13 - Azigi

15.4K 1.1K 13
                                    

Vote and coment ya, jangan lupa:*
Bonus !! Up 2 chapter sekaligus..
And

Happy Reading...

****

Mereka semua telah siap untuk melanjukan perjalanan mereka.

"Veera dan Ardolf kemarin tukeran kasur ya?" kekeh Atea.

Veera tersenyum malu, "Kemarin cuman minjem selimut kok! Cuman ketiduran di ranjang Ardolf." Veera berucap gugup.

"Dan aku terpaksa tidur di ranjang Veera," sambung Ardolf. "Baiklah!" Atea hanya bisa tertawa geli.

Seperti biasa Queen dan Nick sedang berdiskusi tentang perjalanan menuju kuil di rawa racun biru.

"Bukankah di sana banyak monster penyerap kekuatan elemen kita? Di sana ada monster yang bernama Azigi. Monster itu akan menyerap elemen yang kita gunakan untuk menyerang. Jadi kita harus bagaimana?" tanya Queen serius.

"Kita harus menggunakan senjata, panah, pedang, dan usahakan tidak menggunakan sihir atau elemen yang kita miliki. Jika tidak kita akan mati," sahut Nick tak kalah serius. Mereka pun menghampiri teman-teman mereka.

"Dengar dulu, kalian tahu tentang monster Azigi kan?" tanya Queen. Dan hanya Ardolf lah yang mengangguk.

"Oke aku akan menerangkannya, azigi adalah monster penghuni hutan Forester bagian selatan. Mereka adalah monster penyerap sihir dan elemen. Jadi jangan melawan mereka dengan sihir atau elemen yang kalian bisa! Salah satu cara membunuh mereka adalah dengan menggunakan senjata seperti, pedang, panah, trisula, dan sebaginya," jelas Nick panjang lebar.

Semuanya pun mengangguk. "Jadi siapkan senjata yang kalian punya," sambung Queen.

Veera dengan pedang Floresnya, Atea dengan trisula aheria, Fath dengan panah api hitamnya, Ardolf dengan pedang Geondnya, Queen dengan bola bulannya yang entah apa gunanya, dan Nick dengan pedang Xenophonnya.

"Kemarikan ransel kalian," ucap Queen. Queen memasukan ranselnya bersama ransel teman-temannya kedalam gulungan.

"Biar gak repot," kekeh Queen seraya tersenyum.

"Nick bikin strategi dulu," bisik Queen. Nick terbelak, bagaimana bisa ia sampai lupa dengan strategi?

"Oh iya soal strategi, Veera sebaiknya kau bersembunyi dibalik tumbuhan dan siapkan ramuan jikalau kami terluka." Veera pun mengangguk, seketika Pedang Floresnya menghilang.

"Fath, kau menyerang jarak jauh. Usahakan jangan jauh-jauh dari posisi Veera." Fath mengangguk.

"Atea kau penyerang dadakan, kau harus menggunakan tubuh transparan. Karena senjatamu sangat membantu." Atea mengangguk. Ia akan menggunakan ramuan transparan yang ia bawa.

"Ardolf, kau aku dan Queen akan menyerang jarak dekat." Queen terbelak. Padahal Queen belum tahu menahu tentang senjatanya yang berbentuk bola bulan ini. Nick benar-benar akan membunuhnya.

"Ayo berangkat!" mereka semua melanjutkan perjalanannya pagi-pagi.

Dalam perjalan ini mereka sempat terganggu dengan hawa dingin hutan ini. Tapi bagi Ardolf ini biasa saja.

"Ini saatnya," ucap Ardolf sembari menampakan seringaian. Ucapannya itu membuat pandangan teralihkan padanya.

"Ada apa?" tanya Queen.

"Ini terlalu lama!" Tiba-tiba taring tumbuh, perlahan-lahan tubuhnya mulai berubah. Dia berubah menjadi serigala putih. Atau biasa disebut white wolf.

Princess Of The Moon GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang