Tak terasa dua minggu sudah berlalu. Hari ini adalah hari pernikahan Alif. Tapi Luna mungkin tak bisa menghadirinya karena mamanya memberi kabar jika Alana hari ini juga menikah. Sebenarnya Luna merasakan hal yang janggal. Mengapa Alana dan Alif bisa menikah dalam waktu yang bersamaan? Atau mungkin, Yang akan menikahi Alana adalah Alif? Mengingat keduanya sama-sama dijodohkan, dan menikah dalam satu waktu bersamaan.
Tapi Luna tak mau ambil pusing.Mungkin saja ini hanya kebetulan.Flasback on
Saat sedang membaca buku tiba-tiba handphone Luna berdering. Gadis itu menekan panel hijau lantas menempelkannya pada telinga.
"Assalamualaikum Ma,"sapa Luna.
"Walaikumussalam sayang. gimana kabarmu nak?"ucap Rania dari sebrang sana.
Luna mengulas swnyum tipis, meski Mamanya tidak mengetahuinya.
"Luna Alhamdulillah baik. Papa, Mama, dan Alana gimana kabarnya?"
See... meski papa dan saudarinya selalu jahat, tapi sempat-sempatnya gadis itu bertanya kabar mereka."Alhamdulillah kami juga baik."
"Luna rindu Mama,"
"Luna lebih rindu"
Luna dan Riani terdiam sejenak berperang dengan pikirannya masing-masing."Luna besok bisa pulang kerumah nggak nak?"
Mendendengar ucapan sang Mama, gadis itu mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak.
"Memangnya kenapa Ma? Mama sakit?"tanyanya khawatir.
"Bukan sayang, Mama baik kok. Besok Kakakmu Alana akan menikah."
Luna sedikit terkejut dengan pernyataan Mamanya.
"Serius Ma? sama siapa?""Pria yang dijodohkan dengannya."
"Bukannya dia nolak?"Setahu Luna, Alana memang tidak menyetujui perjodohan itu.
"Iya, benar. Tapi kamu tahu sendiri kan sifat Papa kamu? dia paling nggak suka dibantah."
"Iya Ma. Insyaa Allah akan Luna usahakan."
"Terima kasih ya sayang. Mama tunggu kehadiranmu. "
"Iya Ma, Luna tutup ya Assalamualaikum."
"Walaiumsalam."
Flashback off
Alif tampak lebih tampan dan berwibawa saat mengenakan jas hitam yang dipadukan dengan tuxedonya. Sesaat Luna terpesona. Belum lagi saat melihat senyuman Alif yang begitu menawan. Tapi ia sadar, jika perasaannya haruslah dihilangkan. Alif bukan jodohnya. Sebentar lagi pria itu akan menjadi milik orang lain. Dan Luna yakin, siapapun wanita itu pasti akan sangat beruntung memiliki dan dimliki Alif.
Gadis itu menarik nafasnya. Ia harus ikhlas menerima kenyataan.
"Umi, Abi, Pak Alif, Luna pamit dulu yah."
Saat ini mereka tengah berada diteras ndalem. Semua sudah berpakaian rapi.
"Gue gak dianggap nih, Ijinnya cuma sama mereka bertiga ke gue enggak!"sewot Abidzar. Luna memutar bola matanya jengah.
"Apaan sih lo! berisik!"balas Luna jutek. Sepasang suami istri itu terkekeh, tidak heran lagi dengan interaksi antara Abidzar dan Luna yang terkesan seperti tom and jerry. Terkecuali Alif, pria itu hanya menampakan raut datar.
"Mau bareng aja nggak Nak? kebetulan searah ini sama rumah kamu?"ucap Umi Aisyah. Luna memang sudah memberitahu nama jalannya, tapi tidak untuk nomor rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in Love (Revisi)
Spiritualkisah seorang gadis troublemaker yang tak selalu mulus jalannya.Caci maki adalah makanan sehari harinya.Siapa sangka,gadis yang diluar selalu terlihat ceria dan bertindak seenaknya...ternyata menyimpan beribu luka. Tentang cinta?Tak sedikit pria yan...