18.Pertanyaan Abidzar

1.8K 166 0
                                    

Sayup sayup adzan subuh berkumandang.Luna melaksanakan sholat subuhnya setelah itu membantu Umi Aisyah memebereskan rumah. Sejak tadi malam,Umi aisyah ngotot sekali agar Alif dan luna pulang dan mau tak mau Alif menurutinya daripada Uminya ngambek kan berabe.

Alif,Abidzar,dan abi Rasyid pergi Jogging disekitar kompleks selepas subuh tadi.Umi Aisyah dan Luna menyiapkan makanan.

"Umi ini udah selesai semua masakannya"kata Luna

"Iya,kita nunggu Abi,Alif,sama Bidzar pulang yah."

Sambil menunggu suaminya pulang Luna duduk dimeja makan sambik menata piring piring.Tak lama tiga lelaki yang ditunggunya akhirnya datang juga.

"Assalamualaikum"ucap mereka serempak.

"Walaikumsalam."balas umi dan Luna.

Setelahnya mereka duduk dan menikmati makanannya masing masing.Tak ada yang berbicara hanya ada suara dentingan piring dan sendok yang beradu.Karena memang seperti itulah adab saat makan.

"Kalian kapan mau kasih umi cucu?"tanya Umi Aisyah membuka pembicaraan.

Uhuk uhuk....
Luna tersedak mendengar pertanyaan Umi Aisyah.

"Pelan pelan dong sayang!"ucap Umi Aisyah sambil menepuk punggung Luna.

"Ehem...nanti umi doakan aja"balas Alif.

"Iya mi lagian pernikahan mereka baru jalan tiga bulan"sahut Abi Rasyid.

Luna merenungi kata kata Alif.Bagaimana mau dikasih coba, Alif saja samasekali belum pernah menyentuhnya.Jangankan menyentuh tidur seranjang aja tidak.

"Lif jangan lupa nanti kamu kaya biasanya ya isi pengajian!"perintah umi

"Siap mi!"ucap Alif sambil mengangkat tangan membentuk hormat.

                     **********

Alif ada janji dengan Sasha setelah selesai pengajian nanti.Sesegera mungkin,Alif akan menuntaskan masalahnya dan membahas tentang pernikahannya dengan Sasha.Karena cepat atau lambat semua orang pasti akan tahu tentang hubungannya dengan Sasha.

Di taman...

"Ada apa mas Alif ngajakin aku ketemuan?"

"Ada yang ingin aku bicarakan tentang hubungan kita"

"Lantas?"

"Aku ingin segera melamarmu"
Ungkapan Alif membuat Sasha berbunga bunga.

"Lalu tunggu apa lagi?datangi orang tuaku khitbah,lalu nikahi.Sudah lama akau menunggu hal ini darimu mas"

"Aku akan melamarmu jika waktunya sudah tepat.Untuk saat ini biarkan dulu aku menyelesaikan masalahku."

"Baiklah...aku tunggu kabar baik darimu"

Sasha tersenyum bahagia.Sebentar lagi ia akan segera melepas masa lajangnya karena Alif akan menikahinya.Sungguh Sasha sudah tak sabar menunggu moment dimana ia akan resmi menjadi seorang istri Muhammad Alif Zayn Al Bachtiar.Pasti hidupnya akan sangat sempurna dan bahagia bisa menjalani hidup dengan lelaki yang dicintainya.

                     **********

"Luna!"panggil Abidzar

"Kenapa?"balas Luna sambil menata taplak meja yang sedikit berantakan.

"Lo bahagia gak nikah sama bang Alif?"

Luna mengangjat sebelah alisnya.
"Kenapa lo tiba tiba tanya begituan?"Balàs Luna tak suka

"Ya..eng..gak gak papa.orang cuma nanya juga!"
Sebenarnya Abidzar tau jika Alif diam diam masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya Sasha.

Flashback off

Abidzar berjalan santai menuju dengan kedua temannya melewati sebuah cafe.Tanpa sengaja Abidzar melihat Alif dan seorang perempuan yang tak asing baginya.untuk menghilangkan rasa penasarannya,Abidzar mendekati meja yang diduduki oleh seorang Pria dan wanita tersebut.

Brukk

"Dasar brengsek!!Keteraluan lo bang!!Bisa bisanya lo masih jalan sama dia sedangkan dirumah masih ada seorang yang setia nungguin lo!"bentak Abidzar sambil menonjok pipi Alif berulang kali untuk meluapkan emosinya.

"Apaan sih lo!dateng dateng marah marah gak jelas kek gini!"kata Alif membalas pukulan Abidzar

Sasha yang melihat kejadian itu hanya diam.Dia bingung kenapa  tiba tiba Abidzar datang dengan
Amarah seperti ini?apakah ada kesalahan yang dia atau alif perbuat?Sasha rasa tidak.Lalu maksud Abidzar seorang yang setia menunggunya itu siapa?berbagai macam pertanyaan berkecambuk dipikiran Sasha.Mungkin saja Alif dan adiknya ada masalah pribadi.

"Apa urusan lo?"balas Alif sambil mengelap cairan merah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Bang!gue itu adik lo!gue mau yang terbaik buat lo!gue pikir ilmu agama lo udah cukup untuk lo jadikan pedoman hidup!Tapi mana?lo gak gunain itu samasekali!"

"Lebih baik lo pulang sekarang dan jangan ikut campur urusan gue!"kata Alif

"Gue gak mau!Kalo lo gak bisa jaga perasaan dia,lebih baik lo lepasin daripada lo terus terusan nyakitin dia!Gue gak rela!gue bisa jagain dia dan membuatnya bahagia dengan cara gue sendiri!"
Ungkap Abidzar menggebu gebu. Mungkin sudah cukup ia menyimpan perasaannya sendiri selama ini. Lagipula percuma, yang Abidzar pikir akan membiarkan Luna bahagia bersama abangnya, yang ada malah disakiti seperti ini.

"Maksud lo apa?lo cinta sama dia!iya?!"

"Kalo iya emang kenapa?ada masalah?"

"Lo tau gak apa yang lo lakuin itu salah!gak seharusnya lo ada perasaan sama dia Bidzar!"

"Dan apa yang lo lakuin lebih salah!menyakiti hati dua wanita dalam satu waktu sekaligus!"

Alif tak berucap.

"Lo  harus pilih salah satu diantara mereka!"

"Gue gak bisa!"

"Lo jangan egois dong bang!"

"Mas...ini semua maksudnya apa?dan dia yang abidzar maksud siapa?apa kamu sudah memiliki wanita lain?"tanya Sasha dengan beruntun meminta penjelasan.

"Bukan apa apa...lebih baik kita pulang daripada ngeladenin dia yang kurang waras!'

Flashback on

"Gue gak suka ya kalo lo ngomong kaya gitu!"

"Iya iya maaf!"Ucap Abidzar. Ia rasa, Luna seperti tidak nyaman jika ia terlalu dalam menanyakan privasinya.

Luna melanjutkan pekerjaannya sedangkan Abidzar hanya mengamati gadis itu dalam diam. Berat rasanya berada diposisi abidzar harus mencintai istri dari abangnya sendiri.

"Permisi Ning Luna,tadi Abi manggil Ning Luna katanya suruh ke serambi masjid"ucap seorang santri putri sambil menundukan kepalanya untuk menghormati Luna.

"Jangan panggil aku Ning aku gak suka panggil Luna aja.Lagian umur kita gak beda jauh kok"sahut Luna

"Tapi itu gak sopan"

"Tapi aku gak suka,kalo kamu masih panggil aku ning aku bakalan ngambek dan gak mau ngomong sama kamu lagi"ancamnya tak serius. Sebenarnya ia hanya merasa tidak pantas dengan sebutan itu.

"Iya iya...kalo begitu mbak aja biar agak enakan..."

"Terserah deh yang penting jangan ninğ.Aku gak oantes sama sebutan itu.Nanti kita keserwmbinya barengan yah tapi nunggu aku nyelesein ini dulu"

"Baik mbak"

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang