39.Abidzar Wisuda

2.2K 143 0
                                    

Pekerjaan Alif semakin hari semakin menumpuk.Walaupun masih dalam masa liburan,Alif dipasrahi oleh dekan nya untuk mengurus berkas pendaftaran mahasiswa/i baru.Selama seminggu ini ia sibuk mondar mandir ke kampus sehingga jarang meluangkan waktu untuk istrinya.

Alif berjalan gontai menuju single sofa.Ia duduk disana sembari memijat kecil kepalanya.Wajahnya pun terlihat lesu dan tak bersemangat.Mungkin saja terlalu banyak urusan yang harus ia pikirkan.

Luna membawakan secangkir kopi untuk suaminya.Ia tahu suaminya sangat lelah hari ini.Sebagai seorang istri yang perhatian,Luna berinisiatif untuk memijat bahu Alif barangkali pegal pegalnya sedikit berkurang.

Namun saat Luna sudah berada dibelakang Alif lalu menekan pelan bahu lelaki itu,Alif malah menarik pelan tangan Luna sehingga wanita itu duduk diatas pangkuannya.Dengan nyamannya Alif menyenderkan kepalanya di dada Luna menikmati irama detak jantung yang begitu tenang dan tidak pernah bosan untuk ia dengarkan.

"Ma...mas kamu---"

"Diam dan jangan banyak bicara!"ucap Alif

"Tapi kan Luna mau---"

"Turuti saja permintaanku!"

Luna tak membantah.Ia mengalungkan tangannya dileher Alif.

"Kamu sudah sholat mas?"tanya Luna

Alif mengangguk singkat.

Jujur saja Luna malu dengan posisi mereka yang seperti ini.Sampai sekarang saja Luna masih belum terbiasa berkontak fisik dengan Alif jika lelaki itu tak memulainya.Jujur saja Luna deg deg an.Tapi mau bagaimana lagi mau pergi juga tak mungkin karena suaminya memeluk pinggangnya lumayan erat.

"Sayang...kok detak jantung kamu kencang banget!"tanya Alif

"A...anu...i..itu...Lun...Luna gak...Luna gak papa!"jawab Luna menyembunyikan rona merah dipipinya.

"Kamu masih deg deg an ya kalo deket deket sama aku?"

"Si...siapa bilang?"

"Aku tadi,emangnya kamu gak denger"balas Alif santai

"Udah ngaku aja kamu masih gerogi kan sama aku?"lanjutnya

"Apa sih mas!udah deh mendingan kamu lepasin ini,aku mau masak buat makan malam"
Kata Luna memberikan nada perintah

Dengan berat hati,Alif melepaskan pelukannya.Wanita itu pergi kedapur meninggalkan Alif yang masih dengan kebosanannya.
Dasar Luna,gak tau apa kalo dirinya ingin mesra mesraan sebentar saja.Mumpung ada waktu ini malah ditinggal masak.Emang ya gak semua wanita itu peka.Buktinya saja istrinya.Wanita tercuek yang pernah ia temui.Tapi dibalik sikap cuek dan bodo amatnya sebenarnya Luna orang yang penyayang.Alif merasa sangat beruntung telah dikaruniai istri seperti Luna.
Sungguh ia sangat bodoh pernah menyia nyiakannya.

                       **********

"Luna...buruan kamu mau ikut gak sih ke wisudanya Abidzar!"teriak Alif dari bawah tangga.

Hari ini Abidzar akan mengadakan wisuda pertanda jika ia sudah menjadi sarjana.Seluruh keluarga yang dikiranya bisa hadir ia undang tanpa terkecuali.

"Iy mas!bentar!"

Sejurus kemudian Luna menghampiri Alif yang sudah siap dengan kemeja maroon nya.Terlihat sangat tampan dan calm.Sedangkan dirinya menggunakan gamis berwarna peach dan jilbab yang senada.Sangat anggun dan cocok ditubuh mungilnya.Sepasang kekasih itu mengendarai mobil ke tempat tujuan.Kampus Abidzar yang tak jauh dari rumah neneknya,Nenek Fatma.Mungkin sepulang dari acara Abidzar nanti,Luna dan Alif akan mampir sebentar ke rumah neneknya sekedar menjenguk dan silaturahmi.

Setelah tiba di Universitas Islam Bandung atau yang biasa dikenal dengan USIBA mereka langsung mencari ruang kelas Abidzar.Kebetulan sekali,saat hendak masuk ke kelas Adiknya,Alif dan Luna melihat Abidzar datang dari arah timur sambil berkacak pinggang.

"Lama bener lo bang!semua udah pada kumpul tinggal lo sama istri tengil lo yang belum datang!"kata Abidzar

Luna mendelik saat dirinya dikatai tengil oleh lelaki yang notabenya adalah adik iparnya walaupun usia Abidzar masih diatasnya.

"Lo bilang apa tadi?tengil?masih untung gue mau nyempetin waktu buat hadir di acara lo!"sarkas Luna

Alif teryawa pelan melihat pertengkaran antara adik dan istrinya itu.

"Busetttt dahhh ibu hamil galak bener!selow kakak ipar"ucap Abidzar mencoba untuk berguaru meski garing sih.

"Udah udah...kalian dari dulu gak ada akur akurnya!"ujar Alif

Semenjak Luna kembali dengan Alif,hubungan Abidzar dan kakaknya juga ikut membaik.ia sudah belajar ikhlas sekarang untuk melepas wanita yang pernah dicintainya.Saat ini pula Abidzar sudah tak ada perasaan apa apa lagi dengan Luna.Ia sudah benar benar rela asal melihat Luna bahagia bersama kakaknya.Dan Abidzar memperlakukan Luna selayaknya adik dan kakak ipar begitu juga sebaliknya.

"Daripada debat terus mending sekarang kita selfie dulu,dua jam lagi gue harus kumpul ini!"ajak Abidzar

"Dasar narsis"sahut Luna

"Yeyy...gak papa dong!orang ganteng ma bebas!"balas Abidzar menjulurkan lidahnya

"Mas!adik kamu itu bikin aku kesel terus"Lapor Luna pada suaminya

"Sst...udah udah gak usah ribut lagi katanya mau selfie!"kata Alif yang sudah mengeluarkan kamera handphonenya

"Iiih..kok kamu jadi ikutan narsis sih mas!"Luna menyilangkan tangannya didepan dada sebal.

Cekrek...

Satu...dua...tiga...

Cekrek

Alif dan Abidzar berpose setampan mungkin.Sedangkan Luna,ia terciduk saat mukanya sedang cemberut.

"Mass!!Aku nya belum siap!"protes Luna merampas benda pipih ditangan suaminya.

"Suruh siapa dari tadi tu muka ditekuk terus!seneb gue ngeliatnya!"sewot Abidzar

Luna semakin memanyunkan bibirnya.
Ia mengambil gambar tanpa mengajak Alif dan Abidzar.Membuat kedua lelaki itu
Hanya menggelengkan kepala heran.

"Bang,Lun!kesana yuk bareng abi,umi sama yang lainnya"kata Abidzar menunjuk kearah keluarganya.

Alif dan Abidzar melangkah menuju Abi dan Uminya meninggalkan Luna yang masih asyik berfoto dengan berbagai macam gaya.

"Mass!!kok Luna ditinggalin sih!"serunya sambil berlari.Hampir saja ia terjatuh jika Alif tidak cepat cepat menoleh dan menolongnya.

"Hati hati sayang...nanti kalo kamu jatuh gimana?inget sama kandungan kamu!"peringat Alif dengan nada halus

"Ya maaf...lagian dari tadi Luna ditinggalin terus!"

"Ck...rempong amat lo jadi cewek!"Kata Abidzar memasukan tangan kirinya disaku.

Mereka menikmati acara tersebut hingga selesai.semua merasa sangat bangga dengan Abidzar karena telah berhasil mendapatkan IP yang tinggi.Tak sia sia Abi Rasyid mengkuliahkan putra bungsunya itu.Mungkin setelah ini Abidzar akan langsung terjun saja diperusahaannya.Toh Abidzar sudah lumayan mahir.



Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang