Luna, Rere, dan Zalwa berjalan santai menuju kelas. Tak heran jika sedari tadi kehadiran mereka tak lepas dari pandangan cowok cowok ganjen. Selain paras mereka yang cantik, mereka juga tergolong dalam kalangan siswi siswi berprestasi. Tak sedikit penghargaan yang sudah mereka dapatkan dari berbagai macam perlombaan. Sehingga mereka dijuluki sebagai the most wanted sekolah."Lun, liat tu!"ucap Zalwa sambil melirik ke objek yang dimaksudnya. Terlihat dua lelaki sedang berbisik tentang mereka seraya tersenyum jahil nakal.
"Hmmm..."Luna tersenyum sinis sambil mendekati lelaki yang sedang duduk didekat koridor.
"Liat tuh...beeee bodynya menggoda pisan."kata lelaki bernametag Andi dengan mata penuh syahwat.
"Diicip icip enak kali ya,"sahut lelaki bername tag Lian sambil menyeringai.
"Lun...lunna"ucap salah satu dari mereka
"Apa?"tantang luna sambil mengunci tangan lelaki itu dibelakang hingga ia tak dapat berkutik.
"Lo pikir gue gak denger kalian ngomong apa?!"
Andi menelan salivanya gugup. Jika sudah garang begini, Luna seperti macan yang hendak mencengkram mangsanya.
"Ka...kam..u ha...hari ini cantik banget deh!"godanya untuk menetralkan rasa gugupnya.
"Bilang sekali lagi!"
"Ka... kamu cantik"
Plak!!
"Gue ingetin sekali lagi sama lo... buat jaga tuh mata!kalo sampe gue liat lo ulangi perbuatan lo sekali lagi gue gak segan -segan bakal colok atau mutilasi tubuh lo!"ucap Luna dingin.
Andi semakin gugup. Ia tak berani melawan Luna. jangankan melawan menatap saja ia sudah tak berani. Walaupun Luna itu cewek, tapi kekuatannya tak kalah kuat dibandingkan cowok.
Setelah menghempaskan Tubuh Andi hingga terpental, Luna dan kawan-kawan melanjutkan langkahnya ketempat tujuan.
"Hebat lo Lun!"kata Rere mengacungkan jempol. sebenarnya Rere ataupun Zalwa bisa untuk melawan, cuma mereka terlalu malas untuk meladeni hal hal kurang penting. Lagipula ada Luna.
"Biasa aja. Lagian gue juga sengak ngeliatnya... kalo gak diberi pelajaran kek gini, mereka gak bakalan jera."
"Gue setuju sama lo Lun,"kata zalwa.
***
Brukkk!!!
"Aww..."ringis Luna saat ada sesuatu yang menabraknya.
"Maaf, saya tidak sengaja."ucap seorang lelaki yang menabrak Luna dengan wajah yang bisa dibilang sangat datar.
Rere dan Zalwa hanya bisa melongo melihat dua lelaki tampan didepannya itu. Mulut menganga serta mata tak berkedip.
"Maaf, maaf lo bilang! lo kalo jalan tu pake mata dong!"sinis Luna sembari membersihka belakang roknya, barangkali ada yang kotor.
"Maaf sebelumnya, tapi dimana-mana kalo orang jalan itu ya pake kaki, bukan pake mata!"balasnya tak terima.
"Tapi lo punya matakan buat ngeliat? gunain dong! jangan cuma buat pajangan doang!"Ucap Luna dengan dada naik turun menahan emosi.
"Tapi tadi anda menyuruh saya untuk jalan menggunakan mata, apa perlu saya rekam kembali kata kata anda?"
"Lo tu ya..."Geram Luna sambil mengacungkan telunjuknya.
"Dalam hal ini, bukan saya saja yang salah tapi anda juga!"
""Ishh...Dasar cowok songong!"
"Stoppppp!"lerai lelaki yang satunya, mungkin saja teman lelaki yang dikatai songong oleh Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in Love (Revisi)
Espiritualkisah seorang gadis troublemaker yang tak selalu mulus jalannya.Caci maki adalah makanan sehari harinya.Siapa sangka,gadis yang diluar selalu terlihat ceria dan bertindak seenaknya...ternyata menyimpan beribu luka. Tentang cinta?Tak sedikit pria yan...