu.

Sepuluh menit menunggu akhirnya sang dokter  keluar meninggalkan beberapa suster yang sedang sibuk mengurus jenazah Luna.Wajahnya terlihat masam membuat Alif dan seluruh keluarganya panik.
Dokter itu menghembuskan nafas kasar.

"Dokter?"tanya Alif meminta penjelasan

Dokter yang sejak awal menangani Luna hanya menggelengkan kepala sembari mengangkat kedua tangan pertanda ia menyerah.

"Mak...maksud dokter?"tanya  Rania

Dokter itu tak menjawab.Ia rasa isyaratnya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan mereka.

"LUNA....JANGAN PERGII!!"teriak Alif histeris.Tak peduli seberapa banyak orang yang memperhatikannya.

"Mungkin ini yang terbaik...ikhlaskan dia"ucap Abi Rasyid.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang