27 hak?

2.4K 165 0
                                    

Seorang gadis dengan jilbab besarnya berlari tergopoh menuju balkon kampus. Disana ia melihat seorang lelaki berkemeja navy sedang berdiri sembari memegangi pagar, mungkin saja sedang menunggunya. Yap...tepatnya Afrian dimintai Luna untuk bertemu. Ada hal penting yang ingin Luna tanyakan perihal perasaan Afrian terhadapnya.

"Assalamualaikum, maaf pak saya sedikit telat tadi."sapa Luna sambil membenahi jilbabnya yang terkibas angin.

"Walaikumussalam, iya gak papa. Lagipula saya juga baru datang."balasnya tak kalah ramah sembari menolehkan badan.

"Pak Rian, ada yang ingin saya bicarakan dengan bapak"ucap Luna
Afrian mengangkat sebelah alisnya bertanya 'apa'

Luna menarik nafas dalam mempersiapkan kata kata yang akan ia utarakan.
"Sebelumnya saya minta maaf kalau saya lancang menanyakan privasi bapak. Tapi apakah benar kalau bapak mempunyai perasaan kepada saya?"Tanya Luna pada akhirnya.

Afrian mematung dengan pertanyaan mahasiswinya ini. Ia bingung harus menjawab apa. Jika menjawab tidak maka ia sama saja berbohong lagipula Luna juga sudah tahu. Jika menjawab iya, mungkinkah Rian akan mengungkapkan perasaannya pada istri sahabatnya sendiri.

"Pak?"panggil Luna melambaikan tangan didepan wajah lelaki itu.

Afrian mengangguk mantap. Ia sadar apa yang ia lakukan salah. Tapi bolehkah jika ia berharap suatu saat nanti Luna akan menjadi miliknya.

Luna lemas atas kejujuran Afrian. Walaupun jujur lebih baik tapi ia merasa menjadi penghalang cinta sahabatnya.

"Kenapa bapak lakuin itu?"lirih Luna
"Saya gak mau jadi penghalang sahabat saya."

"Maksud kamu?"tanya Afrian bingung

"Luna mohon Sesegera mungkin bapak harus bisa lupakan Luna!Asal bapak tahu, Rere saat ini sangat mencintai bapak!Jadi Luna mohon, Hilangakan perasaan Bapak pada Luna dan coba belajar untuk membalas perasaan Rere."pintanya

"Tap-tapi tak semudah itu Luna!Perasaan saya sudah terlalu dalam terhadapmu. Lagipula saya tidak mencintai sahabatmu saya hanya mencintaimu. Bukankah hati tidak bisa dipaksakan? "

"Luna gak bisa!"

"Maaf Luna, tapi bukankah Pernikahanmu dengan Alif sedang berada diujung tanduk?Jadi tidak ada salahnya bukan kalau saya masih berharap. Sejak awal memang saya tidak setuju kalau Alif berniat menceraikanmu dan menikah dengan Sasha namun jika dipikir ada untungnya juga jika semua itu benar benar terjadi, kamu bisa menjadi milik saya"jelas Afrian
Luna tak percaya Afrian yang dikiranya baik akan berpikiran sedangkal itu. Luna tak suka dengan sifat Afrian yang senang memanfaatkan penderitaan orang lain sebagai kebahagiaannya.

"Saya gak nyangka bapak akan berbicara seperti itu!"Kata Luna

"Ayolah Luna, untuk apa kamu mempertahankan lelaki bajingan seperti Alif?"ucap Afrian membuat darah Luna naik. Ia tak terima suaminya dikatai seperti itu.

"Jaga ucapan bapak yah!Saya gak suka bapak menjelek jelekan suami saya."geram Luna sambil mengacungkan tangannya memberi peringatan.

"Sudahlah Luna, saya sangat mencintaimu!"ucap Afrian memaksa.

"Yang bapak rasakan itu bukan cinta tapi Obsesi. Cinta itu tak selalu harus memilik terkadang kita juga harus mengikhlaskan."

Lelaki itu tak menghiraukan ucapan Luna.

Afrian memajukan tubuhnya membuat Luna memundurkan diri hingga badan mungilnya menempel besi pagar. Tangan Afrian mengunci pergerakan Luna. Ia memajukan wajahnya hingga membuat Luna ketakutan. Sedari tadi Luna selalu merapalkan istighfar dalam hatinya walaupun rasa takut masih menggelayutinya.

Alone in Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang