39. Veera

9.4K 940 174
                                    

Happy Reading ....


***

"TIDAAAKKK!"

Bukan Queen. Bukan pula Atea. Namun ... itu Veera.

Kekuatan dahsyat itu menembus tepat ke jantungnya. Darah terciprat di segala tempat. Tubuhnya ambruk seketika.

Mengapa harus Veera? Mengapa?

Kenapa harus ada korban lagi?

Semuanya terdiam, mata Queen dan Atea mulai berair. Tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut mereka. Veera, dia terluka parah. Namun untungnya dia sedikit-sedikit masih bisa bernafas. Apa yang terjadi jika tadi Veera tak berkorban? Tentu saja Queen akan mati dengan keadaannya yang masih terjebak di bebatuan.

Queen menggeram penuh amarah. Beraninya Naomi melakukan hal ini pada Veera, sungguh tidak dapat di maafkan. Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Matanya berubah menjadi hitam sepenuhnya. Taringnya kian menajam. Rambutnya berubah menjadi hitam pekat.

BUGH!

Ia terlepas dari bebatuan yang mengurungnya. Matanya terus menatap tajam Naomi dan kedua temannya. Sepertinya akan ada pertarungan yang semakin sengit.

Disisi lain Nick, Ardolf, dan Fath menatap serius kejadian itu. Entah mengapa, seperti ada yang mengganjal di hati Ardolf dikala melihat Veera yang terkena serangan.

"Kau yakin ini tak berlebihan Nick?" tanya Ardolf ragu.

"Tentu saja tidak." Mata merah darahnya terus menatap serius ke arah Queen dan yang lainnya.

"Pertarungan sesungguhnya ... menurutku baru dimulai sekarang. Kekuatan iblisnya bangkit sempurna. Aku tidak menyangka hal ini." Nick tersenyum lalu menyeruput darah segar di gelas yang ia genggam.

"Atea ... kau obati Veera. Walaupun kau bukan healer tapi ... berusahalah untuk mengobatinya," ucap Queen dingin. Atea mengangguk lalu membawa Veera ke ujung pilar.

Queen mengepalkan tangannya lalu melesat menyerang Naomi, Sena, dan Lolita secara bergantian. Gara-gara mereka Veera terluka parah, Queen tidak mau kejadian Rez terulang kembali. Apakah semua orang yang ia sayangi akan berakhir mati? Meninggalkannya?

Lebih baik aku yang mati dari pada kalian yang mati. Aku tidak ingin kalian semua pergi meninggalku sendirian. Aku yang lebih pantas mati, bukan kalian.

Batinnya.

Semuanya terasa begitu cepat, padahal jika diingat-ingat ... ia baru beberapa bulan bersekolah di Fancy Academy. Perjalanannya belum selesai, perjalanannya masih panjang.

Akankah ia mengembalikan semua keadilan dan kebajikan? Ataukah hanya menambah kegelapan dan kehancuran?

Anak dewi? Semua itu tidak penting, ia berfikir bahwa dirinya tak pantas mendapatkan gelar itu. Menjaga teman-temannya saja tidak bisa, apalagi menjadi seorang putri dewi yang mempunyai berlipat tanggung jawab?

Kerja keras bagai kuda, berlatih sihir, mantra, elemen, dan ritual lainnya. Apakah semua itu belum cukup untuk mengembalikan kebajikan? Bersatu dengan kegelapan? Apakah bisa? Jika boleh ... kebajikan dan kegelapan bersatu menjadi sebuah keseimbangan di antara para Kingdom, malaikat, dan iblis.

Queen, dan generasi lainnya akan berusaha sekuat mungkin. Menyeimbangangkan semua itu.

***

Sudah lama ia menyerang Naomi, Sena, dan Lolita tanpa henti. Namun ... kapan berakhirnya pertarungan ini? Mereka sudah bertarung berapa jam lamanya? Peperangan itu akan segera terjadi tepat bulan purnama besok malam. Akankah sempat?

Princess Of The Moon GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang