15 - Kekuatan tersembunyi Veera

14.2K 1K 34
                                    

16 - Kekuatan tersembunyi Veera

Happy Reading...

"Saatnya dimulai..." gumam Queen.

.

.

.

Queen menerjang para musuh dengan pedangnya. Atea dengan lihainya memakai trisulanya itu dengan baik. Veera hanya bisa terdiam dibalik pohon.

"Aku takut." Tubuhnya merosok ke bawah, ia memeluk dirinya sendiri. "KALIAN HARUS DIHUKUM MATI!!!" teriak panglima Virgin yang terjebak di sel air buatan Atea. Veera masih saja terdian diselimuti rasa ketakutannya.

"Hiaaa!" teriak Queen  bersemangat, ia mengayunkan pedangnya kearah lengan prajurit daun itu sehingga menyebabkan banyak luka goresan di tubuh prajurit daun yang Queen serang.

"Akhh!" Atea memekik kesakitan disaat perutnya tergores pedang beracun milik salah satu prajurit daun. Mereka berdua juga kewalahan dengan panah flores yang para elf tembakan.

"Kasian mereka .... " lirih Veera menatap iba teman-temannya.

Queen terus menghalang semua serangan, namun prajurit ini terlalu banyak. Muncul dari berbagai arah, ditambah dengan para werewolf yang mulai berdatangan.

Tiba-tiba sebuah pedang menusuk perut Queen, Queen terjatuh bersimbah darah. Mata Queen berlinang air mata. "Secepat ini?" gumamnya dengan nada yang lirih.

Disisi lain, para pria menatap serius Queen yang tak sengaja tertusuk pedang. Mulut Queen berkali-kali membatukkan darah. Sedangkan Atea, dia sudah tak tahan dengan racun yang terus menyebar.

"Bagaimana ini?" tanya Fath kepada Nick dan Ardolf.

"Kita ... " Nick menggantungkan kalimatnya. "Diam saja disini," lanjutnya dengan nada yang serius.

Queen masih terkapar lemah di sana, dengan Atea yang terus melindungi Queen. Dan sialnya topeng mereka telah terbelah oleh pedang prajurit daun itu. Para werewolf terus menerkam dan ditangkis oleh pelindung air Atea yang membuat para werewolf itu terpental jauh.

Atea sudah tak kuat lagi, ia terjatuh. Seorang Werewolf menerkam dan menggigit leher Atea. Nafas Atea tersenggal saat werewolf itu mundur perlahan.

"Akh!" Atea hampir menangis. Tapi ia tak boleh selemah ini. Ia bangkit dengan tubuh bersimbah darah, Queen dengan perlahan hampir hilang kesadaran dan ia mencoba untuk bangun sembari memegang perutnya yang terkena tusukan.

"PENGECUT! BERANINYA KEROYOKAN!" teriak Queen, namun suara itu sangat menakutkan.

Petir menggelegar. Queen tak menyadari bahwa ada Werewolf dibelakangnya begitupun Atea yang tak menyadari bahwa ada elf yang siap membidik. Para peri hutan mulai berdatangan dan mengobati para prajurit yang terluka.

"ERRR!" Werewolf itu mengeram, Werewolf itu menerkam Queen bersamaan dengan panah beracun yang di tembakan ke ulu hati Atea.

"AKHHH!" pekik Queen dan Atea kesakitan.

"TIDAKKK!" teriak Veera. Seketika pandangannya memudar...

***

"Aku dimana?" Veera berdiri di tempat yang gelap. Tiba-tiba mendadak ruangan serba gelap ini menjadi putih.

"Hai," Seorang wanita dengan rambut yang sangat panjang mendekati Veera. "SIAPA KAU?! DAN DIMANA AKU?!!" teriak Veera histeris, mengingat teman-temannya yang terluka hatinya terasa tersayat.

"Aku Scarlett, penjaga mu." Veera mengerjap beberapa kali. "Penjaga?" beo Veera.

"Ya, ini saatnya segelmu dibuka untuk selamanya." Veera menyergit kebingungan.

"Ada apa ini sebenarnya?!" ketus Veera.

"Kau Veera, kau adalah putri dari dewi Hera."

***

"SIALAN KALIANNN!" teriak Veera dengan mata hijau terang. Seketika semua prajurit, Elf, dan para peri hutan tak sadarkan diri, namun tak mati. Veera, penampilannya begitu berbeda simbol serigala di dahinya dan jangan lupakan rambutnya yang berubah menjadi warna cokelat sebahu. Para pria mendadak berdatangan ke arah Veera yang sedang menangis melihat kedua temannya yang sekarat. Untungnya Atea masih membuka matanya. Tapi Queen...

"Queen ... hiks ... " Veera mengusap rambut Queen. Tumbuhan di sekitar mendadak layu.

"Queen ... " Nick, Ardolf, dan Fath diam membisu melihat tubuh Queen yang terkapar.

"Gimana kalo Alva tau kakaknya dengan kondisi kayak gini!" teriak Veera frustasi. Atea menghampiri Veera dengan bantuan Fath.

Kondisi Queen masih lemah, tapi tadi Queen memaksakan bertarung untuk melindungi Veera.

"Queen ... " lirih Atea.

***

Mereka semua telah tiba di desa Fire Blow dengan Queen di gendongan Nick. Kota dengan penuh teknologi ini sangat besar dan hebat. Untung saja waktu itu mereka tepat waktu ke hutan Floresteel bagian barat.

"Inti kritalnya dimana?" tanya Ardolf. "Istana." Jawab Nick singkat.

"Kalau begitu, itu sangat mudah. Mari kita ke istana ayahku." Mereka pun berjalan menuju istana milik Ardolf.

Mereka pergi menuju istana, sepanjang jalan Veera menepuk-nepuk lengan Ardolf seraya menanyakan "Kenapa kaum Vampire ganteng-ganteng?"

Sedangkan Atea hanya sibuk membaca buku tebalnya dan sesekali ia hampir menabrak orang lain kalau saja tidak ditarik oleh Fath. "Kalo jalan jangan sambil baca, kalo ketabrak truk iblis dan kamu mati terlempar kena tusuk ranting pohon gimana?" Ebuset kejam banget dah itu kata-kata. "Gapapa yang penting buku kesayangan udah aku baca!" Beginilah Atea ketika sudah menyangkut buku.

Berbeda dengan satu gadis yang selalu diam di gendongan Nick. Bukan karena bisu ataupun lumpuh. Namun nafasnya sudah tidak keluar. Matanya tidak bisa melihat indahnya dunia lagi. Karena memang takdir tidak pernah bisa diubah. Jika mati ya mati dan jika hidup ya hidup.

-¤-

Part terpendek wkwkwkwk

Spam next buat chapter berikutnya.

Jaga selalu kesehatannya ya!

Salam hangat Alyssa.

Princess Of The Moon GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang