30.Cemburu

2.2K 169 0
                                    

Alif dan Luna beriringan menuju sofa yang dimana terdapat Abi Rasyid sedang sibuk membaca kitab kuning digenggamannya, sampai tak menyadari bahwa anak dan menantunya telah tiba.

"Assalamualaikim abi,"sapa Alif

"Walaikumsalam"
Balas Abi Rasyid seraya melepaskan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya.

"Abi dan Umi apa kabar?"tanya Luna menyalami tangan Abi Rasyid

"Alhamdulillah kami baik.Bagaimana hubungan kalian?"tanya Abi Rasyid

Luna melirik Alif sekilas
"Kami juga baik bi"jawab Luna ragu.

Seorang wanita paruh baya menghamiri mereka dengan wajah ceria.

"Masya Allah Alif, Luna kaliam ada disini?kenapa gak kabarin Umi dulu nak?"heboh Umi Aisyah memeluk Alif dan Luna bergantian.

"Hhhe...gak papa umi biar surprise aja. Lagian Luna kangen banget sama umi."Balas Luna kembali duduk.

"Umi bikinin kalian minum dulu yah?mau minum apa?"tawar Umi Aisyah

"Ehh gak usah mi, gak usah repot repot"cegah Luna sambil memegangi lengan Umi Aisyah yang hendak beranjak.

Setelahnya mereka berbincang bincang kecil. Sampai seorang lelaki yang memiliki wajah hampir mirip dengan Alif keluar dari kamarnya dengan wajah khas bangun tidur.

"Siapa sih mi...berisik banget!"ucapnya

"Eh...Abidzar ini ada abang kamu sama istrinya."sahut Umi Aisyah

Abidzar membelalakan mata saat melihat wanita yang telah mencuri hatinya itu. Ia kaget plus malu karena kondisinya yang sangat berantakan itu. Ia langsung lari kekamar mandi guna mencuci mukanya agar leboh fress. Setelahnya Abidzar bergabung dengan Alif, Luna, Umi, dan abinya diruang tamu.

"Abidzar!kapan balik lo?kenapa gak kabarin gue?"tanya Alif

"Semalem bang!lagian penting apa gue mesti ngabarin lo!"balasnya ketus.

"Abidzar!yang Sopan kamu sama abangmu"kata Umi Aisyah

"Iya iya...maaf!"

"Kalian ini kenapa sih?Abi perhatikan akhir akhir ini kalian jarang akurnya!"timpal Abi Rasyid

"Gak papa bi, ini cuma hal spele aja kok"ucap Alif tenang.

Abidzar menatap Luna dalam yang juga dibalas olehnya. Luna merasa aneh dengan tatapan Abidzar yang tidak seperti biasanya. Ia tak paham dengan arti tatapan itu.
Segera mungkin Luna memutuskan kontak matanya dengan Abidzar.

"Ngapain lo liatin istri gue sampe segitunya?"sinis Alif
Abidzar hanya berdehem kecil lalu mengalihkan pandangannya.

"Gak papa!Santay aja kali bang gak bakalan gue embat!ya walaupun gue pernah berharap sih,"ucap Abidzar melirih diakhir kalimatnya.
Alif mendelik mendengar perkataan adiknya.

"Berharap?berharap apa?"tanya Luna bingung setelah berperang dengan pikirannya mencerna ucapan Abidzar.

"Oh...eng..enggak papa anu...itu...berharap supaya lo dan abang gue bahagia selamanya."kata Abidzar sedikit gugup.

Mata Luna memicing tak yakin dengan jawaban adik iparnya.
"Gue gak percaya"

"Iya Luna sayangg."ucap Abidzar ngawur sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangannya karena merasa salah bicara.

"Ngomong apa lo barusan?"kata Alif tak terima istrinya dipanggil 'sayang' oleh orang lain.

"Ngomong apa?emang gue ngomong apaan?"balas Abidzar seakan lupa dengan kata katanya barusan. Padahal dia hanya beralibi.Malas saja berdebat dengan abangnya saat ini.

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang