11.Perubahan Luna

1.9K 175 0
                                    

Pagi kembali menyapa. Hari ini cuaca sangat cerah, secerah hati Luna. Sepulang dari pengajian kemarin, Luna langsung pergi ke mall untuk memberi beberapa set gamis lengkap dengan khimarnya.  Walaupun Luna sudah tak diberi uang jatah bulanan dari Orang tuanya sejak ia diusir, tapi Luna masih mempunyai beberapa tabungan sehingga ia bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya.

Luna membenarkan tatanan khimarnya yang sedikit berantakan. Hari ini ia mengenakan gamis berwarna maroon yang dipadukan khimar mocca yang sangat pas ditubuh serta warna kulitnya.

"Luna,"lirih Umi saat melihat Penampilan yang berubah drastis. Wanita paruh baya itu seperti sedang bermimpi, melihat gadis itu tampak cantik dengan balutan gamis nya.

"Umi."balas Luna sambil menyalami tangan Umi Aisyah penuh takdzim.

"Ini beneran Luna?"tanya Umi dengan nada tak percaya.

"Iya Mi, kenapa? ada yang aneh ya sama pakaian Luna?"

"Masya Allah Nak, kamu cantik sekali. Umi bangga sama akhirnya Luna mau menutup aurat juga." wanita itu mengusap bahu Luna.

"Alhamdulillah Mi, Luna sekarang sadar kalau berhijab adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslimah."

Abi Rasyid yang sedang menikmati sarapannya, tiba -tiba tersedak saat melihat Luna duduk dihadapannya.

Uhuk uhukk

Dengan sigap Umi Aisyah memberi segelas air putih kepada suaminya.

"hati-hati dong Bi."ucap umi Aisyah.

"Mi, kamu nemu bidadari dimana ini?Cantik banget,"gurau Abi Rasyid membuat Luna tersipu malu.

Umi Aisyah mengerucutkan bibirnya, sedangkan Luna tertawa pelan.
"Ohh...jadi abi gitu?giliran liat yang bening ajah matanya melek."Kats Umi Aisyah pura- pura merajuk.

"Masya Allah...cantik bener nih cewek..."batin Abidzar sambil menyuapkan makanannya ke mulut. Menatap Luna tanpa berkedip. Sesaat kemudian, ia mengalihkan pandangannya. Bagaimanapun Luna bukan mahramnya, dan jika ia masih menatap Luna seperti itu yang ada Zina mata nantinya.

Luna tertawa. Pipinya kini bersemu karena pujian sepasang suami istri yang mereka lontarkan.

"Semoga istiqomah ya Nak,"

Luna tersenyum sendu. Ia jadi merindukan mamanya.

"Luna hari ini ada kuliah?"tanya Abi

"Gak ada Bi, kebetulan hari ini  dosen Luna kosong jadinya free,"

Abi Rasyid ber 'oh' ria.

Tanpa disadari, bayangan wajah Alif mengiangi pikirannya. Kenapa ia jadi ingin bertemu dengan pria kulkas itu? Enggak, dengan cepat Luna mengenyahkan pikirannya itu.

"Aishh, kenapa jadi mikirin dia sih! Gak mungkin kan kalo gue suka sama pria nyebelin itu!" Luna meyakinkan dalam hati, kalau ia memang tak ada perasaan apa apa dengan Alif.

"Gak mungkin, paling ini cuma efek karena dia selalu bikin gue kesel. Yang ada gue benci banget sama dia." berkali-kali ia membantah batin dan pikirannya yang terus berperang.

"Eh.. Astaghfirullah!"gumamnya pelan.

"Kamu kenapa Nak?dari tadi Abi perhatikan kamu geleng-geleng terus,"ucap Abi Rasyid

"Lagi kasmaran kali Bi. Pipinya aja nerah terus dari tadi."timpal Umi Aisyah dengan nada menggodanya.

Luna membola seraya memegang kedua pipinya.
"Eh mana ada Mi, Bi, Luna lagi gak suka sama siapa-siapa kok" katanya

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang