Hola!!! Ketemu lagi sama author yang absurd satu ini :v oke jangan lupa vote and coment kalian ya^^
Kabarnya bagaimana? Semoga baik ya amiin..
Yaudah gausah banyak bicara euh ngetik- jadi kita langsung saja mulai ceritanya..
Happy Reading...
***
Pagi-pagi sekali Queen dan kedua temannya sudah berada di dalam kelas. Mereka tak sempat sarapan karena terlalu antusias untuk mendapatkan senjata.
"Kira-kira aku dapat apa ya?" Queen berfikir keras.
"Mungkin kau akan mendapatkan panah dewa! Uhh aku menyukai panah itu, tapi kayaknya Nick juga bakal punya kesempatan untuk mendapatkan panah itu," ujar Atea seraya cemberut tak suka.
"Hmm, kita lihat saja nanti. Tapi aku menginginkan pedang Flores. Pedang beracun! Aku menyukainya! Sangat-sangat menyukainya!" Veera berucap senang.
"Hm aku.. tidak tahu, aku ingin sekali sih yang berbentuk tongkat gitu," ungkap Queen.
Bel masuk berbunyi, semua murid masuk kedalam kelasnya masing-masing. Mr. Atiza memasuki kelas.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Mr. Atiza.
"Pagi Mr. Atiza!" jawab semua murid. Mr. Atiza menatap semua mata yang mengarah kepada dirinya.
"Sepertinya kalian sudah tak sabar kan? Oke, ikuti saya!" seru Mr. Atiza kepada semua muridnya. Mereka semua mengikuti Mr. Atiza. Selang beberapa menit, mereka sampai di depan pintu emas yang sangat besar. Terlihat Mr. Atiza merapalkan mantra, mulutnya terus berkomat-kamit. Perlahan-lahan, pintu emas besar itu terbuka.
"Mari masuk," titah Mr. Atiza. Mereka segera mengikuti Mr. Atiza kedalam ruangan itu dan sampailah mereka di depan lorong-lorong penuh senjata.
"Baiklah, sihlakan cari senjata kalian. Lalu nanti saya akan mengetesnya!" teriak Mr. Atiza dan semua murid hanya mengangguk. Mereka berpencar ke berbagai lorong. Queen pergi ke lorong ke enam, hanya sendirian tentunya. Ia terus berjalan lebih dalam. Semakin dalam ia memasuki lorong, semakin kuat pula aura kekuatannya.
Queen terus berjalan, hingga akhirnya ia sampai di ujung lorong. Sesuatu bersinar di sana. Cahaya itu ada tiga, nampak berputar-putar mengelilingi Queen. Dan cahaya itu pun masuk kedalam tubuh Queen.
"Mungkin yang tadi itu senjata ya?" tanya Queen pada dirinya sendiri.
Queen pun kembali ketempat Mr. Atiza menggunakan teleportasi.
***
"Apa semuanya sudah selesai?" tanya Mr. Atiza. Semuanya hanya mengangguk sebagai tanggapan. Mereka semua kembali menuju kelasnya.
"Bagaimana? Senang bukan? Saya akan memilih beberapa siswa untuk menunjukan senjatanya. Yang di panggil harap maju. Delano , Ardolf , Fath, Nick, Veera, Atea, dan Queen!" Mr. Atiza berteriak kencang. Mereka semua maju kedepan.
"Delano tunjukan," titahnya dan Delano mengangguk, ia merapalkan sebuah mantra dan tiba-tiba satu cahaya muncul didepannya. Sebuah panah es legendaris dan panah aheria legendaris, itulah senjatanya. Semua orang hanya terbelalak kaget melihat hal tersebut. Mr. Atiza nampaknya tersenyum senang.
"Oke, sekarang Veera!" Veera mengangguk senang. Ia merapalkan mantra dengan sangat teliti. Satu cahaya hijau terang muncul di depannya. Itu pedang yang diinginkannya. Ya, Pedang Flores. Semua murid pun nampak ngeri melihat pedang beracun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Of The Moon Goddes
FantasyLulus tes masuk Fancy Academy membuat Queen harus meninggalkan keluarganya dan pergi bersekolah disana dengan kedua temannya. Mempelajari berbagai sihir, hingga akhirnya dia menemukan jati dirinya yang membuat semua orang terkejut. Ya, jati diri seb...