Holaa, ketemu lagi sama Author abal abal:v becanda. Jangan lupa vote dan comentnya yaa^^
Happy Reading...
****
Sekarang mereka sudah kumpul di depan gerbang Academy. Ya, mereka telah meminta izin pada kepala sekolah.
"Hm, Veera cepatlah tunjukan tempatnya," ucap Ardolf tak sabaran. Veera hanya mengangguk sebagai tanggapan.
"Ayo ikuti aku!" Mereka semua mengikuti Veera. Mereka mulai merasa aneh saat masuk ketengah hutan.
"Hei mengapa kita masuk ke hutan ini? Tidak ada hewan yang berbahaya kan?" tanya Atea.
"Tentu tidak!" sahut Veera. Veera terus berjalan, bagaikan ratu tumbuhan, saat Veera melintas, tumbuhan bergerak seperti menghormati.
Sudah 20 menit mereka berjalan dan belum sampai juga.
"Kapan kita sampai?" keluh Atea.
"Sekitar 20 menit lagi mungkin." Namun Fath yang menyautnya.
"Ya, 20 menit lagi." Veera mengiyakan.
Namun sekarang, mereka sudah 1 jam tapi tak sampai-sampai juga.
"Aduh, kakiku pegal." Atea cemberut. Tidak seperti yang lainnya, Queen lebih memilih diam. Queen ini memang selalu berubah sikap.
"Kemarilah," ucap Fath seraya menarik tangan Atea lalu setelah itu menggendongnya.
"E-eh?!" Wajah Atea merona.
"Tak apa," sahut Fath.
Mereka pun terus berjalan.
Veera nampak membaca mantra, lalu tumbuhan yang menghalangi mereka tiba-tiba menyingkir. Mereka pun masuk disertai dengan tutupan tumbuhan yang menghalangi jalan masuk.
"Sampai!" seru Veera sembari tersenyum girang.
Mereka semua nampak terkejut melihat pemandangan ini, ya kecuali Veera. Dan mereka juga mempertanyakan nagaimana Veera bisa tau tempat seperti ini?
"Veera, dari mana kau tahu tempat ini?" tanya Atea.
"Sepertinya, waktu itu Mr. Rin salah menteleportasikanku," sahut Veera seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Pantas saja kau datang terlambat!" Gerutu Atea sedangkan sang empu hanya nyengir.
"Siapa dulu yang akan memulai?" tanya Fath, dengan antusias Veera mengacungkan tangannya antusias.
"Aku!" Mereka semua pun mengangguk. Veera membaca mantra pemanggil hewan pendamping.
Munculah kedua hewan itu.
"Serigalanya sangat menakjubkan, aku menyukainya." Ardolf mengusap kepala sang serigala. Veera hanya tersenyum.
"Aku Pokaru! Salam kenal." daun itu berbicara dengan nada yang imut. Seketika Atea menerjang daun itu.
"Aaa pipimu sangat cabi! Aku menyukainya!" seru Atea gemas. Atea memainkan pipi daun itu. Mereka hanya tertawa melihat tingkah Atea.
"Nah sekarang siapa?" ucap Ardolf. Fath mengangkat tangannya. Fath pun dengan cepat merapalkan mantranya. Munculah dua hewan pendamping disana. Satu Phoenix bayangan dan satu kalajengking raksasa. Mereka semua menganga.
"Hebat!" Puji Atea.
"Sekarang giliranku!" Atea membacakan mantranya. Munculah Phoenix Aheria dan gumpalan Aheria.
"ATEA! GUMPALAN AHERIA ITU SANGAT MENGGEMASKAN!" Veera memeluk gumpalan itu. Beda dengan Queen yang sendari tadi hanya diam.
"Ternyata Phoenix Aheria itu lumayan ya," puji Fath.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Of The Moon Goddes
FantasyLulus tes masuk Fancy Academy membuat Queen harus meninggalkan keluarganya dan pergi bersekolah disana dengan kedua temannya. Mempelajari berbagai sihir, hingga akhirnya dia menemukan jati dirinya yang membuat semua orang terkejut. Ya, jati diri seb...