8.Antara perjodohan dan Pengusiran

2K 207 0
                                    

Sebelum baca, yuk pencet bintang dipojok kiri bawah

Alana tengah duduk anteng diruang keluarga bersama Papa dan Mamanya. Kata Rudi, ada yang ingin disampaikan kepadanya. Entah apa ia pun tak tahu. Tapi jika dilihat dari raut wajah Rudi, sepertinya hal yang akan disampaikan cukup serius.

"Papa kenapa manggil Al buat kemari?"tanya Alana.

Pria paruh baya itu mengambil duduk disingle sofa.
"Papa ingin bicara sesuatu padamu Nak."balas Rudi.

Alana meletakan ponselnya diatas meja lantas memusatkan netra pada pria yang menjadi cinta pertamanya itu.
"Iya Pa,"

"Sebenarnya sejak lama Papa ingin menyampaikan hal ini kepadamu, tapi berhubung usiamu masih terlalu muda Papa urunkan dulu."
Rudi menjeda ucapannya sejenak." Dan sekarang, Papa rasa ini adalah waktu yang tepat."

Rudi menghela nafas panjang.
"Papa ingin menjodohkanmu dengan putra teman Papa, dia seorang dosen. Dia juga seorang Ustadz yang mengajar dipondhok Abinya. Biasanya sering dipanggil Gus Zayn oleh santrinya."terang Rudi.

Deg

Alana mematung. Gadis itu mengerjapkan matanya berulang kali.
Pernyataan tadi sungguh, mencerna ucapan Rudi. Pernyataan tadi sungguh membuat dadanya sesak. Bagaimana bisa Papanya berpikiran untuk menjodohkan dirinya? Lalu bagaimana nasib cintanya dengan Pak Alif nantinya.

Sontak, Alana beranjak dari tempat duduknya.
"Alana gak mau Pa! Alana udah memilih seseorang yang Al sangat cintai."tolaknya terang-terangan.

"Sekali saja Al... Papa mohon turuti permintaan Papa kali ini."pinta Rudi.

"Sayang, sekali ini ya, ikuti permintaan Papamu."timpal Rania lembut.

"Al nggak mau Pa, Ma! Al nggak mau!"bantah Alana tanpa sadar meninggikan suaranya. Cairan bening sudah membendung dipelupuk matanya. Jika sekali saja ia berkedip, mungkin buliran itu akan jatuh.

"Alana! selama ini Papa selalu menuruti keinginanmu! Apa seperti ini balasan kamu?"

"Kenapa nggak Luna aja? Kenapa harus Al?"

Rudi memijit pelipisnya.
" Karena Papa percaya sama kamu. Papa ingin kamu hidup enak,"

"Pokoknya Al gak mau Papa!"
Gadis itu masih berusaha untuk membantah.

"Sabar Mas, sabar."Rania menenangkan suaminya. Wanita itu mengusap lengan Rudi.

"Keputusan Papa sudah bulat! ini semua demi perusahaan kita Nak, jika kamu mau menikah dengan dia otomatis perusahaan kita akan berkembang pesat. Ingat, Abinya pemilik salah satu perusahaan bonavit dikota ini."

"Jadi Papa menjodohkan Al dengan pria itu hanya demi harta? Papa bener-bener nggak mikirin perasaan Al! Papa egois! Alana benci Papa!"kata Alana. Tangisnya sekarang pecah.

"ALANA! Jangan kurangajar kamu!" Sentak Rudi sambil berdiri hendak menampar pipi Alana. Namun urung ia lakukan tangannya dicekal oleh sang istri-Rania.

Alana berlari menuju kamarnya. Didalam sana ia meraung dan menangis sejadi- jadinya. Semua benda ia lempar. Sampai suara sang Mama tak ia hiraukan.

Hiks... hiks... hiks...

"Alana, buka pintunya Nak!"ucap Rania dari balik pintu.

"Mama sebaiknya pergi! Mama sama aja sama Papa cuma mau manfaatin Al." racaunya.

"Bukan begitu say--"

"PERGIIII!!!"

   
Rania hanya bisa menatap nanar pintu berwarna coklat itu. Percuma saja memberi pengertian pada Alana, jika gadis itu masih dikuasai emosi.

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang