Happy Reading...
***
"Rez? Apa matamu bisa melihat rintangan selanjutnya?" Queen bertanya pada Rez. Rez menoleh seraya membenarkan kacamatanya.
"Sementara ini ... belum bisa," sahut Rez serius. Mereka istirahat sejenak, menempuh perjalanan ini sangat melelahkan'kan?
"Queen!" panggil Atea. Queen berdiri lalu menghampirinya. Kenapa Atea memanggilnya? Entahlah.
"Iya? Kenapa?" tanya Queen. Bukannya menjawab, Atea malah menarik tangan Queen menuju tempat yang sepi.
"Kamu mau ngapain bawa aku kesini?" tanya Queen semakin keheranan dengan sikap Atea.
"Aku mau ngomong sama kamu," ujar Atea. Ia menarik nafasnya lalu ia hembuskan kembali dengan gusar.
"Aku tahu siapa dirimu Queen." Tubuh Queen mematung saat mendengar pernyataan Atea. Maksudnya dia tahu siapa Queen itu apa? Atea kembali melanjutkan perkataannya.
"Aku menyuruh Mochi, hewan pendampingku untuk mengikutimu dan membuat tubuhnya transparan. Dia juga membawa kamera perekam. Aku telah melihat semuanya Queen, mengetahui bahwa kau adalah ... keturunan goddes." Queen menunduk kaku. Ia juga baru tahu.
"Kenapa kau tidak bilang ini kepada kami? Bukannya kita teman?" tanya Atea dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Bu-bukan begitu maksudku ... a-aku juga baru mengetahuinya. Aku terlalu takut," jelas Queen membantah ucapan Atea. Atea menggigit bibirnya yang bergetar.
"Tapi tidak seharusnya kau memendam masalahmu sendiri, Queen. Tenang saja ... aku akan merahasiakan semua ini," ujar Atea. Ia tersenyum seraya meletakan tangannya di pundak Queen dan setelah itu ia berlalu pergi.
"Tapi aku juga butuh penjelasan dari Veera. Ia sama sekali tak memberitahukan bahwa dirinya anak dari Dewi Hera. Bukannya kekuatan yang waktu itu bangkit saat melawan musuh di Floresteel adalah kekuatan dewinya?" Queen tersenyum pedih. Tujuannya sekarang adalah, Veera.
"Veera? Bisa kesini sebentar?" panggil Queen. Veera menoleh lalu mengangguk. Ia berlari kecil menuju Queen.
"Ada apa Queen?" tanya Veera. Queen menunduk lalu kembali mendongak dengan ekpresi percaya diri.
"Aku memberi waktumu untuk jujur sekarang. Baru setelah itu aku akan memberi tahu siapa diriku sebenarnya," ujar Queen memberi penawaran.
"Ah—itu ya ... aku memakai celana dalammu." Veera memainkan kukunya gugup. Queen menggerang marah. Satu, karena Veera jujur tentang itu dan kedua ia memakai celana dalam Queen tanpa berbicara untuk meminjamnya.
"Bukan itu! Katakan lagi sebuah kejujuran," ucap Queen kesal. Veera memanyunkan bibirnya. Apa kata Queen? Mengungkapkan semua kejujuran?
"Aku memakan cup cake milik Atea, aku mencabut satu rambut Ardolf untuk dikoleksi. Aku berhutang permen pada Ardolf, aku ngompol dicelana saat tubuhku mau jatuh kejurang—" Queen melotot kaget lalu membekap mulut Veera. Pantas saja seperti ada bau pesing, sialan!
"Kau ngompol?! Astaga Veera! Pantas saja bau pesing! Kalau ngompol jangan sembarangan ser dong," protes Queen merasa terganggu. Veera hanya nyengir.
"Emangnya kenapa? Di sini mana ada toilet umum!" sahut Veera. Queen melotot, ada benarnya juga ucapan Veera.
"Kembali ketopik awal. Sebenarnya siapa dirimu Veera? Kumohon jawab jujur kali ini!" Queen membungkuk. Veera menjadi salah tingkah karenanya.
"Eh bangun! Iya aku beri tahu!" Queen menatap Veera senang setelah mendengar ucapannya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Of The Moon Goddes
FantasyLulus tes masuk Fancy Academy membuat Queen harus meninggalkan keluarganya dan pergi bersekolah disana dengan kedua temannya. Mempelajari berbagai sihir, hingga akhirnya dia menemukan jati dirinya yang membuat semua orang terkejut. Ya, jati diri seb...