Disebuah pelataran rumah, seluruh keluarga tengah berkumpul. Sepulang dari rumah Luna tadi, kini sepasang suami istri itu berada di ndalem, tepatnya Pp Al Bachtiar guna mengambil beberapa barang milik Alif dan Luna."Umi, Abi, Alif sama Luna pamit dulu yah,"kata Alif seraya berjalan menuju mobil.
"Kalian beneran mau pindahan sekarang?"ucap Umi Aisyah.
"Iya Umi, kasihan kan rumahnya kelamaan kosong."ujar Alif.
"Umi pasti bakal kangen banget sama kalian. Apalagi sama mantu umi yang satu ini,"ucap umi Aisyah memeluk Luna erat.
"Luna juga pasti bakalan kangen banget sama Umi. Tapi umi tenang aja, Luna akan usahain buat sering-sering main kesini."balas Luna melerai pelukan mereka.
"Janji yah,"Umi Aisyah memastikan.
Luna mengangguk pelan.
"Insyaa Allah,""Lo nggak mau ngucapin apa gitu ke gue, kakak ipar?"tanya Abidzar melipat tangan didada. Nada bicaranya ia usahakan tenang, agar tidak kentara kalau sebenarnya ia sedang besedih.
Gadis yang usianya baru genap 18 tahu itu menukik alis.
"Emang mau ngucapin apa?"balas Luna sedikit acuh."Au ah,"pria itu pura-pura merajuk.
"Ck... lo itu Zar, udah gede masih aja ngambekan! inget kali ama umur."ceplos Alif meledek.
"Gue nggak ngajak lo ngomong ya Bang!"sewot Abidzar.
Alif mencebik bibirnya, meremehkan.
"Awas lo kalau kangen sama gue,"
Abidzar melotot seraya bergidik ngeri.
"Idih...amit amit ya Bang gue kangen ama lo! Gue juga masih normal kali! Yang bakal gue kangenin itu pasti sih Luna!"ucapnya lepas tanpa beban. Namun sedetik kemudian pris itu menepuk mulutnya yang suka nggak pake aturan kalo ngomong."Apa?"tanya Luna memastikan pendengarannya.
"Jangan bilang lo naksir sama istri gue,"ucap Alif memicingkan mata sembari memeluk pinggang Luna posesif. Luna yang mendapatkan perlakuan seperti itu seakan ada kupu kupu berterbangan diperutnya.
Perasaannya menghangat. Bolehkah jika ia berharap suaminya selalu bersikap manis seperti ini?"Becanda doang kali! baperan amat lo jadi orang bang! Bilang aja cemburu,"
"Mana ada gue cemburu, nggak tu biasa aja." kata Alif salting yang langsung melepaskan pelukannya.
Abi Rasyid memijit pelipisnya pelan mendengar perdebatan kecil itu. Diam tanpa minat menimpali. Kedua putranya masih seperti anak kecil.
"Ck...masih ngeles aja lo Bang!"
"Diem lo bocil! nggak usah sotoy deh!"
"Orang yang lo bilang bocil, juga bisa bikin bocil Bang!"ujar Abidzar santai. Umi Aisyah spontan menepuk pelan lengan putranya.
"Dek, kebiasaan deh asal ceplos."peringatnya.
"Semuanya, kita pamit dulu yah, Assalamualaikum."
"Walaikumussalam."
Alif melajukan mobilnya meninggalkan pekaranvan rumahnya.
Diperjalanan tak ada satupun yang berbicara. Alif dan Luna sibuk dengan pikirannya masing-masing. Alif yang tadinya sedang melamun dikagetkan dengan seorang wanita yang menyelonong saja saat menyebrang hingga membuatnya mengerem dadakan.
"Asraghfirullah,"rapalnya.
Alif dan Luna keluar menghampiri wanita itu yang sedang meringkuk ketakutan. Pria itu memegang pundaknya dengan pelan dan perlahan wanita itu menampakan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in Love (Revisi)
Spiritualkisah seorang gadis troublemaker yang tak selalu mulus jalannya.Caci maki adalah makanan sehari harinya.Siapa sangka,gadis yang diluar selalu terlihat ceria dan bertindak seenaknya...ternyata menyimpan beribu luka. Tentang cinta?Tak sedikit pria yan...