16.Pertolongan Alif

2K 175 0
                                    

Abidzar berjalan gontai menuju meja kantin. Hari ini dia benar-benar bad mood. Ditambah lagi tugas dari dosen yang membuatnya frustasi.
Dua hari yang lalu ia sudah sampai d Bandung untuk melanjutkan aktivitas kuliah seperti biasanya. Namun rasanya ia kurang bersemangat. Apalagi saat wanita pujaan hatinya menikah dengan kakak kandungnya sendiri.

"Bro! lo kenapa sih, kayaknya stress amat!putus cinta ya?"tanya Haris yang notabenya adalah sahabat Abidzar.

"Ck sotoy lo!"decaknya seraya menumpukan kepalanya pada lipatan tangan diatas meja. Akibat bergadang, Ia jadi mengantuk dipagi hari seperti ini.

"Alah... tampang lo udah keliatan kalo lo lagi broken heart."
Haris menepuk bahu Abidzar.

"Apa sih  Ris, lo nggak jelas deh!" Sungut Abidzar. Kehadiran sahabatnya bukannya membuat good mood, yang ada malah makin unmood.

"Sorotan mata lo nggak bisa bohong Zar,"

"Iya, gue suka cewek."jujur Abidzar pada akhirnya. Haris tertawa puas mendengar jawaban dari sahabatnya.

"Yaudah kenapa harus galau sih? Tinggal datengin tu rumahnya, khitbah, terus nikah! Beres kan,"

"Masalahnya...dia udah nikah dan nikahnya ama abang gue sendiri."balas Abidzar malas.

"Maksud lo, Bang Alif?" Haris memastikan.

"Yaiyalah siapa lagi? abang gue kan cuma satu, Bang Alif doang."

"Kasian amat nasib lo!!sabar sabar." Haris
terkekeh pelan.

"Kelewat sabar gue mah."

Dilain tempat tepatnya didekat danau belakang kampus, Alana menghampiri Luna dengan wajah emosi. Sebelum jam kuliah selesai tadi, Alana memang membuat janji kepada Luna untuk berbicara empat mata. Alana tak terima jika pria yang dijodohkan dengannya ternyata Alif, pria pujaannya yang kini berstatus sebagai adik iparnya. Sungguh Alana bodoh telah menyia nyiakan moment itu. Andai saja waktu itu ia mau dipertemukan dengan Alif, pasti hal ini tak akan terjadi dan Alif sudah menjadi suaminya.

Flashback on

"Papa...ini foto siapa?"tanya Alana yang melihat sebingkai foto pernikahan terpampang diruang keluarga.

"Itu adik kamu Luna dan suaminya."balas Rudi. Netranya masih terfokus pada koran digenggamannya.

"Maksud Papa?"

"Itu Luna dan Alif, pria yang papa pernah jodohkan denganmu."

"Gak...ini gak mungkin Papa.. papa pasti bercanda kan?"

"Memangnya kenapa?bukannya kamu sendiri yang menolak dan memilih kabur waktu itu, lalu kenapa sekarang kamu seperti tak terima?"

"Dia pria yang Lana cintai Pa,"

"Papa gak tau dan gak mau tau!itu urusanmu!salah siapa jadi anak pembangkang." balas Rudi meninggalkan Alana. Sejak Alana kabur, Rudi sedikit kecewa dengan tindakan putrinya itu. Jika saja Luna tak menggantikannya, mungkin sampai sekarang ia masih menanggung malu yang teramat.

Flashback off

"Dasar bodoh!kenapa lo mau aja nerima pernikahan itu?!"bentak Alana pada Luna.

"Lo sadar nggak sih, disini tu lo yang bodoh! Seharusnya lo tuh pake otak sebelum bertindak, nggak seenaknya sendri! coba kalo gue nggak mau ngegantiin posisi lo waktu itu, mau ditaro dimana muka papa sama mama?!"Sarkas Luna.

"Pokoknya gue nggak terima! Secepat mungkin lo harus minta cerai sama dia!"

"Lo pikir, pernikahan itu main-main? Yang bisa ucapin kata cerai seenaknya?"

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang