34 - King Soccoro

14.7K 1.1K 543
                                    

Happy Reading ...

***

"Nah, rajanya datang .... "

Mereka menatap Rez dengan pandangan takut-takut. Tiba-tiba tanah mulai bergetar hebat. Pohon-pohon pun sama dan itu menyebabkan banyak daun berguguran. Mereka berenam kini tangah siap dengan posisi bertarung masing-masing.

Bersiap menghadapi apapun itu.

Semak-semak di depan mereka perlahan mulai terbuka lebar, menampakan monster berbentuk sotong jumbo dilengkapi dengan 3 mata. ItulahThe King Soccoro.

"Bersiap! Usahakan serang mata tengahnya!" Rez memberi yang lainnya aba-aba. Yang lainnya mengangguk sebagai tanggapan. Soccoro itu menembakan beberapa tembakan sihir.

Astaga! Kenapa para monster bisa menggunakan sihir dan sedangkan kami tidak bisa walaupun itu hanya secuil?!

Queen membatin kesal.

Soccoro itu menembakan beberapa ledakan sihir dan dapat dihindari oleh Queen bersama yang lainnya. Queen menebas soccoro itu dari berbagai arah dengan cepat. Rez terus menerus menembakan surikennya. Atea terus berlari, membuat dirinya sendiri sebagai umpan. Delano dengan senjatanya terus menyerang bertubi-tubi dari sisi kiri. Sedangkan Veera dan Villia sedang melakukan kolaborasi serangan untuk melemahkan sisi kanan.

Mereka berjuang begitu keras. Soccoro saja sudah susah apalagi dengan monster kelas tinggi lainnya.

"Hiaaa!!" Queen menusuk tepat di pupil mata Raja Soccoro itu. Sontak hal itu membuat sang monster mengerang kesakitan. Rez dengan sekali serangan menembakan suriken yang tepat menusuk mata Raja Soccoro. Tak puas dengan itu, Delano berlari sekuat mungkin dan menusukan pedangnya sedalam-dalamnya. Dan pada detik itu pula sang Soccoro memekik.

"NGUUIIKKK!"

BLUSH!

Soccoro itu berubah menjadi abu berwarna pink. Delano mengatur nafasnya yang memburu. Queen mengehela nafas lega karena mereka dapat berkerjasama dengan baik dan lancar.

"Yeah! Mari lanjutkan perjalanan. Sudah jam empat pagi nih!" seru Delano yang sudah mulai membaik.

"Ah! Staminamu sangat banyak pangeran!" puji Atea kagum. Delano menoleh lalu menampakan cengiran khasnya.

"Panggil nama saja, tidak usah pake pangeran segala," kekeh Delano. Atea mengangguk lalu berlari menghampiri Queen yang sedang duduk meluruskan kakinya.

"Pegal ya Queen?" tanya Atea. Queen mendelik kesal sebagai tanggapan.

"Yaiyalah! Udah tau pake nanya," gerutu Queen kesal. Atea nyegir lalu mengulurkan tangannya dan Queen pun menggapai tangan Atea untuk membantu dirinya berdiri.

"Ayo berangkat!" seru Veera semangat. Mereka mengangguk lalu kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Sepanjang jalan hanya diiringi dengan senandungan indah Veera dan candaan dari Delano. Mereka semua nampak sangat akrab. Queen dan Atea sendari tadi hanya membahas tentang sejarah, sedangkan Rez dan Vilia ikut bercanda bersama Delano dan Veera.

"Ya begitulah diriku semasa kecil. Tapi hal itu membuatku merindukan beliau," ujar Delano tersenyum sedih.

"Ya aku juga merindukan mendiang ayahku. Dulu dia selalu mengajariku membuat ramuan penyembuh," sahut Vilia.

Princess Of The Moon GoddesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang