Luna, Rere, dan Zalwa mengisi perut mereka dikantin setelah bel istirahat berbunyi. Namun sedari tadi pandangan Zalwa tak beralih dari Afrian yang sedang duduk bersama Alif dimeja yang ada disebrangnya. Padahal Luna dan Rere asik bercanda berbeda dengan Zalwa yang hanya senyam senyum sendiri."Zal,"panggil Rere sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Zalwa. Tapi Zalwa masih tak bergeming, ia masih tetap memandang Rian tanpa berkedip.
"Zalwa!" Ucap Luna dengan nada suara yang lebih tinggi.
"E..eh.. apa Lun?lo manggil gue?"balas Zalwa gagap
"Bukan Luna aja kali yang manggil lo!Daritadi gue juga manggil manggil lo tapi cuma dikacangin!"dengus Rere kesal.
"Lo merhatiin apa sih Zal?"tanya Luna
"En...enggak kok..ta...tadi gue cuma-"
"Cuma mandangin Pak Afrian yang lagi sibuk makan sampe lo lupa sama Zina mata!"sahut Rere sedikit menyindir.
"Lagian lo sendiri kan yang selalu bilang sama gue buat gak usah celalatan kalo ada cogan, katanya ntar Zina mata kalo udah zina mata ntar jadinya dosa. Lha ini lo sendiri...Lo suka nasihatin gue tapi lo sendiri gak lakuin!"lanjutnya ketus.
"Bisanya cuma omdo tapi aslinya munafik!"kata Rere pedas.
Memang tempo hari lalu saat mereka jalan bertiga melewati koridor kampus, mata Rere tak berhenti melirik Dosen muda yang bernama Wahyu dan Afrian yang sedang berjalan santai sembari membawa laptop serta dokumen ditanganya. Walaupun hanya menegur, tapi kata kata Zalwa mampu membuat Rere sedikit tersinggung.Flash back on
"Re!jangan celelatan deh tu mata!"kata Zalwa
"Ihh...tapi sayang baget zal!pemandangan kek gini tu langka banget! tu dosennya ganteng ganteng banget!Pak Rian apalagi"balas Rere sambil tersenyum centil.
Luna hanya geleng geleng kepala atas balasan Rere.
Afrian menatap kearah mereka bertiga sekilas lantas tersenyum simpul.Hal itu membuat Rere semakin berbunga bunga.
Entah sejak kapan Rere mengagumi sosok Afrian. Karena menurutnya, Afrian adalah lelaki yang masuk kedalam kriteria cowok yang akan menjadi pendampingnya kelak.
"Eehh...lun, Zal pak Rian senyumin gue!"ucap Rere girang
"Inget Re...Sama tuh mata!"sahut Luna santai
"Ck...lagian mereka juga belum tentu liatin lo apalagi tertarik sama lo!"kata Zalwa
"Gue tuh gak mau nantinya lo jadi Zina mata re!Zina mata itu dosa dan gue gak mau dosa lo tambah banyak cuma gara gara ngliatin lelaki yang bukan mahrom lo!Dosa Re...lagian lo kan jarang sholat"terang Zalwa sedikit berteriak hingga membuat Afrian dan Wahyu seketika menengok. Rere bungkam. Rere sadar ia memang belum bisa menjalankan kewajiban seorang muslim dengan sepenuhnya, tapi bisakah Zalwa kalau bicara itu disaring dulu atau minimal tahu tenpat lah. Jika seperti ini itu sama saja Zalwa membuka aibnya.
"Lo bisa gak sih kalo ngomong difilter dulu Zal!"bisik Rere
"Ya emang knyataannya kan...kalo lo jarang sholat!"
Rere menahan air matanya. Rasanya ia ingin menangis saat Zalwa malah menjelek jelekan dirinya didepan Afrian yang notabenya adalah gebetan Rere. Ia benar benar malu. Sedangkan Luna ia bingung harus berbuat apa. Disatu sisi ia kasihan dengan Rere tapi disisi lain perkataan Zalwa ada benarnya, hanya saja penyampaiannya yang kurang mengenakan.
"Rere, Zalwa!"tegur Luna
Rere meninggalkan Zalwa dan Luna dengan jari tangan mengusap kelopak matanya. mungkin saja Rere benar benar nangis kali ini.
"Zalwa!lo kenapa sih kok ngomongnya jadi gitu"kata Luna
"Maksudnya?"balas Zalwa tak mengerti.
"Sejak kapan lo jadi kek gini...lo yang biasanya kalo ngomong dipikir dulu kenapa sekarang jadi ceplas ceplos?!Lo liat kan...Rere jadi ngambek!dia tu sakit hati sama ucapan lo barusan"ucap Luna
"Ya maaf Lun...gue gak maksud"
"Huftt...lo kalo mau minta maaf tu sama Rere bukan sama gue!"
"Tapi kan sebagai sahabat gue mau yang terbaik buat Rere"
"Gue tau...tapi cara lo itu salah!kalo lo mau nasihatin Rere harus pake cara baik baik!"
"Iya lun...gue sadar gue salah"
Flashback off
Zalwa menunduk atas sindiran Rere yang lumayan pedas. Rere benar, dirinya memang munafik. Air matanya perlahan menetes. Padahal Zalwa termasuk salah satu cewek yang anti dengan menangis dihadapan teman temannya. Dan ini adalah hal pertama yang Zalwa lakukan dihadapan Luna dan Rere.
"Rere!"tegur Luna
"Gue sadar gue emang salah...dan gue sadar kalo gue itu munafik!Gue minta maaf re sama lo kalo mungkin selama ini perkataan gue nyakitin hati lo!"ucap Zalwa sendu.
"Oh...selalu!Kata kata lo selalu nusuk kedalem hati gue, tapi gue selalu diem Zal!karena gue pikir apa?lo itu sahabat gue dan lo selalu ingin yang terbaik buat gue...tapi untuk kali ini gue kecewa sama lo karena lo makan kata kata lo sendiri!"sahut Rere
"Rere!cukup!kalo kalian punya masalah nyelesainnya tu dengan cara baik baik bukan malah adu mulut kek gini!gue gak suka tau gak!"bentak Luna
"Tapi bisa gak sih Re kata kata lo gak nyakitin hati gue,"kata Zalwa sedikit tak terima dengan omelan Rere.
"Lo pikir gue gak sakit hati sama ucapan lo tempo lalu! Lo pikir gue apaan? Gue juga manusia kali Zal yang bisa tersinggung dengan ucapan orang! Lo kalo mau negur gue pake cara yang halus dong!bukan malah ngejelek jelekin gue kek kemaren...lo pikir gue gak malu apa!"
"Maaf"ucap Zalwa
Luna hanya memutar bola mata jengah melihat pertengkaran itu.
"Atau jangan jangan lo juga suka ya sama pak Rian!"sudut Rere pada Zalwa yang membuatnya tak mampu berkata.
"Jawab Zal!"tekan Rere
"Zalwa"ulangnya
"Gue-"
"Zal?"
"Iya...gue ada rasa sama dia"
Seketika tubuh Rere lemas dengan pengakuan Zalwa. Apakah ia harus mengalah demi sahabatnya. Tapi Rere rasa itu terlalu berat untuk ia lakukan. Tapi apakah ia juga harus mengorbankan persahabatannya demi cinta?Rere rasa ia jga tak akan bisa.
Rere bingung."Jadi...lo jelek jelekin gue didepan Pak Rian kemaren cuma karena lo cemburu?karena lo takut kalo gue yang bakal dapetin dia?iya?"
"Jawab zal!"
Zalwa mengangguk pelan.
"Lo tega Zal lo tega!Gue kecewa sama lo!"
"Rere,Zalwa...plis kalian selesaiin masalah ini baik baik!gue gak bisa bela salah satu diantara kalian karena kalian sama sama sahabat gue!Dan juga kalian sama sama salah sama sama egois!"ucap Luna tegas
"Gue mohon bicarain dengan kepala dingin!bukan gue gak mau bantu tapi gue ngerti kalian juga butuh waktu untuk berpikir!"lanjutnya
"Gue masih ada urusan,gue permisi dulu Assalamualaikum!"
"Walaikumsalam"ucap Rere dan Zalwa serempak.
Sepeninggalan Luna, Rere dan Zalwa hanya saling berdiam. Tak ada satu yang mau memulai pembicaraan.
Memang benar kata orang semua jika sudah berurusan dengan cinta bakalan jadi rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in Love (Revisi)
Spiritualkisah seorang gadis troublemaker yang tak selalu mulus jalannya.Caci maki adalah makanan sehari harinya.Siapa sangka,gadis yang diluar selalu terlihat ceria dan bertindak seenaknya...ternyata menyimpan beribu luka. Tentang cinta?Tak sedikit pria yan...