4-Pria berjubah

18.2K 1.4K 26
                                    

Happy Reading...

***

"Apa?" tanya Queen dan Veera penasaran. Atea lalu menatap sekelilingnya, setelah merasa aman ia pun mebisikan sesuatu.

"Kau tau pria yang sedang duduk sendirian itu?" tanya Atea.

"Tidak, memang kenapa?" Kini Queen yang menyaut.

"Katanya dia iblis tampan," ucap Atea.

"Di mana? mana? Yang itukah? Iblis itu jelek." Queen mendengus kesal. Ya mau bagaimana lagi? Menurutnya iblis itu jelek.

Pria itu melihat kearah mereka.

"Queen, stt!" Veera memperingati.

"Biarlah, aku juga tak mengetahui mukanya ini toh?" Queen mengangkat bahu.

"Hmm, tapi dia itu keturunan raja kegelapan, bakatnya sangat banyak!" Atea berseru.

'Raja kegelapan ya? Bisa membaca pikiran dong?' Ucap Queen dalam hati. Queen harus berhati-hati sekarang ini.

"Semua orang tidak mengatahui namanya, jadi kami sebut dia iblis tampan." Atea mengangkat bahu.

"Eh? Eh? Kau lihat itu? Itu kan Fath? Mengapa si Fath itu bisa duduk dengan si Iblis tampan? Dan Ardolf pun duduk di tempat si Iblis tampan!" ucap Veera terkejut.

"Teman kalian sangat berani, dan nampak akrab! Sepertinya mereka teman sekamar," jelas Atea.

Queen hanya terus melirik sinis orang yang disebut Iblis tampan itu. Menurutnya wajah si 'iblis tampan" itu pasti jelek. Entah mengapa Queen sangat tidak menyukai si 'iblis jelek'

'Iblis? Tampan? Dimana-mana iblis itu mukanya jelek! Cuman gara-gara dia keturunan raja kegelapan saja!' Batin Queen.

"Aku tak mau makan, aku akan ke perpus," ucap Queen datar dan ia pun berdiri dari meja makannya.

"Perpus dimana?" tanya Queen pada Atea. Atea yang sedang makan pun menoleh karah Queen.

"Disebelah ruang bakat, yang pintunya memiliki lambang bintang." Queen mencoba mengingat lalu mengangguk.

Ia melirik kembali meja si 'Iblis tampan' ternyata dia sudah tidak ada. Bodo amat lah lagi pula bukan urusannya kan? Queen pun segera berteleportasi menuju perpustakaan.

"Ahh aku mau baca buku apa ya?" Iya pun melihat keatas rak buku.

Dewi bulan dan penerusnya

Ia membulat saat melihatnya, ia melompat-lompat namun tidak bisa. Tiba-tiba ada seseorang yang membantunya. Queen sangat senang karena bantuan itu namun Queen belum berbalik dan hanya dapat uluran tangan saja.

"Wah! Terimakasih, kau sangat baik!" Saat Queen berbalik. Ekpresi senangnya menjadi datar. Ternyata tidak ada siapapun disini. Sangat aneh.

Ia pun duduk di kursi yang disediakan. Tiba-tiba seseorang duduk disebelahnya. Queen tidak terlalu peduli, ia tak tahu siapa itu. Ia hanya fokus membaca, sampai akhirnya udara menjadi dingin dan mencekam. Ia mencoba menoleh perlahan.

'Pantas saja suasananya begini, ternyata iblis jelek itu,' Batin Queen.

"Aku tampan," ucapnya singkat. Queen terbelak! Ia lupa kalau si Iblis tampan ini bisa membaca pikiran.

'Baru pertama kali aku melihat cewek yang begitu menyebalkan, dan menyebutku jelek? Lihat saja nanti! dia pasti terpesona,' Batinnya.

"Terserahlah," ucap Queen kesal lalu setelah itu ia menatap si 'iblis jelek' dengan pandangan mengejek.

"Tapi menurutku, kau ini jelek, sangat jelek." Queen tersenyum sinis.

"Aku menyebutmu seperti itu karena kau memakai jubah dan menutupi wajahmu dengan tudung," ucap Queen Datar.

Queen berdiri dan hendak pergi, namun ia mencekal lengannya. Dengan kesal Queen menepis tangan itu seraya melotot.

"Siapa namamu?" ucapnya dingin.

"Aku? Namaku Queen Natto Clara Moonela, panggil aku Queen. Dan kau?" Queen mengangkat satu halisnya.

Hm, Moonela ya? Seperti familiar di telingaku. Sebaiknya kuberitahu saja lah? Kedua teman baruku saja sudah tahu

'iblis tampan' itu membatin.

"Nickhole Ainsley Xenophon, panggil aku Nick," jawab Nick masih dengan nada yang dingin. Queen pun segera pergi.

"Akan kubuat dia terpesona padaku," ujar Nick dengan seringaian andalannya.

"Dia siapa Nick?" tanya Fath dan Ardolf yang baru datang dengan menggunakan teleportasi. Nick pun kaget.

"Tidak." Dia pun pergi, disusuli oleh kedua temannya.

***

Dia gadis yang aneh, dia menyebutku 'iblis jelek' bukan? Dan aku akan menyebutnya dengan sebutan 'Gadis Aneh'

Sekarang Nick di kamarnya. Membaca buku sejarah tentang Dewi bulan dan Raja kegelapan.

Semua keturunan dari Dewi bulan dan Raja kegelapan akan bersatu.

Oke, maksudnya apa? Baru satu halaman saja aku sudah tidak mengerti. Buku yang menyebalkan. Aku melihat halaman lain. Menurutku buku ini sangat um apa itu namanya? Alay? Ya seperti itu. Aku bukan pria bloon yang bucin.

Raja kegelapan dan Dewi bulan itu abadi.

Nick terus membuka setiap halaman.

Takdir menentukan mereka untuk bersama, takan terpisahkan.

Dewi bulan mempunyai kekuatan cahaya putih yang dapat membuat raja kegelapan ke jalan yang benar.

Raja kegelapan akan abadi saat umur 18 tahun dan Dewi bulan pun sama.

-Ramalan saat ini

Akan terjadi peperangan besar.

Nick membulatkan matanya saat melihat kalimat akhir.

"Peperangan besar? Kapan itu?" Nick melihat keatas langit-langit kamarnya.

"Ah sudahlah, aku akan tidur,"

Disisi lain, Queen sedang membaca buku itu dibalik selimut.

Misterinya, keturunan dari Dewi bulan telah hilang enam belas tahun yang lalu. Dibalik bencana itu, Dewi bulan dikurung di penjara bawah tanah yang entah dimana. Sampai sekarang hal ini menjadi misteri. Tumbuhan-tumbuhan di Ibu kota seakan mati saat mereka menghilang. Hujan turun dengan lebatnya. Mereka akan kembali, pasti akan kembali.

Keturunan dewi bulan akan bersama Keturunan Raja Kegelapan.

"Si jelek sangat beruntung, pasti gadis itu sangat kuat dan cantik," gumam Queen.

Ia melanjutkan bacaannya.

Konon katanya, Keturunan yang ke 168 akan mengalami musibah, Raja kegelapan pada keturunan 168 akan kehilangan arah dan menjadi jahat. Maka dari itu, yang mampu menghentikan Raja kegelapan adalah dewi bulan.

Keturunan Dewi bulan akan bersinar ketika bulan purnama tiba. Dan semua orang akan mengetahuinya.

Keturunan Dewi bulan itu sangat cantik, bahkan melebihi malaikat.

Keturan Dewi bulan memiliki marga Moonela.

Queen terbelalak kaget.

"Moonela? Bukannya margaku?! Mana mungkin sih, siapa tahu hanya kebetulan." Queen mengangkat bahunya tak tahu.

Ia pun segera menyimpan buku itu dan tidur.

-¤-

Maafkan author kalo ceritanya jeleekk:v pendek lagi:v

Satu kata buat chapter ini?

Salam hangat Alyssa.

Princess Of The Moon GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang